Beda Beras Premium dan Biasa yang Dijual di Pasaran, Ini 5 Ciri yang Sering Terabaikan

1 month ago 25

Liputan6.com, Jakarta Konsumen kerap tak menyadari perbedaan penting antara beras premium dan beras biasa yang dijual bebas di pasaran. Padahal, keduanya memiliki perbedaan signifikan yang memengaruhi kualitas nasi yang dihasilkan. Dari segi warna, bentuk hingga aroma, beras premium menawarkan keunggulan tersendiri yang layak dikenali sejak awal. Sedangkan beras biasa atau dengan kualitas di bawahnya, biasanya cukup terlihat mencolok dan memiliki rasa matang yang kurang enak.

Namun nyatanya, perbedaan ini seringkali terabaikan karena tampilan beras yang sekilas mirip di mata awam. Banyak pembeli membeli hanya berdasarkan harga, tanpa memeriksa ciri fisik dan mutu beras. Hal ini bisa berdampak pada hasil nasi yang kurang pulen atau cepat basi.

Agar tak lagi tertipu penampilan luar, penting memahami 5 perbedaan utama antara beras premium dan beras biasa. Simak informasinya dirangkum Liputan6, Rabu (16/7), agar Anda tidak merasa tertipu dan bisa menikmati cita rasa nasi yang sesuai di lidah.

1. Tingkat Sosoh 100 Persen: Beras Premium Lebih Bebas dari Kulit Ari

Dikutip dari laman Perumda Pergudangan dan Aneka Usaha Pedaringan Kota Surakarta, Jawa Tengah, terdapat perbedaan paling awal dari beras premium dan biasa. Biasanya, ini tampak dari proses pengolahan beras yang disebut derajat sosoh, di mana beras premium telah mengalami proses penyosohan hingga tingkat 100 persen.

Artinya, kulit ari yang menempel di permukaan butiran beras telah dibersihkan secara menyeluruh sehingga tampak lebih putih dan bersih. Hal ini membuat beras terlihat lebih cerah dan higienis, serta cenderung menghasilkan nasi yang lebih pulen saat dimasak.

Sebaliknya, beras biasa atau beras medium umumnya memiliki tingkat sosoh sekitar 85–90 persen. Masih ada sisa kulit ari yang melekat, sehingga warna beras cenderung agak kusam. Sisa kulit ini juga dapat memengaruhi daya tahan beras saat disimpan, membuatnya lebih mudah diserang kutu atau jamur jika tidak disimpan dengan baik.

Dengan demikian, tingkat sosoh yang lebih tinggi menjadi indikator utama kualitas beras. Konsumen yang mengutamakan kebersihan dan hasil masakan terbaik sebaiknya mulai memperhatikan derajat sosoh saat membeli beras di pasar atau supermarket.

2. Kadar Air Rendah: Beras Premium Lebih Pulen dan Tahan Lama

Kemudian, kadar air juga menjadi pembeda yang signifikan antara beras premium dan biasa. Beras premium memiliki kadar air lebih rendah, biasanya di bawah 14 persen. Hal ini menjadikan tekstur nasi yang dihasilkan lebih pulen, tidak mudah basi, dan cocok untuk penyimpanan jangka panjang. Kadar air yang rendah juga membuat beras tidak mudah berkeringat di dalam kemasan plastik.

Beras biasa umumnya memiliki kadar air yang lebih tinggi. Kelembaban yang berlebih membuat nasi menjadi cepat basi jika tidak segera dikonsumsi. Selain itu, beras dengan kadar air tinggi juga cenderung lebih mudah ditumbuhi jamur atau menimbulkan bau tidak sedap jika disimpan terlalu lama dalam kondisi tertutup.

Oleh karena itu, memperhatikan kadar air bukan hanya soal rasa, tapi juga soal ketahanan dan keamanan konsumsi. Beras premium dengan kadar air rendah menawarkan solusi ideal bagi keluarga yang menginginkan kualitas dan efisiensi dalam penyimpanan pangan.

3. Butiran Lebih Utuh: Beras Premium Minim Patah Hingga 5 Persen

Sementara itu, mengacu laman resmi Perum Bulog, bentuk fisik lainnya dari beras premium dan biasa bisa dilihat dari butiran berasnya. Beras premium memiliki persentase butiran utuh yang sangat tinggi, umumnya di atas 95 persen. Hal ini menunjukkan bahwa beras telah melewati proses sortir yang baik, memisahkan butiran patah agar konsumen mendapatkan produk yang tampak sempurna dan rapi.

Beras biasa, di sisi lain, memiliki tingkat butir patah yang bisa mencapai hingga 35 persen. Ini membuat penampilan beras kurang menarik, mudah hancur dan hasil nasinya pun bisa menjadi tidak seragam saat dimasak. Terlalu banyak butir patah juga dapat memengaruhi rasa nasi dan menjadikannya lebih cepat menggumpal.

Dengan semakin tingginya permintaan pasar terhadap kualitas visual dan rasa nasi, beras premium dengan bentuk utuh menjadi pilihan bijak. Tidak hanya enak dilihat, nasi dari butiran utuh juga lebih enak disantap dan tidak cepat basi.

"Perbedaan yang jelas terlihat dari kedua kelas beras tersebut ada pada kualitas tampilan beras (utuh dan patah). Pada beras premium, beras kepala (butir hampir utuh hingga utuh) di atas 95%, sedangkan pada beras medium terdapat minimal 75% beras kepala," tulis laman Perum Bulog.

4. Aroma Harum Alami: Ciri Beras Premium yang Khas

Ciri khas keempat dari beras premium adalah aroma alaminya yang harum. Beras jenis ini tidak membutuhkan tambahan pewangi karena sudah memiliki bau khas yang segar dan menggugah selera. Aroma tersebut berasal dari jenis varietas unggulan dan proses penyimpanan yang baik sehingga kualitasnya tetap terjaga hingga sampai ke tangan konsumen.

Berbeda dengan beras biasa yang terkadang memiliki aroma hambar, apek, atau bahkan sedikit berbau menyengat karena kualitas penyimpanan yang kurang baik. Ada juga yang menyiasati dengan menambahkan zat pewangi buatan, namun hasilnya tidak sebanding dengan wangi alami beras premium.

Aroma beras yang enak dan alami menjadi nilai tambah penting saat memasak. Konsumen bisa langsung membedakan hasilnya saat nasi matang, karena wangi harum akan menyebar di dapur, menambah kenikmatan saat makan bersama keluarga.

5. Warna Lebih Cerah: Visual Beras Premium Lebih Menarik

Aspek terakhir yang sering diabaikan namun penting adalah warna beras. Beras premium umumnya memiliki warna yang lebih cerah dan merata, pertanda bahwa beras telah diproses dengan baik dan tidak terkontaminasi oleh kotoran atau kulit ari. Warna cerah ini juga menunjukkan beras bebas dari campuran varietas lain yang lebih gelap atau kualitas rendah.

Sebaliknya, beras biasa cenderung memiliki warna agak kekuningan atau kusam. Warna ini bisa berasal dari sisa kulit ari, bekas penyimpanan di tempat lembab, atau pencampuran dengan beras kualitas rendah lainnya. Dalam beberapa kasus, warna beras yang tidak merata juga bisa mengindikasikan proses penggilingan yang tidak optimal.

Mengenali warna beras secara kasat mata memang butuh ketelitian, namun akan menjadi kebiasaan baik bagi konsumen yang ingin memastikan kualitas pangan rumah tangga. Dengan melihat warna yang cerah dan bersih, pembeli bisa menghindari risiko membeli beras campuran atau tidak layak konsumsi.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Perbedaan Beras Premium dan Biasa

1. Apa yang dimaksud dengan beras premium?

Beras premium adalah jenis beras berkualitas tinggi dengan derajat sosoh 100%, kadar air rendah, dan butiran utuh yang harum dan cerah.

2. Kenapa nasi dari beras premium lebih pulen?

Karena kadar airnya lebih rendah dan butiran berasnya utuh, sehingga saat dimasak menghasilkan tekstur yang pulen dan lembut.

3. Apakah warna beras bisa menunjukkan kualitasnya?

Ya, warna cerah dan merata pada beras menunjukkan kualitas yang baik, sedangkan warna kusam bisa menandakan proses penggilingan yang buruk.

4. Bagaimana cara membedakan beras premium dan biasa secara cepat?

Periksa warna, aroma, bentuk butiran, dan apakah beras tampak bersih tanpa kulit ari serta sedikit patahan.

5. Apakah beras premium lebih mahal?

Ya, karena proses penyortiran, penggilingan, dan pengemasan yang lebih baik, harga beras premium cenderung lebih tinggi dibanding beras biasa.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|