Pahami Tanda-Tanda Mau Melahirkan untuk Calon Ibu, Dari Kontraksi hingga Pecah Ketuban

1 month ago 25

Liputan6.com, Jakarta Masa akhir kehamilan sering dipenuhi berbagai perasaan, mulai dari harapan hingga kekhawatiran. Setiap calon ibu tentu menanti-nantikan momen istimewa tersebut. Untuk membantu memahami proses alami ini, penting mengenali tanda-tanda mau melahirkan agar tidak panik saat gejala muncul secara tiba-tiba. 

Perubahan fisik maupun emosional menjelang persalinan biasanya muncul secara perlahan. Meski tidak selalu sama pada setiap orang, tanda-tanda mau melahirkan umumnya melibatkan sinyal tubuh yang bisa diamati. Kesiapan mental serta dukungan dari lingkungan sangat memengaruhi kelancaran proses menjelang kelahiran bayi. 

Setiap fase menjelang kelahiran memiliki ciri khas tersendiri. Misalnya, munculnya kontraksi teratur, keluarnya lendir bercampur darah, atau pecahnya air ketuban menjadi bagian dari tanda-tanda mau melahirkan yang sering dialami calon ibu. Informasi lengkap mengenai hal tersebut akan memudahkan dalam menyusun langkah berikutnya, termasuk kapan harus menuju fasilitas kesehatan.

Dalam kondisi ini, calon ibu disarankan menjaga energi serta tetap tenang agar proses kelahiran berjalan lancar dan aman. Berikut beberapa tanda-tanda mau melahirkan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (16/7/2025). 

Mengenali Tanda-Tanda Awal Persalinan

Menjelang hari kelahiran, tubuh ibu hamil secara alami mulai menunjukkan berbagai tanda-tanda mau melahirkan. Berbeda dengan gambaran di film atau acara televisi yang seringkali menggambarkan persalinan datang secara mendadak dan dramatis, kenyataannya proses ini berlangsung secara bertahap. Tanda-tanda awal persalinan bisa muncul perlahan dan bahkan tidak selalu mudah dikenali. Maka dari itu, penting bagi setiap ibu hamil untuk memahami gejala-gejala fisik yang menunjukkan tubuh sedang bersiap menyambut kelahiran bayi. 

1. Pecahnya Air Ketuban

Salah satu tanda paling dikenal menjelang kelahiran adalah pecahnya kantung ketuban. Kantung ini berisi cairan amniotik yang melindungi dan menopang pertumbuhan bayi selama di dalam rahim. Ketika waktunya tiba, kantung ini akan robek secara alami atau dengan bantuan medis. Pecahnya air ketuban bisa berupa semburan besar seperti dalam film, namun sering kali hanya berupa tetesan cairan bening yang keluar perlahan dan terus-menerus. Jika air ketuban telah pecah, itu berarti persalinan bisa segera dimulai, dan penting untuk segera menghubungi dokter atau bidan karena risiko infeksi meningkat seiring waktu.

2. Keluar Sumbat Lendir (Mucus Plug)

Sumbat lendir adalah lapisan lendir kental yang terbentuk selama kehamilan untuk menutup leher rahim, mencegah masuknya bakteri dan infeksi ke dalam rahim. Menjelang persalinan, sumbat ini akan melunak dan terlepas karena leher rahim mulai membuka. Lendir ini bisa keluar dalam bentuk gumpalan besar atau secara bertahap selama beberapa hari. Warnanya bisa bening, putih, merah muda, atau bercampur sedikit darah. Kehilangan sumbat lendir disebut juga “bloody show” dan biasanya menjadi pertanda bahwa persalinan akan terjadi dalam waktu dekat, meskipun tidak selalu dalam hitungan jam.

3. Rasa Bayi Turun ke Panggul (Lightening)

Beberapa minggu atau bahkan beberapa jam sebelum melahirkan, Anda mungkin merasakan perubahan posisi bayi yang turun ke bagian panggul. Proses ini dikenal sebagai “lightening” atau “engagement”, dan sering kali membuat perut bagian atas terasa lebih ringan. Hal ini terjadi karena bayi bergerak ke posisi siap lahir, yaitu kepala berada di bawah, mendekati jalan lahir. Meskipun bernapas menjadi lebih lega karena tekanan di diafragma berkurang, ibu hamil akan lebih sering buang air kecil karena tekanan pada kandung kemih bertambah.

4. Penurunan Berat Badan Secara Ringan

Banyak calon ibu tidak menyadari bahwa kehilangan sedikit berat badan dalam satu hingga dua hari menjelang persalinan adalah hal yang wajar. Penurunan ini bukan karena kehilangan lemak, tetapi karena tubuh mulai membuang kelebihan cairan menjelang kelahiran. Volume cairan ketuban yang menurun serta frekuensi buang air kecil yang meningkat bisa menyebabkan berat badan turun sekitar 0,5 hingga 1,3 kilogram secara alami.

5. Nyeri di Punggung Bawah dan Panggul

Nyeri punggung merupakan keluhan umum selama kehamilan, namun mendekati waktu melahirkan, rasa nyeri di punggung bagian bawah dan panggul bisa terasa lebih kuat dan menetap. Hal ini disebabkan oleh posisi bayi yang menekan saraf-saraf di area panggul serta pelunakan ligamen akibat hormon relaksin. Nyeri ini tidak selalu hilang dengan berganti posisi, berbeda dengan nyeri biasa yang bisa reda saat duduk atau berbaring. Rasa nyeri juga dapat menjalar ke bagian perut bawah, menyerupai kram menstruasi yang berat.

6. Kontraksi Nyata (Bukan Braxton Hicks)

Kontraksi adalah tanda utama bahwa persalinan sedang dimulai. Namun, penting membedakan antara kontraksi palsu (Braxton Hicks) dan kontraksi sejati. Braxton Hicks biasanya tidak teratur, tidak terlalu menyakitkan, dan bisa hilang dengan perubahan posisi. Sementara kontraksi sejati akan muncul secara teratur, makin sering, makin kuat, dan berlangsung lebih lama. Saat kontraksi terjadi setiap 4–5 menit, berlangsung 60–90 detik, dan tidak reda meskipun Anda berganti posisi, itu menandakan bahwa persalinan aktif kemungkinan besar akan dimulai dalam 1 hingga 2 hari.

7. Pelunakan dan Penipisan Leher Rahim (Efacement)

Dalam proses persiapan melahirkan, leher rahim (serviks) akan mulai melunak, menipis, dan memendek. Hal ini disebut sebagai efacement. Pada awalnya, serviks memiliki panjang sekitar 3,5 hingga 4 cm, namun saat efacement mencapai 100%, serviks benar-benar menipis dan siap untuk pembukaan sepenuhnya. Efacement biasanya disertai kontraksi ringan, dan bisa tidak terasa sama sekali oleh ibu hamil. Proses ini penting sebagai tahap awal sebelum pembukaan serviks terjadi.

8. Pembukaan Leher Rahim (Dilatasi)

Setelah serviks menipis, ia mulai terbuka atau melebar, yang disebut dilatasi. Dilatasi diukur dalam sentimeter, dari 0 (tertutup) hingga 10 cm (terbuka penuh). Pada tahap awal, pembukaan bisa berjalan lambat, namun saat sudah mencapai 6 cm, persalinan memasuki fase aktif dan pembukaan akan berlangsung lebih cepat. Proses ini dapat dipantau oleh bidan atau dokter melalui pemeriksaan dalam.

9. Peningkatan Keputihan atau Cairan Vagina

Menjelang persalinan, Anda mungkin akan menyadari adanya peningkatan jumlah cairan dari vagina. Ini bisa berupa lendir bening, merah muda, atau mengandung sedikit darah. Peningkatan ini bisa terjadi beberapa hari sebelum persalinan atau sebagai bagian dari keluarnya sumbat lendir. Namun, jika perdarahan yang terjadi seperti menstruasi atau lebih banyak, sebaiknya segera menghubungi petugas medis karena bisa menandakan kondisi darurat.

10. Lonjakan Energi Mendadak (Nesting Instinct)

Beberapa ibu hamil mengalami dorongan kuat untuk membersihkan rumah, menata perlengkapan bayi, hingga mengepak ulang tas persiapan ke rumah sakit. Perilaku ini dikenal sebagai “nesting instinct” dan merupakan reaksi hormonal menjelang persalinan. Meski terasa seperti semangat yang tiba-tiba, ini merupakan cara alami tubuh mempersiapkan lingkungan sekitar untuk menyambut kelahiran sang buah hati.

11. Sendi Terasa Lebih Rileks dan Diare Ringan

Beberapa hari sebelum melahirkan, hormon relaksin diproduksi dalam jumlah lebih banyak oleh tubuh. Hormon ini berfungsi untuk melemaskan otot dan sendi di area panggul agar bayi bisa melewati jalan lahir. Selain rasa longgar pada persendian, relaksasi otot juga dapat menyebabkan diare ringan karena otot-otot di sekitar rektum turut melonggar.

12. Waspadai Tanda Palsu dan Prematur

Perlu diingat bahwa setiap kehamilan memiliki pola yang berbeda. Tidak semua ibu mengalami tanda-tanda ini secara lengkap. Bahkan, bisa terjadi tanda-tanda awal namun ternyata belum waktunya melahirkan. Jika usia kehamilan belum mencapai 37 minggu dan muncul gejala seperti kontraksi kuat, perdarahan, atau pecah ketuban, segera cari bantuan medis karena bisa jadi itu adalah tanda persalinan prematur.

Umumnya, tanda-tanda ini mulai muncul antara 24 hingga 48 jam sebelum bayi dilahirkan. Namun, perlu diingat bahwa setiap ibu hamil dapat mengalami tanda-tanda ini secara berbeda. Apa yang dialami seorang wanita menjelang persalinan mungkin tidak persis sama dengan yang dirasakan oleh ibu hamil lainnya.

Panduan Meredakan Nyeri Persalinan pada Fase Awal (Fase Laten) di Rumah

Tahap awal persalinan atau dikenal sebagai fase laten merupakan momen ketika kontraksi mulai terasa, namun belum cukup kuat atau teratur untuk masuk ke tahap persalinan aktif. Fase ini bisa berlangsung selama beberapa jam, bahkan beberapa hari, terutama bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan. Di fase ini, sebagian besar tenaga medis menyarankan agar ibu tetap berada di rumah, karena suasana rumah yang tenang dan nyaman dapat membantu tubuh beradaptasi secara alami menghadapi proses kelahiran.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu meredakan rasa nyeri dan ketegangan saat menghadapi fase laten persalinan:

1. Alihkan Fokus dan Jaga Pikiran Tetap Positif

Salah satu cara paling efektif untuk menghadapi kontraksi awal adalah dengan mengalihkan perhatian dari rasa sakit. Ibu bisa mencoba berjalan santai di sekitar rumah atau halaman, menikmati udara segar, menonton film favorit, mendengarkan musik menenangkan, atau membaca buku. Aktivitas-aktivitas ringan ini tidak hanya membantu tubuh tetap aktif, tetapi juga menjaga pikiran tetap positif dan terhindar dari kecemasan berlebih. Semakin rileks kondisi mental ibu, semakin baik tubuh merespons kontraksi.

2. Manfaatkan Air Hangat untuk Relaksasi

Berendam dalam air hangat dapat menjadi terapi alami yang sangat membantu dalam meredakan nyeri punggung dan ketegangan otot selama kontraksi. Jika memiliki bathtub, ibu bisa mencoba berendam sebentar sambil menarik napas dalam secara perlahan. Namun, perlu dicatat bahwa jika air ketuban sudah pecah, maka berendam tidak dianjurkan karena berisiko menyebabkan infeksi. Sebagai alternatif, mandi di bawah pancuran air hangat juga dapat memberikan efek yang menenangkan tanpa risiko tambahan.

3. Berikan Waktu untuk Istirahat dan Tidur

Jika kontraksi terjadi pada malam hari dan masih bersifat ringan atau tidak terlalu menyakitkan, usahakan untuk tidur atau tidur siang sejenak. Tidur di sela kontraksi bisa sangat bermanfaat untuk menghemat energi menjelang fase persalinan aktif yang biasanya lebih intens. Gunakan posisi yang nyaman, misalnya tidur menyamping sambil menyelipkan bantal di antara kaki, untuk membantu tubuh lebih rileks. Ingat, persalinan bisa menjadi proses panjang, dan energi yang cukup sangat dibutuhkan.

4. Gunakan Kompres Hangat pada Area yang Nyeri

Kompres panas bisa menjadi sahabat terbaik ibu hamil selama fase awal persalinan. Tempelkan kompres hangat (bisa berupa botol air panas atau bantal pemanas) pada area punggung bawah atau perut bagian bawah, tempat rasa nyeri biasanya paling terasa. Kehangatan dari kompres membantu melancarkan peredaran darah dan mengurangi ketegangan otot secara alami, sehingga membantu mengurangi intensitas rasa sakit yang muncul secara berkala akibat kontraksi.

5. Minta Bantuan Pijat Ringan dari Pendamping

Sentuhan lembut dan pijatan ringan, terutama di area punggung bawah, bahu, atau telapak kaki, bisa memberikan efek menenangkan luar biasa bagi ibu hamil yang sedang menghadapi kontraksi. Mintalah bantuan pasangan, anggota keluarga, atau pendamping persalinan untuk melakukan pijat relaksasi. Teknik pijat yang lembut dan dilakukan penuh perhatian bisa merangsang produksi hormon oksitosin dan endorfin, yaitu hormon kebahagiaan yang secara alami membantu mengurangi rasa sakit dan ketegangan.

6. Ketahui Kapan Harus Menghubungi Dokter atau Rumah Sakit

Selama fase awal persalinan, penting untuk tetap waspada terhadap tanda-tanda khusus yang menandakan ibu perlu segera mendapatkan pertolongan medis. Segera hubungi dokter atau fasilitas kesehatan jika:

- Anda merasa air ketuban sudah pecah, entah berupa semburan besar atau tetesan cairan terus-menerus.

- Mengalami pendarahan berat (lebih dari sekadar bercak ringan).

- Gerakan bayi di dalam kandungan terasa jauh lebih sedikit dari biasanya.

- Kontraksi mulai terasa sangat nyeri dan datang secara teratur setiap 5 menit selama satu jam berturut-turut.

- Anda mengalami tanda-tanda persalinan sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu (tanda persalinan prematur).

Sumber:

Labor and delivery, postpartum care - https://www.mayoclinic.org

10 Signs Labor May Be Beginning (2024) - https://health.clevelandclinic.org/

Katie Cemeron (2023) Signs of Labor - https://www.webmd.com

Signs Labor Is Just Days Away: What to Watch For - https://www.healthline.com

FAQ Seputar Topik

1. Apa saja gejala awal yang bisa menjadi penanda bahwa waktu persalinan sudah dekat?

Gejala awal persalinan dapat mencakup kontraksi teratur, nyeri punggung bagian bawah, keluarnya sumbat lendir dari serviks, serta rasa tekanan di daerah panggul. Selain itu, pecahnya air ketuban atau meningkatnya frekuensi buang air kecil juga kerap menjadi tanda bahwa proses persalinan akan segera dimulai.

2. Apakah semua ibu hamil mengalami tanda-tanda persalinan yang sama?

Tidak. Tanda-tanda mau melahirkan sangat bervariasi antara satu wanita dan lainnya. Beberapa merasakan kontraksi intens sejak awal, sementara yang lain mungkin hanya mengalami ketuban pecah terlebih dahulu. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai bentuk gejala agar dapat mengenali kondisi pribadi secara tepat.

3. Benarkah penurunan berat badan bisa menjadi salah satu tanda persalinan akan dimulai?

Ya, menjelang kelahiran, sebagian wanita mengalami penurunan berat badan ringan, biasanya sekitar 0,5 hingga 1,3 kg. Hal ini bukan karena hilangnya lemak, melainkan akibat tubuh mengeluarkan kelebihan cairan melalui urin karena tekanan bayi di area kandung kemih.

4. Bagaimana cara membedakan kontraksi palsu dan kontraksi asli?

Kontraksi palsu (Braxton-Hicks) biasanya tidak teratur, terasa ringan, dan dapat hilang saat Anda berpindah posisi. Sebaliknya, kontraksi asli terasa semakin kuat, intensitasnya meningkat seiring waktu, dan jaraknya semakin rapat. Jika kontraksi datang setiap 5 menit selama lebih dari satu jam, itu kemungkinan besar adalah tanda awal persalinan.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|