7 Tanda Tanda Mau Melahirkan Menurut Medis, Ini Bedanya dengan Kontraksi Palsu

1 month ago 24

Liputan6.com, Jakarta Menjelang persalinan, tubuh ibu hamil akan memberikan berbagai sinyal yang mengindikasikan waktu kelahiran semakin dekat. Mengenali tanda tanda mau melahirkan ini sangat penting agar calon ibu dan keluarga dapat mempersiapkan diri dengan baik. Pemahaman ini membantu ibu merasa lebih siap dan tenang menghadapi proses kelahiran.

Persalinan adalah proses alami yang ditandai dengan beberapa perubahan pada tubuh ibu hamil. Mulai dari kontraksi teratur hingga pecah ketuban bisa menjadi sinyal bahwa waktu melahirkan sudah dekat.

Menurut Cleveland Clinic, mengenali tanda tanda mau melahirkan membantu ibu dan keluarga untuk mempersiapkan mental, perlengkapan, dan proses menuju rumah sakit dengan lebih tenang. Berikut Liputan6.com ulas selengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (17/7/2025).

Tanda-Tanda Mau Melahirkan Menurut Medis  

Tanda-tanda mau melahirkan adalah serangkaian perubahan fisik dan hormonal yang menunjukkan tubuh ibu siap untuk proses persalinan. Ini biasanya terjadi pada usia kehamilan 37 minggu ke atas.

Dilansir dari Mayo Clinic, tanda-tanda ini termasuk kontraksi teratur, pembukaan serviks, keluarnya lendir bercampur darah, hingga pecah ketuban yang menandakan proses persalinan sudah dekat. Mengenali tanda-tanda ini akan membantu ibu mengambil tindakan tepat dan segera menuju fasilitas kesehatan.

Berikut tanda tanda mau melahirkan menurut medis yang perlu diketahui:

1. Kontraksi Teratur dan Makin Kuat

Kontraksi akan terasa teratur, semakin kuat, dan tidak hilang meskipun ibu beristirahat. Dilansir dari jurnal Dimaslia oleh Azizah & Rosidah (2019), kontraksi ini datang setiap 3–5 menit, berlangsung 45–90 detik, serta menjalar dari punggung ke perut.

2. Pembukaan dan Penipisan Serviks

 Leher rahim mulai memendek (effacement) dan membuka hingga 10 cm menjelang persalinan. Informasi dari Mayo Clinic menjelaskan fase laten (0–6 cm) dan fase aktif (6–10 cm) akan dipantau untuk menentukan kesiapan ibu melahirkan.

3. Keluarnya Lendir Bercampur Darah (Bloody Show) 

Terjadi saat sumbat lendir pada serviks terlepas, biasanya bercampur darah. Ini bisa muncul beberapa jam atau hari sebelum persalinan.

4. Pecah Ketuban

Air ketuban keluar mendadak atau perlahan, biasanya bening dan tidak berbau. Bila ketuban pecah, bayi perlu segera dilahirkan dalam 24 jam untuk menghindari infeksi.

5. Bayi Turun ke Panggul (Lightening) 

Kepala bayi mulai turun ke panggul, membuat napas ibu lebih lega namun meningkatkan frekuensi buang air kecil. Kondisi ini biasanya terjadi pada kehamilan pertama menjelang persalinan.

6. Perubahan Emosi dan Energi 

Ibu mengalami kecemasan, mudah marah, hingga dorongan nesting instinct. Perubahan ini dipicu lonjakan hormon menjelang melahirkan.

7. Nyeri Punggung dan Kram Seperti Menstruasi 

Nyeri tidak hilang meski berganti posisi, berbeda dengan nyeri otot biasa. Ini disebabkan posisi kepala bayi menekan saraf panggul ibu.

Apa Itu Kontraksi Palsu dan Penjelasannya

Kontraksi palsu (Braxton Hicks) adalah kontraksi rahim yang tidak menyebabkan pembukaan serviks dan bukan tanda persalinan sebenarnya. Kontraksi ini biasanya tidak teratur dan hilang dengan istirahat.

Menurut Indonesian Journal on Health Science and Medicine (IJHSM), Braxton Hicks memiliki intensitas ringan (5–25 mmHg) dan muncul secara sporadis setiap 10–20 menit. Ibu perlu memahami perbedaan kontraksi palsu dengan kontraksi asli agar tidak panik dan tahu kapan harus ke fasilitas kesehatan.

Kontraksi palsu adalah kontraksi rahim yang tidak menandakan awal persalinan, meskipun bisa membuat ibu hamil merasa khawatir. Menurut Novita Dwi Lestari dalam penelitiannya di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (2020), kontraksi palsu adalah kontraksi yang membuat perut terasa kencang, terjadi secara tiba-tiba, tidak berirama, dan hilang dengan sendirinya. 

Kontraksi ini tidak menyebabkan nyeri dan tidak berlangsung lama. Dilansir dari jurnal Indonesian Journal on Health Science and Medicine (IJHSM) yang diterbitkan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (2024), kontraksi palsu pertama kali dikenalkan oleh seorang dokter Inggris bernama John Braxton Hicks pada tahun 1872. Kontraksi ini memiliki intensitas tekanan ringan (sekitar 5–25 mmHg), muncul secara sporadis setiap 10–20 menit, dan tidak menyebabkan pembukaan serviks.

Penyebab Kontraksi Palsu

Kontraksi palsu sebenarnya adalah mekanisme alami tubuh yang mempersiapkan rahim untuk menghadapi persalinan yang sesungguhnya. Menurut Novita Dwi Lestari, kontraksi palsu bisa terjadi karena peregangan otot-otot rahim, serta peningkatan aktivitas senyawa kimia seperti actomyosin dalam otot rahim yang memicu gerakan kontrak.

Dilansir dari situs Morula IVF Indonesia, faktor pemicu kontraksi palsu bisa meliputi keadaan dehidrasi, kandung kemih penuh, aktivitas fisik yang berlebihan, dan gerakan aktif dari janin. Menurut Alodokter, kontraksi palsu juga bisa muncul jika ibu mengalami stres, kurang tidur, atau terlalu lama berdiri.

Ciri-ciri Kontraksi Palsu

Agar tidak keliru membedakan antara kontraksi palsu dan kontraksi persalinan, penting memahami perbedaan ciri-cirinya. Kontraksi palsu memiliki pola tidak teratur, intensitas ringan yang tidak semakin kuat, durasi pendek (sekitar 30 detik–2 menit), umumnya tidak nyeri, dan mereda saat beristirahat atau mengubah posisi.

Berbeda dengan kontraksi persalinan nyata yang teratur, semakin kuat, durasi semakin lama, nyeri kuat, dan tidak mereda meski ibu mengubah posisi. Menurut Fitriani (2013), kontraksi palsu sering terjadi pada trimester ketiga dan tidak menyebabkan kemajuan proses persalinan seperti pembukaan leher rahim.

Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Trimester Tiga

Sebelum trimester tiga, ibu perlu mempersiapkan diri menghadapi persalinan dengan:

1. Melakukan Pemeriksaan Kehamilan Rutin

 Dilansir dari buku Antenatal Care: Routine Care for the Healthy Pregnant Woman, pemeriksaan dilakukan setiap minggu menjelang persalinan. 

Semakin mendekati waktu persalinan, pemeriksaan sebaiknya lebih sering. Dilansir dari buku Antenatal Care: Routine Care for the Healthy Pregnant Woman oleh National Collaborating Centre for Women's and Children's Health (2008), jadwal yang disarankan adalah setiap 4 minggu sekali hingga usia kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, dan setiap minggu hingga hari persalinan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi dini komplikasi.

2. Menjalani Pemeriksaan Laboratorium Tambahan 

Termasuk skrining GBS pada minggu ke-35–37. Informasi dari American Academy of Family Physicians menekankan pemeriksaan ini untuk mencegah infeksi pada bayi. pemeriksaan ini dilakukan pada usia kehamilan 35–37 minggu untuk mencegah penularan infeksi bakteri ini kepada bayi saat proses persalinan. Jika hasilnya positif, ibu akan diberikan antibiotik saat persalinan. Selain itu, skrining ulang untuk HIV, hepatitis B/C, sifilis, dan herpes juga disarankan terutama bagi ibu yang memiliki faktor risiko tinggi.

3. Menjaga Pola Makan dan Konsumsi Suplemen

Dilansir dari buku Nutrition During Pregnancy oleh National Academy of Sciences (1990), kebutuhan kalori ibu hamil di trimester ketiga meningkat sekitar 300 kalori per hari dibanding sebelum hamil. Ibu hamil perlu memperhatikan asupan zat besi, kalsium, asam folat, dan Omega-3.

4. Melakukan Aktivitas Fisik Ringan 

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), olahraga ringan 150 menit per minggu bermanfaat mempersiapkan tubuh menghadapi persalinan. Latihan seperti squat, peregangan otot panggul, dan yoga prenatal juga bermanfaat untuk memperkuat otot tubuh yang digunakan saat persalinan dan membantu posisi janin yang optimal. Olahraga juga membantu menjaga suasana hati dan kualitas tidur ibu.

5. Menjaga Kesehatan Mental dan Emosi 

Menurut jurnal Perinatal Depression: Recommendations for Screening and Intervention (American College of Obstetricians and Gynecologists, 2018),  ibu hamil perlu diberikan edukasi tentang risiko gangguan suasana hati seperti kecemasan dan depresi. Kegiatan seperti meditasi, relaksasi, komunikasi dengan pasangan, atau mengikuti kelas prenatal bisa membantu ibu merasa lebih tenang dan siap menghadapi persalinan serta masa nifas.

Kapan Harus Segera ke Rumah Sakit atau Bidan?

Meskipun banyak tanda persalinan yang bisa diamati di rumah, ada beberapa kondisi yang mengharuskan ibu hamil untuk segera mencari pertolongan medis. Mengenali situasi darurat ini sangat penting untuk keselamatan ibu dan bayi.

Segera hubungi dokter atau bidan jika Anda mengalami hal-hal berikut:

  • Pecahnya ketuban, terlepas dari adanya kontraksi atau tidak. Ini bisa berupa aliran deras atau rembesan.
  • Perdarahan vagina yang banyak, terutama jika lebih dari sekadar bercak atau lendir bercampur darah.
  • Kontraksi yang teratur dan kuat, terutama jika disertai dengan nyeri yang hebat dan frekuensinya semakin sering.
  • Mengalami penurunan gerakan janin yang signifikan atau janin tidak bergerak sama sekali.
  • Merasa ada sesuatu yang tidak beres atau memiliki kekhawatiran yang serius tentang kondisi Anda atau bayi.

Penting untuk diingat bahwa setiap kehamilan berbeda. Beberapa ibu mungkin mengalami semua tanda-tanda ini, sementara yang lain mungkin hanya mengalami beberapa atau bahkan tidak sama sekali. Yang terpenting adalah tetap terhubung dengan dokter atau bidan Anda dan melaporkan setiap perubahan yang Anda alami. Persiapan yang matang dan dukungan dari keluarga sangat penting untuk menghadapi proses persalinan dengan tenang dan nyaman.

Sumber: 

  • Cleveland Clinic
  • Indonesian Journal on Health Science and Medicine (IJHSM)
  • Laman resmi Morula IVF Indonesia
  • Buku Antenatal Care: Routine Care for the Healthy Pregnant Woman
  • Laman resmi American Academy of Family Physicians
  • buku Nutrition During Pregnancy oleh National Academy of Sciences (1990)
  • American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG)
  • jurnal Perinatal Depression: Recommendations for Screening and Intervention (American College of Obstetricians and Gynecologists, 2018)

FAQ (Tanya Jawab Seputar Tanda Tanda Mau Melahirkan)

1. Apakah kontraksi palsu termasuk tanda mau melahirkan? 

Tidak, kontraksi palsu hanya mempersiapkan rahim, bukan tanda persalinan sebenarnya.

2. Kapan harus ke rumah sakit saat kontraksi? 

Jika kontraksi teratur setiap 5 menit selama 1 jam dan makin kuat, segera ke rumah sakit.

3. Apakah pecah ketuban selalu disertai kontraksi? 

Tidak selalu, namun jika ketuban pecah, ibu perlu segera ke rumah sakit.

4. Apakah keluarnya lendir darah pasti tanda mau melahirkan? 

Ya, ini biasanya terjadi beberapa jam atau hari sebelum persalinan.

5. Apakah bayi turun ke panggul tanda mau melahirkan? 

Ya, terutama pada kehamilan pertama, ini terjadi menjelang persalinan.

6. Apakah semua ibu hamil mengalami tanda-tanda ini? 

Tanda-tanda bisa bervariasi, namun kontraksi teratur biasanya menjadi tanda pasti.

7. Apa yang harus dilakukan jika belum mengalami tanda-tanda ini hingga HPL? 

Segera konsultasikan dengan dokter atau bidan untuk pemantauan kondisi ibu dan janin.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|