5 Rumah Anyaman Bambu (Rumah Gedek) Khas Jawa Tempo Dulu

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Rumah anyaman bambu atau yang dikenal dengan sebutan rumah gedek merupakan salah satu wujud arsitektur tradisional khas Jawa yang sarat akan nilai budaya dan kearifan lokal. Rumah ini pernah menjadi tempat tinggal utama masyarakat pedesaan di Jawa, terutama sebelum era modernisasi arsitektur berkembang.

Bangunan rumah gedek dikenal karena bahan utamanya yang terbuat dari bilah-bilah bambu yang dianyam membentuk dinding. Selain ringan dan murah, rumah ini juga dikenal sejuk, cocok dengan iklim tropis Indonesia. Material yang digunakan berasal dari alam sekitar, menjadikan rumah ini ramah lingkungan.

Meski kini sudah jarang dijumpai, rumah gedek masih memiliki daya tarik tersendiri di tengah tren hunian modern. Banyak orang mulai melirik kembali desain ini sebagai bagian dari gaya hidup berkelanjutan atau untuk keperluan wisata dan konservasi budaya.

1. Gedhek dengan Anyaman Sesek

Gedhek dengan anyaman sesek merupakan salah satu model rumah bambu yang paling umum ditemukan di Jawa tempo dulu. Anyaman sesek dibuat dengan membelah bambu menjadi beberapa bagian, biasanya 6 hingga 8 potong, kemudian dianyam secara menyilang atau tiga-tiga.

Teknik ini menghasilkan permukaan anyaman yang cukup kuat dan kokoh, meskipun masih terdapat celah-celah kecil di antara anyaman. Celah tersebut memungkinkan sirkulasi udara yang baik sehingga rumah tetap sejuk di dalamnya, terutama di iklim tropis seperti Jawa.

Namun, kelemahan dari anyaman sesek adalah sifatnya yang agak lentur dan mudah peyok jika mendapat tekanan atau benturan. Oleh karena itu, gedhek jenis ini biasanya tidak digunakan untuk dinding utama rumah yang membutuhkan kekuatan lebih, melainkan lebih sering dipakai untuk plafon atau bagian dapur.

Untuk mengatasi celah-celah yang ada dan meningkatkan ketahanan, dinding anyaman sesek sering dilapisi dengan kapur atau tanah liat agar lebih rapat dan tahan terhadap cuaca serta serangan serangga.

2. Gedhek dari Bambu Belah yang Dipaku

Model gedhek yang menggunakan bambu belah yang dipaku langsung ke tiang penyangga merupakan teknik yang lebih sederhana dibandingkan anyaman. Pada model ini, bambu dibelah menjadi lembaran-lembaran tipis kemudian dipaku satu per satu pada rangka kayu atau bambu. Teknik ini menghasilkan dinding yang lebih kuat dan kaku dibandingkan anyaman sesek, sehingga cocok untuk bagian rumah yang membutuhkan ketahanan lebih terhadap angin dan tekanan.

Meski demikian, model gedhek ini memiliki kelemahan pada celah antar bambu yang cukup besar, sehingga angin dapat masuk dengan mudah dan suara dari dalam rumah lebih terdengar ke luar. Hal ini membuat privasi dan isolasi udara kurang optimal.

Oleh karena itu, model ini biasanya digunakan untuk bagian rumah yang tidak terlalu membutuhkan privasi tinggi, seperti ruang penyimpanan atau dapur. Kelebihan utamanya adalah pengerjaan yang lebih cepat dan bahan yang lebih sedikit dibandingkan anyaman rumit.

3. Gedhek Anyaman Pola Ngepang (Menyilang)

Gedhek dengan anyaman pola ngepang atau menyilang merupakan teknik anyaman bambu yang lebih rumit dan rapat. Pola anyaman ini dibuat dengan cara menyilangkan potongan bambu yang lebih tipis dan rapat sehingga menghasilkan permukaan dinding yang lebih padat dan kuat. Selain kekuatan, pola ngepang ini juga memberikan nilai estetika yang lebih tinggi karena pola anyamannya terlihat lebih rapi dan menarik.

Selain keindahan, pola anyaman ngepang ini juga memiliki fungsi praktis yang penting. Anyaman yang rapat dapat mengurangi masuknya angin terlalu kencang ke dalam rumah, sehingga suhu dalam rumah menjadi lebih nyaman dan stabil.

Privasi penghuninya juga lebih terjaga karena celah-celah anyaman yang lebih kecil sulit untuk dilihat dari luar. Namun, pengerjaan pola ini membutuhkan ketelitian dan waktu yang lebih lama serta bahan bambu yang lebih banyak, sehingga biasanya dimiliki oleh keluarga yang lebih mampu secara ekonomi.

4. Rumah Gedhek Model Panggung

Rumah gedhek khas Jawa tempo dulu umumnya dibangun dengan model panggung, yaitu rumah yang berdiri di atas tiang-tiang bambu atau kayu. Model panggung ini memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah untuk menghindari kelembapan dari tanah yang dapat merusak struktur rumah.

Selain itu, rumah panggung juga melindungi penghuni dari serangan hewan liar seperti ular atau binatang kecil yang biasa hidup di tanah. Selain aspek keamanan dan kesehatan, model panggung juga memberikan keuntungan dari segi sirkulasi udara. Ruang kosong di bawah rumah memungkinkan udara mengalir bebas sehingga rumah tetap sejuk dan nyaman, terutama di daerah tropis.

Struktur panggung ini juga memudahkan pembuangan air hujan dan mencegah genangan di sekitar rumah. Model rumah gedhek panggung ini sangat khas dan menjadi simbol arsitektur tradisional Jawa yang ramah lingkungan dan fungsional.

5. Rumah Gedhek dengan Pelapisan Kapur atau Tanah Liat

Untuk meningkatkan ketahanan dan kenyamanan rumah gedhek, dinding anyaman bambu sering kali dilapisi dengan bahan alami seperti kapur atau tanah liat. Pelapisan ini berfungsi untuk menutup celah-celah kecil pada anyaman bambu sehingga angin dan binatang kecil tidak mudah masuk ke dalam rumah.

Selain itu, lapisan ini juga membantu menjaga dinding agar tidak mudah rusak oleh cuaca, terutama saat musim hujan. Pelapisan kapur atau tanah liat juga memberikan tampilan yang lebih rapi dan estetis pada rumah gedhek. Warna putih kapur atau warna coklat tanah liat memberikan kesan alami dan tradisional yang khas.

Teknik ini menunjukkan kearifan lokal dalam memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah didapat di lingkungan sekitar untuk memperbaiki kualitas rumah bambu. Dengan pelapisan yang tepat, rumah gedhek dapat bertahan lebih lama dan tetap nyaman dihuni meskipun menggunakan bahan yang sederhana.

FAQ:

1. Apa itu rumah gedhek?

Rumah gedhek adalah rumah tradisional Jawa yang menggunakan anyaman bambu sebagai dindingnya.

2. Apa keunggulan anyaman sesek pada rumah gedhek?

Anyaman sesek kuat dan memberikan sirkulasi udara baik, namun agak lentur dan mudah peyok.

3. Mengapa rumah gedhek sering dibangun model panggung?

Model panggung menghindari kelembapan tanah, serangan hewan, dan meningkatkan sirkulasi udara.

4. Apa fungsi pelapisan kapur atau tanah liat pada dinding gedhek?

Untuk menutup celah anyaman, meningkatkan ketahanan terhadap cuaca, dan mencegah masuknya binatang kecil.

5. Apa perbedaan utama antara gedhek anyaman sesek dan pola ngepang?

Anyaman pola ngepang lebih rapat, kuat, dan estetis, sedangkan sesek lebih sederhana dan agak renggang.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|