Liputan6.com, Jakarta Ketika seseorang digigit ular di dalam rumah, kepanikan kerap kali menjadi reaksi pertama. Padahal, langkah pertama yang keliru justru bisa memperparah kondisi korban. Gigitan ular bukan hanya perkara rasa sakit, tapi juga potensi racun yang mematikan jika tidak segera ditangani dengan benar.
Setiap tindakan awal terhadap gigitan ular berperan besar dalam menentukan keselamatan korban. Mulai dari mengenali jenis gigitan, cara membatasi pergerakan, hingga kapan harus segera ke fasilitas medis, semuanya harus dilakukan dengan tepat. Penanganan yang salah justru bisa mempercepat penyebaran bisa ke seluruh tubuh, atau memperburuk kondisi infeksi yang dialami.
Agar masyarakat lebih siap menghadapi situasi semacam ini, penting memahami urutan tindakan yang harus dilakukan. Simak langkah-langkahnya, sebagai upaya menyelamatkan orang terkena gigitan ular di sekitar rumah, dirangkum Liputan6 berikut.
1. Kenali Gejala Gigitan Ular untuk Evaluasi Cepat
Dikutip dari laman mayoclinic.org, langkah pertama yang wajib dilakukan adalah mengenali tanda-tanda gigitan ular secara cepat. Gejala umum biasanya berupa dua titik luka tusuk kecil di kulit, pembengkakan, nyeri tajam, dan perubahan warna kulit di sekitar luka. Beberapa jenis ular berbisa bisa menyebabkan mual, muntah, pusing, keringat berlebih, atau kesulitan bernapas dalam hitungan menit.
Mengenali gejala secara dini memungkinkan keluarga segera menilai apakah gigitan berasal dari ular berbisa atau tidak. Menurut Cleveland Clinic, gejala sistemik seperti kelemahan otot, penglihatan kabur, atau pingsan merupakan sinyal bahwa bisa ular mulai menyebar ke sistem saraf. Ini menjadi indikator untuk segera mengambil tindakan medis lanjutan.
Mengetahui tingkat keparahan gejala sejak awal akan sangat menentukan tindakan berikutnya. Jika gejalanya ringan, perawatan darurat bisa dilakukan sambil bersiap ke rumah sakit. Namun jika gejala berat muncul dalam 15 menit pertama, penanganan medis darurat tak bisa ditunda.
2. Jauhkan Korban dari Ular dan Pindahkan ke Tempat Aman
Setelah memastikan gejala gigitan, langkah selanjutnya adalah menjauhkan korban dari sumber bahaya. Ular bisa menggigit lebih dari satu kali, terutama jika merasa terancam. Pastikan korban berada di lokasi aman dan tidak bergerak berlebihan, karena aktivitas fisik mempercepat penyebaran bisa ke seluruh tubuh.
Jika ular masih berada di ruangan, jangan coba menangkapnya. Lebih baik mengamankan area dan menutup pintu untuk membatasi pergerakan hewan tersebut. Identifikasi bentuk dan warna ular dari jarak aman bisa membantu pihak medis mengenali jenis bisa, namun tidak perlu mengambil risiko hanya demi foto atau menangkapnya.
Pindahkan korban ke ruangan yang sejuk dan tenang, dan pastikan posisinya nyaman sambil menunggu bantuan atau persiapan menuju rumah sakit. Tujuan utamanya adalah menstabilkan kondisi korban dan menghindari stres tambahan yang bisa mempercepat detak jantung dan aliran racun.
3. Batasi Gerakan dan Jaga Bagian Tubuh yang Tergigit Tetap Rendah
Membatasi pergerakan tubuh adalah prinsip dasar dalam penanganan gigitan ular. Saat otot bergerak, darah akan memompa lebih cepat dan membawa bisa ke seluruh tubuh. Maka dari itu, korban harus beristirahat total dan tidak menggunakan anggota tubuh yang tergigit.
Menurut Mayo Clinic, posisi bagian yang tergigit sebaiknya lebih rendah dari jantung. Ini membantu memperlambat aliran racun menuju organ vital. Jika memungkinkan, letakkan tangan atau kaki yang tergigit di atas bantal dengan posisi turun.
Gunakan bidai atau kain kaku sebagai penyangga jika gigitan terjadi di lengan atau tungkai. Tapi hindari membebat luka dengan ketat, karena hal ini bisa menyebabkan kerusakan jaringan dan memperparah kondisi jika bukan gigitan berbisa. Jangan gunakan torniket, sayatan, atau hisapan karena berisiko tinggi.
4. Lepaskan Aksesori yang Mengganggu Sirkulasi
Segera setelah korban ditangani di tempat aman, periksa apakah terdapat cincin, gelang, jam tangan, atau pakaian ketat di sekitar area gigitan. Hal ini penting dilakukan karena gigitan ular umumnya menyebabkan pembengkakan dalam waktu singkat.
Cleveland Clinic menegaskan bahwa pembengkakan bisa menjalar ke seluruh bagian tubuh jika aksesori tidak dilepaskan lebih awal. Cincin atau gelang yang terlalu ketat bisa menekan pembuluh darah dan menyebabkan nekrosis (kematian jaringan) atau gangren.
Pelepasan aksesori harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah iritasi tambahan pada luka. Jika ada kesulitan, gunakan pelumas seperti air atau sabun cair agar aksesori mudah dilepaskan tanpa menarik kulit yang sudah sensitif. Jangan mencoba memaksa menarik dengan kekerasan.
5. Bersihkan Area Luka Secara Ringan Tanpa Menggosok
Dalam laman clevelandclinic.org, setelah area sekitar luka aman dari tekanan dan benda asing, bersihkan luka dengan air bersih dan sabun ringan. Fokus pembersihan adalah menghilangkan kotoran eksternal, bukan mengobati luka secara mendalam. Jangan sekali-kali menggosok luka karena bisa memperparah kerusakan jaringan.
Mayo Clinic menyarankan agar luka dibiarkan terbuka tanpa ditutup perban rapat, kecuali jika ada risiko kontaminasi. Balutan longgar bisa digunakan untuk mencegah infeksi ringan dari debu atau kontak langsung. Penggunaan antiseptik tidak wajib, karena bisa memperparah iritasi jika salah jenis.
Penting untuk memastikan bahwa tidak ada bahan kimia yang digunakan langsung pada luka, seperti alkohol atau iodin pekat. Ini bukan luka biasa, dan perlakuan kimia justru dapat mempercepat kerusakan jaringan dan membuat diagnosis lebih sulit saat di rumah sakit.
6. Hindari Obat-Obatan Sembarangan Sebelum Diagnosis Medis
Dalam kondisi panik, banyak korban atau keluarga tergoda memberi obat pereda nyeri, antihistamin, atau bahkan antibiotik. Padahal, tindakan ini justru bisa memperburuk kondisi jika belum ada diagnosis pasti dari tenaga medis. Beberapa obat bisa bereaksi dengan bisa ular dan memicu syok.
Cleveland Clinic menyebutkan bahwa bahkan aspirin atau ibuprofen pun bisa meningkatkan risiko pendarahan internal jika korban terpapar bisa hemotoksik. Begitu pula dengan antihistamin yang bisa menutupi gejala reaksi alergi parah yang justru perlu diidentifikasi dokter.
Hindari juga minuman keras atau kafein, karena keduanya mempercepat metabolisme dan detak jantung. Hal ini mempercepat aliran bisa ke organ vital. Satu-satunya asupan yang boleh diberikan adalah air putih dalam jumlah terbatas, dan itu pun jika korban sadar sepenuhnya.
7. Segera Hubungi Layanan Medis dan Catat Waktu Gigitan
Langkah terakhir dan paling krusial adalah menghubungi layanan medis darurat sesegera mungkin. Waktu adalah faktor penentu keberhasilan perawatan gigitan ular. Semakin cepat korban menerima serum anti-bisa (antivenom), semakin tinggi peluang selamat dan pemulihan tanpa komplikasi.
Pastikan untuk mencatat jam terjadinya gigitan, karena dokter akan menggunakan informasi ini untuk menentukan dosis dan jenis antivenom. Jika korban tidak sadar atau mulai mengalami gejala berat seperti kesulitan bernapas, segera beri tahu petugas ambulans dan siapkan jalur evakuasi.
Saat menunggu petugas medis datang atau selama perjalanan, terus tenangkan korban dan awasi tanda-tanda syok seperti denyut nadi melemah atau bibir membiru. Penanganan awal yang tenang dan sistematis menjadi kunci untuk selamat dari gigitan ular berbisa.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Pertolongan Pertama Digigit Ular
1. Apa yang harus dilakukan pertama kali jika digigit ular?
Segera jauhkan diri dari ular, duduk diam, batasi gerakan, dan hubungi layanan medis darurat.
2. Apakah luka gigitan harus disedot atau dipotong?
Tidak. Menurut Cleveland Clinic dan Mayo Clinic, metode ini justru berisiko memperparah luka dan penyebaran racun.
3. Apakah semua gigitan ular memerlukan antivenom?
Tidak. Hanya gigitan dari ular berbisa yang membutuhkan antivenom. Diagnosis harus dilakukan oleh dokter.
4. Apakah boleh minum obat penghilang nyeri setelah digigit ular?
Sebaiknya tidak sebelum pemeriksaan medis, karena beberapa obat bisa memperburuk kondisi.
5. Berapa lama waktu kritis setelah digigit ular?
Waktu emas adalah 30-60 menit pertama untuk mendapatkan pertolongan medis sebelum bisa menyebar luas.