Liputan6.com, Jakarta Warna cat interior bisa membuat rumahmu terlihat lebih indah dan nyaman. Banyak desainer sepakat bahwa pemilihan warna yang tepat menciptakan suasana yang harmonis. Namun, tidak semua warna cocok dipadukan sembarangan.
Beberapa kombinasi warna justru bisa mengganggu estetika ruangan. Walaupun terlihat berani dan unik, ada warna yang sebaiknya tidak kamu sandingkan. Para desainer interior profesional pun menyarankan untuk menghindarinya.
Desainer umumnya senang bereksperimen dengan warna. Namun, tetap ada batasan saat menentukan kombinasi yang akan dipakai di rumah. Terlalu mencolok atau bertabrakan bisa membuat ruangan terasa tidak nyaman.
Beberapa warna bahkan dianggap terlalu kekanak-kanakan, terlalu bertema, atau menyerupai branding komersial. Kamu mungkin tak menyadari bahwa warna di dinding rumahmu termasuk di antaranya.
Inilah alasan kenapa sebaiknya kamu tahu warna-warna yang tidak disukai desainer interior. Berikut dirangkum Liputan6.com dari Thespruce, Rabu (7/5/2025).
1. Ungu dan Kuning: Terlihat Kekanak-kanakan
Kombinasi ungu dan kuning sering dianggap terlalu mencolok dan tidak matang. Menurut desainer Jessica Chepauskas McDonald, warna ini terlihat seperti diambil dari kotak krayon.
Hasil akhirnya membuat ruangan terasa seperti kamar anak-anak atau dekorasi pesta. Walaupun masing-masing warna bisa tampil menarik secara terpisah, saat digabungkan justru jadi terlalu ramai.
Nuansanya tidak memberikan ketenangan visual yang dibutuhkan di ruang hunian. Warna ini bisa cepat membuatmu bosan. Jika kamu suka warna ungu atau kuning, pilihlah versi yang lebih dewasa.
Warna merah marun dan kuning sawi bisa menjadi alternatif yang lebih elegan. Pastikan warna yang dipilih saling melengkapi dan tidak bersaing.
2. Kuning dan Merah: Terlalu Identik dengan Makanan Cepat Saji
Desainer Margie Kaercher menilai kombinasi kuning dan merah mirip dengan logo restoran cepat saji. Kombinasi ini memunculkan energi tinggi yang justru bisa mengganggu kenyamanan visual.
Warnanya terlalu berani untuk dipasang di ruangan sehari-hari. Kesan kekanak-kanakan dan tidak tenang menjadi masalah utama dari perpaduan ini.
Ruangan terasa tidak cocok untuk relaksasi atau berkegiatan. Warna-warna ini terlihat lebih tepat untuk iklan, bukan interior rumah. Jika kamu tetap ingin nuansa hangat, gunakan warna mustard dan terakota.
Kombinasi ini terasa lebih membumi dan dewasa. Warna tersebut memberi kehangatan tanpa terkesan berlebihan.
3. Merah dan Hijau: Terjebak Nuansa Natal Sepanjang Tahun
Merah dan hijau mungkin tampak harmonis di roda warna, tapi tidak berlaku di interior rumah. Kebanyakan orang langsung mengasosiasikan warna ini dengan perayaan Natal.
Desainer Sydney Katz dan Margie Kaercher menyebut kombinasi ini terlalu tematik. Ruangan jadi terasa kaku dan penuh tema musiman yang tidak fleksibel. Terutama jika digunakan di ruang makan atau ruang tamu.
Kombinasi ini tidak cocok untuk desain rumah modern saat ini. Jika kamu ingin tetap memakai merah dan hijau, pastikan salah satunya dibuat lebih netral.
Gunakan tone yang lebih lembut dan netral untuk menyeimbangkan tampilan. Alternatif ini bisa menyelamatkan nuansa rumah tanpa mengorbankan kesan hangat.
4. Ungu dan Oranye: Terlalu Berani dan Tidak Seimbang
Gabungan ungu dan oranye sering terlihat mencolok dan terlalu kompetitif. Desainer McDonald menyarankan untuk tidak memadukan dua warna kuat ini dalam satu ruangan. Hasil akhirnya terlihat tidak seimbang dan membuat ruangan terasa berisik.
Kesan Halloween pun kerap muncul dari kombinasi ini. Bukan suasana yang diinginkan untuk ruang keluarga atau kamar tidur. Kedua warna ini sebaiknya digunakan sendiri-sendiri sebagai aksen.
Jika kamu suka oranye atau ungu, kombinasikan dengan warna netral seperti putih hangat atau cokelat muda. Hal ini bisa meredam kesan terlalu mencolok. Ruangan akan terlihat lebih estetis dan nyaman dilihat.
5. Merah dan Merah Muda: Terlalu Bertema Hari Valentine
Merah dan merah muda dalam satu ruangan menciptakan nuansa romantis yang terlalu bertema. Jessica McDonald menyebut kombinasi ini terasa seperti dekorasi Hari Valentine yang dipaksakan.
Tanpa kehadiran warna netral, hasilnya bisa terlalu kuat. Warna-warna ini membuat ruangan jadi terasa tidak cocok untuk penggunaan sehari-hari. Apalagi jika digunakan di ruang umum seperti ruang tamu.
Efeknya bisa terasa aneh atau janggal. Untuk menghindari kesan tersebut, gunakan elemen pemecah seperti warna abu-abu atau kayu alami.
Perpaduan ini akan menciptakan kesan lebih santai dan modern. Ruangan pun tetap terasa hangat tanpa terlalu tematik.
6. Abu-Abu dan Putih Milenium: Terlalu Datar dan Membosankan
Abu-abu dan putih milenium pernah menjadi tren, tapi kini banyak desainer yang menolaknya. Sydney Katz menyebut kombinasi ini terlalu dingin dan tidak menarik secara visual.
Warna ini membuat ruangan terasa kaku dan kurang berkarakter. Warna netral memang aman, tapi bisa terasa membosankan jika tidak diimbangi dengan warna lain.
Apalagi jika seluruh ruangan didominasi warna ini. Hasilnya terasa seperti ruang kantor tanpa kehangatan rumah. Jika kamu masih suka nuansa netral, coba tambahkan aksen warna hangat seperti krem atau cokelat muda.
Bisa juga menambahkan tanaman atau tekstur kayu agar ruangan lebih hidup. Sentuhan kecil bisa memberi kesan lebih modern dan berjiwa.