Ide Lomba 17 Agustus Modern yang Tidak Kalah Seru dari Panjat Pinang, Bikin Suasana Makin Meriah

17 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta Tiap tanggal 17 Agustus, semangat kemerdekaan membakar semangat masyarakat di seluruh Indonesia. Tradisi perlombaan menjadi salah satu cara merayakan Hari Kemerdekaan RI yang paling dinanti. Namun, di tengah zaman yang terus berkembang, ide lomba pun mengalami banyak transformasi.

Lomba klasik seperti panjat pinang, tarik tambang, atau balap karung memang tak pernah kehilangan pesonanya. Tapi kini muncul banyak ide kreatif baru yang tak kalah meriah, bahkan lebih relevan dengan kondisi masyarakat modern. Perpaduan antara unsur hiburan, edukasi, dan kekompakan menjadi ciri khas lomba-lomba modern ini.

Berikut ini adalah 8 ide lomba 17 Agustus modern yang bisa menggantikan atau melengkapi panjat pinang di lingkungan Anda, dirangkum Liputan6, 19 Juli 2025.

1. Lomba Estafet Belanja Online: Serunya Bersaing di Dunia Digital

Maraknya e-commerce menjadi inspirasi untuk lomba estafet belanja online. Peserta dibagi dalam tim dan diberi tantangan mencari serta memasukkan barang ke keranjang belanja dari aplikasi tertentu dengan waktu terbatas. Siapa cepat dan akurat, timnya menang.

Lomba ini bisa dilakukan menggunakan smartphone peserta, dengan aturan tambahan seperti kategori barang wajib atau total belanja minimal. Selain mengasah ketangkasan, lomba ini juga melatih pemahaman peserta terhadap teknologi digital yang kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Efek lucu dan keseruannya muncul saat peserta salah memilih barang atau kerepotan saat checkout. Penonton pun ikut terhibur karena lomba ini dekat dengan keseharian, namun tetap menantang dan kompetitif.

2. TikTok Challenge: Kreativitas Menjadi Kunci Kemenangan

Dengan populernya TikTok, lomba membuat video pendek menjadi pilihan lomba kekinian yang diminati banyak kalangan. Peserta ditantang membuat video kreatif bertema kemerdekaan, diiringi musik nasional atau tarian khas daerah.

Kriteria penilaian bisa mencakup kreativitas, kesesuaian tema, hingga tingkat viralitas. Penyelenggara dapat memutarnya di layar besar atau menilai langsung dari akun peserta. Interaksi digital seperti like dan share juga bisa dimasukkan dalam sistem penilaian.

Lomba ini tidak hanya menarik bagi anak muda, tetapi juga membuka ruang kolaborasi antar generasi. Yang tua bisa tampil unik, yang muda bisa tampil maksimal. Ini membuat suasana makin meriah dan penuh warna.

3. Trivia Kemerdekaan Interaktif: Adu Cepat dan Pintar

Berbeda dengan kuis biasa, lomba ini dilakukan secara interaktif menggunakan aplikasi quiz digital seperti Kahoot atau Mentimeter. Peserta bersaing menjawab pertanyaan seputar sejarah Indonesia, tokoh kemerdekaan, dan peristiwa penting lainnya.

Dengan model pilihan ganda dan waktu terbatas, suasana kompetisi pun terasa sengit. Efek suara, leaderboard langsung, serta tayangan proyeksi pertanyaan menambah atmosfer meriah dan edukatif. Penonton bisa ikut bersorak saat peserta menjawab benar atau salah.

Selain menyenangkan, lomba ini juga memperkuat pengetahuan sejarah dengan cara yang lebih menyenangkan dan modern. Sangat cocok untuk anak sekolah, komunitas, hingga perusahaan.

4. Fashion Show Daur Ulang: Dari Sampah Jadi Gaya

Kepedulian terhadap lingkungan menginspirasi lahirnya lomba fashion show kostum dari barang bekas. Peserta diminta mendesain busana bertema kemerdekaan menggunakan bahan daur ulang seperti plastik, kertas, atau kain sisa.

Selain menampilkan kreativitas, lomba ini mendorong kesadaran akan pentingnya mengurangi sampah. Tim bisa terdiri dari desainer dan model, menampilkan kolaborasi lintas usia. Juri akan menilai desain, bahan, hingga konsep cerita di balik kostum.

Lomba ini cocok digelar di lapangan dengan catwalk sederhana. Momen ketika model berjalan dengan percaya diri sambil mengenakan busana unik pasti memancing decak kagum dan tawa hangat dari penonton.

5. Lomba Emak Zaman Now: Multitasking Ala Ibu Super

Lomba ini merayakan peran ibu masa kini yang serba bisa. Tantangan lomba meliputi menyuapi anak sambil meeting online, menyetrika sambil telepon, hingga menyusun bekal dengan cepat. Kegiatan ini menggambarkan realitas multitasking ibu modern dengan cara jenaka.

Peserta akan dilengkapi properti seperti laptop mainan, boneka bayi, dan pakaian yang harus dilipat. Penilaian berdasarkan kecepatan, kerapihan, dan kelucuan aksi. Penonton dijamin akan tertawa melihat aksi spontan peserta.

Selain menghibur, lomba ini menjadi bentuk apresiasi atas perjuangan kaum ibu yang seringkali tak terlihat. Pesan moral pun tersampaikan tanpa harus menggurui.

6. Bermain Game Kemerdekaan: Bawa Sejarah ke Dunia Virtual

Lomba ini memanfaatkan teknologi virtual di gadget untuk menciptakan pengalaman lomba yang unik. Peserta diajak memainkan game bertema perjuangan kemerdekaan, seperti melawan penjajah atau menyusun strategi proklamasi.

Dengan begini, peserta masuk ke dunia digital yang mendebarkan bersama peserta lainnya untuk bersaing. Penilaian bisa berdasarkan skor atau waktu penyelesaian misi. Lomba ini menarik perhatian, terutama dari kalangan muda yang familier dengan game dan teknologi.

Kegiatan ini juga berpotensi menarik sponsor dari perusahaan teknologi atau komunitas digital. Efeknya bisa memperluas jangkauan lomba hingga viral di media sosial.

7. Video Parodi Pahlawan: Sejarah Dibungkus Humor

Alih-alih serius, lomba ini menantang peserta membuat video parodi tentang tokoh pahlawan nasional. Kontennya bisa berupa keseharian pahlawan di era digital, seperti Diponegoro bermain TikTok atau Cut Nyak Dien jadi YouTuber.

Durasinya pendek, tetapi kreativitas dan kecocokan cerita jadi nilai utama. Penonton pasti akan tertawa sekaligus mengenang jasa para pahlawan dengan cara tidak biasa.

Dengan konsep unik dan konten mudah dibagikan, lomba ini sangat berpotensi viral dan membangun minat sejarah dengan pendekatan ringan.

8. Lomba Menggambar Menggunakan Chat GPT

Dengan berkembangnya teknologi kecerdasan buatan, ide lomba menggambar kini bisa lebih inovatif. Dalam lomba ini, peserta remaja ditantang untuk menggunakan ChatGPT dalam menghasilkan konsep gambar bertema kemerdekaan. Mereka akan meminta deskripsi visual dari AI, lalu menerjemahkannya ke dalam karya seni di atas kertas atau kanvas.

Peserta memulai dengan berdialog bersama ChatGPT untuk mencari inspirasi atau meminta deskripsi karakter, latar, dan suasana. Misalnya, mereka bisa bertanya, “Bayangkan suasana 17 Agustus di masa depan” atau “Ceritakan tentang pahlawan wanita dari tahun 2120.” Hasil deskripsi itulah yang dijadikan dasar menggambar. Proses ini memadukan kreativitas manual dengan teknologi, menjadikannya pengalaman unik yang mendidik.

Hasil kemudian dicetak print lalu dinilai oleh dewan juri untuk memperebutkan hadiah. Lomba ini tidak hanya menantang kemampuan menggambar, tetapi juga kemampuan literasi digital, interpretasi visual, dan berpikir imajinatif. 

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Lomba 17 Agustus Modern (People Also Ask)

1. Apa saja lomba 17 Agustus modern yang cocok untuk anak muda?

Lomba TikTok Challenge, Trivia Interaktif, dan Video Parodi Pahlawan sangat cocok karena memanfaatkan teknologi dan kreativitas.

2. Bagaimana cara membuat lomba 17 Agustus tetap edukatif?

Gabungkan unsur sejarah dalam lomba seperti kuis interaktif atau game VR bertema perjuangan, sehingga peserta belajar sambil bermain.

3. Apakah lomba modern bisa menggantikan lomba tradisional?

Bisa sebagai pelengkap, bukan pengganti. Kombinasi keduanya bisa menghadirkan suasana yang lebih meriah dan inklusif.

4. Lomba apa yang cocok untuk komunitas ibu-ibu?

Lomba Emak Zaman Now dan Fashion Show Daur Ulang sangat cocok karena menggabungkan hiburan dan keterampilan rumah tangga.

5. Bagaimana menilai lomba video digital secara adil?

Tentukan kriteria seperti kreativitas, kesesuaian tema, durasi, dan respon publik (likes, komentar) untuk hasil yang objektif.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|