Kenali Tanda Bayi Kuning yang Normal dan Kapan Harus Waspada

1 month ago 19

Liputan6.com, Jakarta Merawat bayi baru lahir memerlukan perhatian lebih, terutama dalam memahami perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Salah satu kondisi umum setelah kelahiran adalah perubahan warna kulit menjadi kekuningan. Penting bagi orang tua untuk mengenali tanda bayi kuning yang normal, sehingga tidak langsung panik saat menemui gejala tersebut.

Dalam beberapa hari pertama kehidupan, tubuh bayi sedang menyesuaikan diri dengan dunia luar. Pada masa ini, kadar bilirubin dalam darah dapat meningkat, menyebabkan warna kulit dan mata menjadi lebih kuning. Memahami tanda bayi kuning yang normal dapat memberikan ketenangan bagi keluarga, dalam mengamati proses pertumbuhan bayi secara alami. 

Pemeriksaan rutin oleh tenaga medis sangat disarankan, namun pemantauan di rumah juga memiliki peran penting. Orang tua dapat memperhatikan lokasi munculnya warna kuning, tingkat kecerahan kulit, serta respons bayi terhadap sentuhan atau rangsangan. Bila semua gejala masih dalam batas tanda bayi kuning yang normal, pengawasan dapat dilanjutkan di rumah tanpa harus segera ke fasilitas kesehatan.

Penting untuk diingat bahwa setiap bayi memiliki karakteristik tubuh yang unik. Tidak semua perubahan warna kulit menandakan masalah serius. Dengan memahami tanda bayi kuning yang normal, orang tua dapat bersikap lebih tenang dan bijak dalam menghadapi fase awal kehidupan buah hati mereka. Simak penjelasan lebih lengkap yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (15/7/2025). 

Kenali Bayi Kuning dan Kategorinya

Penyakit kuning pada bayi merupakan kondisi di mana kulit serta bagian putih mata bayi tampak menguning. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah, yaitu pigmen berwarna kuning yang terbentuk dari pemecahan sel darah merah. Mengutip dari laman mayoclinic.org, keadaan ini umum dijumpai pada bayi baru lahir, khususnya mereka yang dilahirkan secara prematur atau lahir sebelum kehamilan mencapai 38 minggu.

Kondisi ini juga kerap terjadi pada beberapa bayi yang memperoleh ASI. Salah satu penyebab utama adalah fungsi hati bayi yang belum sepenuhnya berkembang, sehingga belum mampu membersihkan bilirubin dari peredaran darah secara efektif. Pada sebagian kasus, kondisi medis lain yang mendasari juga dapat memicu munculnya penyakit kuning pada bayi.

Kebanyakan bayi yang dilahirkan antara usia kehamilan 35 minggu hingga cukup bulan biasanya tidak membutuhkan perawatan khusus untuk kondisi ini. Meski demikian, dalam situasi tertentu di mana kadar bilirubin sangat tinggi, penyakit kuning dapat meningkatkan risiko gangguan serius, termasuk kemungkinan kerusakan otak. 

Terdapat dua kategori utama dalam penyakit kuning yang dialami bayi baru lahir menurut Nationwide Children's, diantaranya: 

1. Ikterus fisiologis

Ikterus fisiologis merupakan jenis yang paling sering ditemukan. Sekitar enam dari sepuluh bayi yang baru dilahirkan mengalami kondisi ini. Penyebab utamanya adalah lambatnya proses pembuangan bilirubin dari tubuh bayi, yang membuat zat tersebut menumpuk dalam darah. Umumnya, ikterus fisiologis bersifat sementara dan akan menghilang secara alami dalam waktu sekitar dua minggu setelah kelahiran. Namun, jika gejalanya menetap lebih lama, intervensi medis mungkin dibutuhkan untuk mencegah komplikasi.

2. Ikterus patologis

Sementara itu, ikterus patologis terjadi akibat gangguan tertentu yang menghambat kinerja hati dalam mengelola bilirubin secara normal. Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, kelainan hormon (endokrin), atau masalah genetik yang diturunkan. Dalam situasi seperti ini, langkah awal yang penting adalah mengidentifikasi penyebab utamanya agar penanganan yang tepat dapat segera diberikan.

Tanda Bayi Kuning yang Normal

Bagi para orang tua, penting untuk memahami tanda bayi kuning yang normal, terutama karena kondisi ini sering muncul dalam beberapa hari pertama kehidupan. Menurut NHS (National Health Service), warna kuning pada kulit bayi merupakan indikasi bahwa kadar bilirubin dalam darah sedang mengalami peningkatan. Berikut beberapa tanda bayi kuning yang normal:

  1. Muncul pada hari ke-2 atau ke-3 setelah lahir. Warna kuning biasanya mulai terlihat pada hari kedua atau ketiga pasca kelahiran.
  2. Warna kuning muncul di wajah dan tubuh bagian atas. Biasanya terlihat pertama kali di wajah, dada, dan bahu.
  3. Gejala membaik secara alami dalam 1–2 minggu. Tidak memerlukan pengobatan khusus jika kondisinya ringan.
  4. Dipicu oleh kadar bilirubin yang meningkat. Bilirubin adalah zat kuning hasil pemecahan sel darah merah yang belum bisa diproses sempurna oleh hati bayi. 
  5. Lebih mudah dikenali pada bayi dengan kulit cerah. Pada bayi berkulit gelap atau cokelat, kekuningan bisa lebih sulit dikenali secara kasat mata.
  6. Periksa bagian putih mata dan telapak tangan/kaki. Bagi bayi berkulit gelap, kekuningan biasanya lebih jelas terlihat di sklera (bagian putih mata), mulut bagian dalam, dan telapak tangan atau kaki.

Tes sederhana: tekan kulit dengan ujung jari

Jika setelah ditekan kulit tampak kuning, kemungkinan bayi mengalami penyakit kuning ringan.

Gejala lain yang masih dalam batas normal:

  • Bayi tampak lebih mengantuk dari biasanya
  • Menolak menyusu atau menyusu dengan lemah

Perubahan warna urin yang patut diperhatikan:

  • Urin kuning pekat (padahal normalnya bening)
  • Urin sangat pucat (padahal seharusnya kuning muda atau oranye)

Penyakit kuning biasanya merupakan kondisi yang bersifat sementara dan tidak berbahaya. Umumnya, gejala ini akan mereda seiring berkembangnya fungsi hati bayi. Namun, pada bayi prematur yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu, kondisi ini dapat muncul lebih lambat, yakni antara hari kelima hingga ketujuh setelah lahir, dan berlangsung lebih lama, bisa mencapai hingga tiga minggu. Selain itu, bayi yang diberi ASI eksklusif terkadang mengalami penyakit kuning lebih lama, meskipun tetap dalam batas normal, dan dalam beberapa kasus dapat berlangsung hingga beberapa bulan.

Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko Terjadinya Penyakit Kuning pada Bayi

Beberapa kondisi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan seorang bayi mengalami penyakit kuning, terutama jenis yang bersifat fisiologis. Misalnya:

  • Bayi yang lahir sebelum cukup bulan atau prematur cenderung memiliki organ hati yang belum berkembang sempurna, sehingga proses pemecahan dan pembuangan bilirubin dari tubuh menjadi lebih lambat.
  • Riwayat penyakit kuning pada saudara kandung
  • Jenis kelamin laki-laki saat lahir
  • Latar belakang etnis Asia diketahui turut berperan dalam meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.

Di sisi lain, terdapat juga faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit kuning menjadi lebih parah, di mana bisa bersifat fisiologis maupun patologis. Salah satu indikator penting adalah munculnya tanda-tanda penyakit kuning dalam waktu kurang dari 24 jam setelah bayi dilahirkan, karena ini bisa mengindikasikan kondisi medis yang mendasari. Semakin dini usia kehamilan saat bayi lahir, semakin besar pula risiko penyakit kuning menjadi lebih serius. Bayi yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan sel darah merah seperti defisiensi G6PD, atau yang mengalami kesulitan menyusu sejak awal kelahiran, juga termasuk dalam kelompok risiko tinggi.

Selain itu, bayi yang dilahirkan dengan memar di area kepala atau kulit kepala akibat proses persalinan bisa mengalami peningkatan bilirubin lebih cepat karena pemecahan sel darah merah dari memar tersebut. Kondisi lain seperti sindrom Down atau bayi dengan ukuran tubuh lebih besar dari rata-rata usia kehamilan (makrosomia) juga turut berkontribusi terhadap potensi risiko. Tak kalah penting, bila ada riwayat saudara kandung yang pernah menjalani terapi cahaya (fototerapi) untuk mengatasi penyakit kuning, maka hal tersebut juga perlu dijadikan pertimbangan medis saat memantau kondisi bayi yang baru lahir.

Kapan Harus Segera Mencari Pertolongan Medis?

Dalam upaya menjaga kesehatan bayi baru lahir, penting bagi orang tua untuk memahami waktu yang tepat untuk membawa buah hati mereka ke dokter, terutama berkaitan dengan risiko penyakit kuning. Umumnya, pihak rumah sakit atau fasilitas bersalin telah memiliki prosedur standar untuk melakukan pemeriksaan penyakit kuning sebelum bayi diperbolehkan pulang ke rumah. Tindakan ini merupakan bagian dari langkah pencegahan dini terhadap kemungkinan peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dalam tubuh bayi.

Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh American Academy of Pediatrics, seluruh bayi yang baru lahir disarankan untuk menjalani pemeriksaan kadar bilirubin secara berkala selama masih dirawat di rumah sakit. Frekuensi pemeriksaan yang dianjurkan adalah setidaknya setiap 8 hingga 12 jam, sebagai bagian dari evaluasi kesehatan menyeluruh. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi lebih awal tanda-tanda peningkatan bilirubin sebelum gejalanya terlihat secara fisik, terutama karena beberapa bayi tidak langsung menunjukkan perubahan warna kulit yang mencolok.

Momen paling kritis dalam perkembangan penyakit kuning pada bayi biasanya terjadi antara hari ketiga hingga hari ketujuh setelah kelahiran. Pada rentang waktu inilah kadar bilirubin dalam tubuh cenderung mencapai titik tertingginya. Oleh karena itu, pemeriksaan lanjutan di luar rumah sakit sangat dianjurkan, terutama untuk bayi yang telah diperbolehkan pulang dalam waktu kurang dari 72 jam setelah dilahirkan. Dalam kasus seperti ini, orang tua disarankan untuk menjadwalkan kunjungan ke fasilitas kesehatan dalam waktu dua hari setelah bayi dipulangkan, guna memastikan bahwa kadar bilirubin tetap dalam batas aman.

Mengabaikan pemeriksaan lanjutan dapat berisiko, sebab meskipun penyakit kuning sering kali bersifat ringan dan sementara, dalam beberapa kasus tertentu kadar bilirubin bisa meningkat dengan cepat dan menimbulkan dampak serius pada kesehatan bayi, termasuk potensi gangguan saraf. Oleh sebab itu, deteksi dan pemantauan yang konsisten selama beberapa hari pertama kehidupan bayi sangat penting. Orang tua perlu proaktif berkonsultasi dengan dokter anak jika mendapati perubahan warna kulit, gangguan menyusu, atau kelesuan berlebihan pada bayi, sekalipun telah menjalani pemeriksaan awal saat di rumah sakit.

FAQ Seputar Tanda Bayi Kuning yang Normal

1. Kapan biasanya tanda bayi kuning yang normal mulai terlihat setelah lahir?

Tanda-tanda kulit kuning pada bayi baru lahir umumnya muncul antara hari kedua hingga hari ketiga pascakelahiran. Kondisi ini terjadi karena kadar bilirubin dalam tubuh mulai meningkat setelah tali pusat dipotong dan sel darah merah lama dihancurkan.

2. Apakah area tubuh tertentu menjadi lokasi pertama munculnya warna kuning pada bayi?

Ya. Biasanya, warna kekuningan pertama kali terlihat di wajah, terutama di sekitar hidung dan dahi. Jika kondisinya masih dalam batas tanda bayi kuning yang normal, warna kuning tidak menyebar hingga perut bagian bawah, lengan, atau kaki.

3. Bagaimana cara sederhana mendeteksi tanda bayi kuning yang normal di rumah?

Cobalah menekan lembut kulit bayi, misalnya di dahi atau dada. Jika bagian yang ditekan tampak kuning saat dilepaskan, itu bisa menjadi salah satu tanda bayi kuning yang normal. Namun, pastikan perubahan warna ini tidak disertai gejala lain seperti bayi lesu atau sulit menyusu.

4. Apakah tanda bayi kuning yang normal akan hilang dengan sendirinya?

Pada kebanyakan kasus, ya. Penyakit kuning ringan biasanya menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 1–2 minggu setelah kelahiran, seiring dengan matangnya fungsi hati bayi dan peningkatan aktivitas menyusu.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|