Panduan Lengkap Doa Puasa Asyura: Niat, Keutamaan dan Tata Cara

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta Bulan Muharram, salah satu bulan mulia dalam kalender Islam, menyimpan amalan istimewa, yaitu puasa Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. Puasa sunnah ini memiliki keutamaan besar, bahkan sebagian ulama menyebutnya menghapus dosa setahun yang lalu. Artikel ini akan membahas tuntas tentang puasa Asyura, mulai dari bacaan doa niat, waktu pelaksanaan, keutamaannya, hingga tips menjalankannya.

Puasa Asyura, yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram, merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan. Banyak umat muslim yang menantikan momen ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain niat yang tulus, mengetahui bacaan doa puasa Asyura yang benar juga penting untuk menambah kekhusyukan ibadah.

Tidak hanya doa niat, puasa Asyura juga memiliki keutamaan yang luar biasa. Keutamaan ini mendorong banyak muslim untuk melaksanakannya. Namun, perlu diingat bahwa keutamaan ini didapat jika puasa dilakukan dengan ikhlas dan penuh ketaatan kepada Allah SWT. Mari kita telusuri lebih dalam tentang puasa Asyura dan segala hal yang terkait, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (17/3/2025).

Dalam Pintu Pintu Syurga pagi ini membahas tentang Rahasia Doa Iftitah yang dimana Secara bahasa kata iftitah bermakna pembukaan, serumpun dengan kata miftah yang secara bahasa bermakna alat pembuka atau kunci. Maka, do’a iftitah bisa dimaksudkan d...

Pengertian dan Sejarah Puasa Asyura

Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram, hari ke-10 dalam kalender Hijriah. Hari ini memiliki sejarah penting dalam Islam, dikaitkan dengan peristiwa penyelamatan Nabi Musa AS dari kejaran Firaun. Puasa Asyura juga menjadi salah satu amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW.

Dalam sejarahnya, puasa Asyura telah dipraktikkan sebelum masa kenabian Muhammad SAW. Riwayat dari Aisyah RA menunjukkan bahwa orang-orang Quraisy sudah melaksanakan puasa Asyura di masa jahiliyah. Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW menemukan orang Yahudi juga berpuasa di hari yang sama, lalu beliau berpuasa dan menganjurkan umatnya untuk berpuasa Asyura.

Namun, ada perbedaan pendapat mengenai asal-usul puasa Asyura. Sebagian berpendapat bahwa puasa Asyura merupakan tradisi dari Nabi Ibrahim AS. Pendapat lain menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mengambil inspirasi dari kebiasaan orang Yahudi, namun kemudian membedakannya dengan menganjurkan puasa Tasu'a (tanggal 9 Muharram) agar ibadah puasa umat Islam berbeda dengan puasa kaum Yahudi.

Perbedaan dengan tradisi Yahudi (Yom Kippur) penting untuk dipahami. Meskipun sama-sama jatuh pada tanggal 10 Muharram, makna dan tujuan puasa Asyura dalam Islam berbeda dengan Yom Kippur dalam agama Yahudi. Puasa Asyura dalam Islam lebih menekankan pada ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Waktu Pelaksanaan Puasa Asyura dan Tasu'a

Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Untuk tahun 2024, tanggal pastinya perlu dirujuk pada kalender Hijriyah yang dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga terpercaya. Biasanya, informasi ini akan diumumkan mendekati bulan Muharram.

Selain puasa Asyura, Rasulullah SAW juga menganjurkan puasa Tasu'a, yaitu puasa pada tanggal 9 Muharram. Melaksanakan kedua puasa ini (Tasu'a dan Asyura) dianggap lebih utama. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan ibadah puasa umat Islam dengan puasa kaum Yahudi yang hanya dilakukan pada tanggal 10 Muharram.

Ada juga anjuran untuk berpuasa pada tanggal 11 Muharram sebagai pelengkap. Namun, puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram (Tasu'a dan Asyura) lebih ditekankan. Dengan melaksanakan puasa Tasu'a dan Asyura, kita dapat meneladani sunnah Rasulullah SAW dan mendapatkan pahala yang lebih besar.

Anjuran Rasulullah SAW untuk membedakan dengan puasa Yahudi ini menunjukkan pentingnya menjaga keunikan dan kekhasan ibadah dalam Islam. Dengan demikian, puasa Asyura bukan hanya sekadar ibadah puasa, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap sunnah Nabi dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam.

Niat dan Doa Puasa Asyura

Niat puasa Asyura dibaca pada malam hari sebelum tanggal 10 Muharram atau sebelum imsak bagi yang baru berniat di pagi hari. Berikut bacaan niatnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَاشُورَاءَ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnati 'asyura lillahi ta'ala.

Artinya: Saya niat puasa sunnah Asyura esok hari karena Allah SWT.

Selain niat di atas, tidak ada doa khusus yang harus dibaca saat memulai puasa Asyura. Namun, membaca doa-doa umum seperti doa sebelum makan atau doa-doa lainnya yang dirasa baik dan sesuai dengan niat ibadah akan menambah kekhusyukan.

Jika mendadak ingin berpuasa Asyura di siang hari, niat tetap bisa dilakukan asalkan belum melakukan hal yang membatalkan puasa. Niat yang penting adalah keikhlasan dalam hati untuk menjalankan ibadah puasa Asyura karena Allah SWT.

Pentingnya niat dalam hati (qashad, ta'yin, dan ta'arrudh) perlu diingat. Meskipun lafal niat diucapkan, niat yang tulus dan ikhlas di dalam hati tetap menjadi hal yang paling utama dalam menjalankan ibadah puasa Asyura.

Niat dan Doa Puasa Tasu'a

Niat puasa Tasu'a dibaca pada malam hari sebelum tanggal 9 Muharram atau sebelum imsak bagi yang baru berniat di pagi hari. Berikut bacaan niatnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ تَاسُوعَاءَ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnatit tasu'a lillahi ta'ala.

Artinya: Saya niat puasa sunnah Tasu'a esok hari karena Allah SWT.

Sama seperti puasa Asyura, tidak ada doa khusus yang harus dibaca saat memulai puasa Tasu'a. Namun, membaca doa-doa umum atau doa-doa lainnya yang dirasa baik dan sesuai dengan niat ibadah akan menambah kekhusyukan.

Jika mendadak ingin berpuasa Tasu'a di siang hari, niat tetap bisa dilakukan asalkan belum melakukan hal yang membatalkan puasa. Keikhlasan dalam hati untuk menjalankan ibadah puasa Tasu'a karena Allah SWT adalah hal yang paling penting.

Kombinasi niat puasa Tasu'a dan Asyura sekaligus tidaklah dilarang. Namun, mengucapkan niat masing-masing secara terpisah lebih dianjurkan agar lebih khusyuk dan fokus.

Keutamaan dan Manfaat Puasa Asyura

Puasa Asyura memiliki banyak keutamaan. Salah satu yang paling populer adalah menghapus dosa setahun yang lalu. Hadits ini menekankan pentingnya keikhlasan dan ketaatan dalam menjalankan ibadah.

Selain itu, puasa Asyura juga dianggap sebagai puasa paling utama setelah puasa Ramadhan. Hal ini menunjukkan kedudukan puasa Asyura yang sangat mulia dalam ajaran Islam.

Berpuasa di awal tahun baru Hijriah (Muharram) juga diyakini sebagai awal yang baik. Puasa Asyura menjadi salah satu cara untuk memulai tahun baru dengan amalan yang penuh berkah.

Berpuasa di bulan Muharram, salah satu dari empat bulan haram (asyhurul hurum), juga memiliki keutamaan tersendiri. Bulan-bulan haram ini memiliki keistimewaan dan pahala yang lebih besar bagi amalan kebaikan.

Amalan Sunnah di Hari Asyura Selain Puasa

Selain berpuasa, ada amalan sunnah lain yang bisa dilakukan di hari Asyura. Membaca Al-Quran dan memperbanyak dzikir merupakan amalan yang sangat dianjurkan.

Bersedekah dan berbagi makanan kepada sesama, terutama kepada fakir miskin dan anak yatim, juga merupakan amalan sunnah yang sangat baik di hari Asyura.

Shalat sunnah, seperti shalat tahajud atau shalat dhuha, juga bisa dilakukan untuk menambah ibadah di hari Asyura.

Berbuat baik kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang di sekitar kita juga merupakan amalan sunnah yang dianjurkan di hari Asyura. Menebar kebaikan dan kasih sayang merupakan wujud syukur kepada Allah SWT.

Perbedaan Pendapat Ulama Tentang Doa Puasa Asyura

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai tata cara niat puasa Asyura, terutama mengenai ta'yin (penyebutan nama ibadah). Madzhab Syafi'i misalnya, lebih menekankan pentingnya ta'yin dalam niat puasa Asyura.

Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa ta'yin tidak wajib dalam niat puasa sunnah, termasuk puasa Asyura. Yang terpenting adalah niat yang tulus dan ikhlas di dalam hati.

Untuk menggabungkan berbagai pendapat, disarankan untuk tetap membaca niat puasa Asyura secara lengkap dan jelas, serta disertai dengan keikhlasan dan ketaatan yang tulus kepada Allah SWT.

Mengutamakan niat yang tulus dan ikhlas di dalam hati akan lebih penting daripada perbedaan pendapat ulama mengenai ta'yin. Keikhlasan dan ketaatan kepada Allah SWT adalah kunci utama dalam menjalankan ibadah.

Tips Menjalankan Puasa Asyura

Persiapan fisik dan mental sangat penting sebelum menjalankan puasa Asyura. Istirahat yang cukup, menjaga kesehatan, dan mempersiapkan diri secara spiritual akan membantu menjalankan puasa dengan lebih khusyuk.

Makanan yang dianjurkan untuk sahur puasa Asyura adalah makanan yang bergizi dan mudah dicerna. Hindari makanan yang terlalu berat atau berlemak agar tidak mengganggu ibadah puasa.

Untuk berbuka puasa Asyura, dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang ringan dan menyegarkan. Kurma dan air putih merupakan pilihan yang baik.

Memaksimalkan ibadah di hari Asyura dapat dilakukan dengan memperbanyak dzikir, doa, membaca Al-Quran, dan bersedekah. Manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Fenomena dan Peringatan Lain di Hari Asyura

Hari Asyura juga dikaitkan dengan beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti peristiwa Karbala yang diperingati oleh umat Syiah.

Tradisi peringatan Asyura berbeda-beda di berbagai negara Muslim. Ada yang mengadakan pengajian, tabligh akbar, atau kegiatan keagamaan lainnya.

Mitos dan fakta seputar hari Asyura perlu dibedakan. Jangan mudah percaya pada mitos yang tidak bersumber dari ajaran Islam yang benar.

Memahami sejarah dan makna hari Asyura akan membantu kita untuk menjalankan ibadah puasa Asyura dengan lebih khusyuk dan bermakna.

Puasa Asyura merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan dengan keutamaan yang besar. Dengan mengetahui bacaan doa niat, waktu pelaksanaan, dan keutamaannya, kita dapat menjalankan puasa Asyura dengan lebih khusyuk dan mendapatkan pahala yang lebih besar.

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita tentang puasa Asyura. Mari kita selalu berusaha untuk menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dan menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|