7 Desain Taman agar Tidak Jadi Tempat Persembunyian Ular, Antisipasi saat Musim Hujan

1 month ago 34

Liputan6.com, Jakarta Musim hujan kerap memicu munculnya hewan liar seperti ular yang mencari tempat berlindung. Taman rumah, apalagi yang lebat dan tak terawat, kerap menjadi lokasi persembunyian ideal bagi hewan melata ini. Untuk itu, penting membuat rancang desain taman yang tidak disukai hewan-hewan sejenis.

Banyak kasus ular masuk rumah berawal dari area taman yang lembap dan bersemak, terutama saat curah hujan tinggi. Kondisi ini bisa dicegah melalui pemilihan desain taman yang memperhitungkan sirkulasi udara, akses cahaya, serta penataan unsur tanaman dan batuan. Desain yang tepat bukan hanya menjaga estetika, tapi juga meningkatkan keamanan penghuni rumah. Berikut 7 desain taman yang dapat mencegahnya jadi tempat persembunyian ular versi Liputan6.com yang bisa Anda adaptasi.

1. Semak Rapat dan Rumput Tinggi Menjadi Sarang Ideal, Pangkas Secara Berkala

Semak yang rimbun dan rumput tinggi menciptakan tempat lembap yang ideal untuk ular bersembunyi dan bertelur. Saat musim hujan, kelembapan meningkat dan membuat area semacam ini lebih menarik bagi mereka. Maka, penting melakukan pemangkasan secara rutin, terutama di area yang jarang terjamah.

Selain memangkas secara berkala, desain taman sebaiknya menghindari penanaman semak dalam barisan padat tanpa sela. Beri jarak antar tanaman atau gunakan tanaman hias yang tumbuh tegak dan tidak melebar seperti lili paris atau sansiviera. Jenis ini tetap memperindah taman tanpa memberi ruang persembunyian untuk ular.

Pemilik rumah disarankan membuat jadwal pemangkasan rutin, misalnya setiap dua minggu saat musim hujan tiba. Dengan begitu, taman tetap terjaga estetikanya dan jauh dari potensi menjadi sarang hewan liar.

2. Tumpukan Batu dan Kayu Kering Menyimpan Lembap, Pindahkan ke Tempat Tertutup

Elemen hardscape seperti batu dan kayu sering dijadikan elemen dekoratif taman, tapi jika dibiarkan menumpuk dalam kondisi lembap, akan menjadi tempat ideal bagi ular bersembunyi. Terlebih bila batu tidak tersusun rapi atau kayu bekas dibiarkan begitu saja tanpa fungsi jelas.

Untuk mengatasinya, desain taman perlu meminimalkan elemen-elemen mati yang tidak dirawat. Jika tetap ingin menggunakan batu taman, susun secara rapi dan tidak meninggalkan rongga besar di antaranya. Sementara kayu atau log taman sebaiknya diberi pelapis anti lembap dan ditempatkan di bawah terik matahari.

Alternatifnya, gunakan material buatan seperti pot semen, keramik atau batu bata ekspos sebagai elemen dekoratif yang lebih mudah dirawat dan tidak disukai ular. Prinsipnya adalah tidak memberi celah tersembunyi bagi hewan liar berlindung.

3. Genangan Air Menjadi Magnet Hewan Perenang, Pastikan Sistem Drainase Efisien

Saat musim hujan tiba, taman sering kali berubah menjadi area tergenang karena sistem drainase yang buruk. Genangan air bukan hanya sarang nyamuk, tapi juga menarik bagi ular jenis air seperti ular sawah atau ular air polos.

Maka dari itu, sistem drainase dalam desain taman harus menjadi prioritas. Gunakan pipa saluran air yang tertanam di bawah tanah atau kemiringan permukaan tanah yang mengalirkan air secara alami ke selokan. Tanam rumput berakar kuat seperti rumput gajah mini yang dapat membantu menyerap air dengan cepat.

Jika terdapat kolam ikan atau air mancur, pastikan perawatan rutin dilakukan agar air tidak tergenang dalam kondisi kotor. Tambahkan sistem filter dan aerator agar air tetap bersih dan tidak menjadi habitat makhluk tak diundang.

4. Pot Tanaman Tak Berlubang Menyimpan Air, Ubah Menjadi Wadah Anti Lembap

Pot tanaman yang tidak memiliki lubang pembuangan air rentan menyimpan air hujan yang tertampung. Air tersebut menciptakan kelembapan tinggi yang menjadi daya tarik bagi serangga, dan otomatis mengundang hewan pemangsanya seperti ular.

Solusinya adalah memilih pot dengan lubang drainase di bagian bawah dan menghindari penggunaan wadah pot dari bahan plastik tertutup. Jika menggunakan pot dekoratif, lapisi bagian bawah dengan kerikil besar dan lubangi secara menyilang agar air tetap keluar.

Tambahan penting lainnya adalah menempatkan pot di atas permukaan berpori seperti paving block atau lantai taman berkerikil, yang membantu air menyerap ke dalam tanah lebih cepat. Hindari peletakan pot di sudut taman yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung.

5. Penerangan Minim Ciptakan Area Gelap, Tambahkan Solar Lamp di Titik Strategis

Pencahayaan malam hari yang minim membuat ular merasa lebih nyaman masuk ke area taman karena merasa tidak terganggu. Area gelap ini bahkan tidak disadari keberadaannya oleh penghuni rumah hingga ular muncul.

Untuk itu, pasang pencahayaan taman dengan sistem otomatis seperti solar lamp yang menyala saat malam hari tiba. Pilih lampu LED dengan sensor gerak yang menyala saat ada pergerakan di sekitarnya untuk menambah efek kejut dan membuat hewan liar enggan mendekat.

Tempatkan lampu di area titik buta seperti dekat pagar belakang, sudut semak, atau sisi bawah tangga taman. Selain meningkatkan keamanan, pencahayaan ini juga memperindah taman saat malam hari secara efisien tanpa konsumsi listrik tinggi.

6. Tanaman Menjalar Buat Ular Tak Terlihat, Ganti dengan Vertikal Garden Rapi

Tanaman menjalar seperti sirih gading, dolar rambat, atau morning glory memang cantik, namun tumbuh liar dan menutup permukaan dinding, pot, atau pagar. Ini menyulitkan visualisasi dan dapat menyembunyikan ular di balik daunnya.

Alternatifnya, gunakan sistem taman vertikal (vertical garden) yang disusun secara rapi dengan pot individual. Susunan ini membuat perawatan lebih mudah dan area di balik tanaman tetap terlihat. Tanaman seperti paku tanduk rusa, pakis boston, atau sukulen lebih cocok untuk model ini.

Desain taman vertikal selain menghemat tempat juga meningkatkan kontrol visual terhadap semua sisi dinding taman. Dengan cara ini, tidak ada ruang liar yang tak terpantau dan risiko kehadiran ular bisa diminimalkan secara drastis.

7. Tanah Tak Dipadatkan Jadi Tempat Galian Ular, Tambahkan Lapisan Kerikil Kasar

Tanah yang gembur dan tidak dipadatkan cenderung memudahkan ular untuk menggali dan bersembunyi di bawah permukaan. Hal ini diperburuk saat tanah terus menerus lembap akibat hujan yang tidak terserap optimal.

Untuk menghindarinya, lapisi permukaan tanah taman dengan kerikil kasar, batu split, atau paving yang berjarak. Kombinasi ini membuat tanah lebih padat, tidak mudah digali, dan tetap menyerap air. Gunakan rumput sintetis sebagai pelapis tambahan untuk area bermain anak.

Pemadatan tanah bisa dilakukan menggunakan alat stamper manual atau mengundang tukang taman untuk merapikan permukaan. Langkah ini sangat penting terutama untuk taman belakang atau taman samping rumah yang jarang diawasi.

5 Pertanyaan dan Jawaban Seputar Taman dan Ular (People Also Ask)

1. Mengapa ular suka datang ke taman rumah saat musim hujan?

Karena taman lembap dan menyediakan tempat berlindung serta sumber makanan seperti katak dan serangga.

2. Apakah tanaman tertentu bisa menarik ular?

Tanaman rimbun, semak rendah, dan tanaman menjalar bisa menyediakan tempat persembunyian bagi ular.

3. Bagaimana cara mengetahui ada ular di taman?

Ciri-cirinya bisa berupa jejak di tanah, kulit ular yang berganti, atau suara desisan dari semak-semak.

4. Apakah menggunakan kapur barus bisa mengusir ular dari taman?

Kapur barus hanya memberi efek sementara. Pencegahan desain taman yang tepat lebih efektif jangka panjang.

5. Seberapa sering taman harus dirawat agar tidak jadi sarang ular?

Sebaiknya dilakukan minimal dua minggu sekali saat musim hujan, termasuk pemangkasan dan pembersihan.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|