Liputan6.com, Jakarta Dunia penerbangan kembali berduka dengan terjadinya kecelakaan American Airlines yang melibatkan helikopter militer Black Hawk di dekat Bandara Nasional Reagan, Washington DC. Peristiwa kecelakaan American Airlines ini terjadi pada Rabu malam (29/1/2025) dan mengakibatkan kedua kendaraan udara tersebut jatuh ke Sungai Potomac.
Tragedi kecelakaan American Airlines ini merupakan salah satu insiden terburuk dalam sejarah penerbangan Amerika Serikat, dengan total korban jiwa mencapai 67 orang. Tabrakan antara pesawat komersial dan helikopter militer ini terjadi saat pesawat sedang melakukan pendekatan untuk mendarat di Bandara Reagan.
Berikut adalah 9 fakta mengejutkan tentang kecelakaan American Airlines yang perlu Anda ketahui. Mulai dari kronologi kejadian, jumlah korban, hingga temuan-temuan terbaru dari proses investigasi yang masih berlangsung, yang telah Liputan6.com rangkum pada Jumat (31/1).
Pihak American Airlines mengatakan, ada 60 penumpang dan empat awak berada di dalam pesawat jet komersial yang jatuh ke Sungai Potomac pada Rabu (29/1/2025) malam setelah bertabrakan dengan helikopter militer. Sementara itu, dilaporkan ada tiga orang...
1. Pembatalan Penerbangan dan Respons Awal
Otoritas Penerbangan Federal (FAA) segera mengambil tindakan dengan memerintahkan penghentian semua aktivitas penerbangan di Bandara Reagan setelah insiden tersebut. Keputusan ini diambil untuk memfasilitasi operasi penyelamatan dan investigasi awal di lokasi kejadian.
Tim gabungan dari berbagai lembaga segera dikerahkan ke lokasi kecelakaan di Sungai Potomac. Kapal-kapal pemadam kebakaran bergabung dalam operasi penyelamatan di perairan yang dingin, menunjukkan respon cepat dari otoritas setempat dalam menangani situasi darurat ini.
2. Jumlah Penumpang dan Korban
American Airlines mengonfirmasi bahwa pesawat komersial tersebut mengangkut total 64 orang, terdiri dari 60 penumpang dan empat awak kabin. Sementara helikopter Black Hawk membawa tiga tentara sebagai awaknya, menjadikan total korban dalam insiden ini mencapai 67 orang.
Tragisnya, berdasarkan konfirmasi dari pihak berwenang, tidak ada korban selamat dalam kecelakaan ini. Tim pencarian menemukan puing-puing pesawat yang hancur berkeping-keping di Sungai Potomac, menjadikan ini sebagai salah satu tragedi penerbangan terburuk di Washington DC dalam beberapa dekade terakhir.
3. Status Helikopter Black Hawk
Helikopter Black Hawk yang terlibat dalam tabrakan sedang melakukan penerbangan latihan rutin dari Fort Belvoir. Heather Chairez, kepala media Joint Task Force-National Capital Region, mengonfirmasi bahwa misi tersebut merupakan bagian dari program pelatihan Batalion Penerbangan ke-12.
Batalion ini bertugas menyediakan transportasi helikopter dan dukungan penyelamatan teknis untuk wilayah Ibu Kota Nasional. Tragedi ini menunjukkan pentingnya koordinasi yang lebih baik antara penerbangan sipil dan militer di wilayah udara yang padat.
4. Kondisi Pesawat Pasca Tabrakan
Berdasarkan laporan dari dua sumber penegak hukum dan satu sumber yang mengetahui situasi tersebut, pesawat penumpang yang jatuh ke Sungai Potomac hancur berkeping-keping. Kondisi ini membuat operasi pencarian dan evakuasi menjadi sangat menantang.
Tim investigasi menemukan bahwa badan pesawat terbelah menjadi tiga bagian utama dan tersebar di beberapa lokasi berbeda di dasar sungai. Menteri Perhubungan Sean Duffy melaporkan bahwa puing-puing ditemukan terbalik di tiga lokasi berbeda dengan kedalaman air setinggi pinggang.
5. Proses Evakuasi Korban
Operasi pencarian dan evakuasi korban berlangsung intensif di Sungai Potomac. Media CBS News, mengutip seorang pejabat polisi, melaporkan bahwa "sedikitnya 18 jenazah ditemukan" dalam beberapa jam pertama pencarian.
Kondisi air yang dingin, yang dapat menyebabkan hipotermia dalam waktu 30 menit, menjadi tantangan tersendiri bagi tim penyelamat. Penyebaran puing-puing ke hilir sungai juga mempersulit proses evakuasi korban.
6. Korban dari Dunia Ice Skating
Di antara korban tragedi ini terdapat pasangan pelatih ice skating terkenal asal Rusia, Yevgenia Shishkova dan Vadim Naumov. Pasangan suami istri yang merupakan mantan juara dunia ice skating berpasangan tahun 1994 ini telah menetap di Amerika Serikat sejak 1998.
Lebih tragis lagi, putra mereka Maxim, yang berkompetisi untuk Amerika Serikat dalam nomor tunggal, juga diduga berada dalam pesawat tersebut. Ia baru saja mengikuti kejuaraan ice skating AS di Wichita, Kansas dari 20-26 Januari. Total 14 orang dari komunitas ice skating berada dalam penerbangan nahas tersebut.
7. Kronologi Tabrakan
Sekitar pukul 9 malam waktu setempat, pesawat American Airlines penerbangan 5342 sedang melakukan pendekatan untuk mendarat di Bandara Reagan. Rekaman komunikasi menunjukkan bahwa pengontrol lalu lintas udara sempat menanyakan kepada pilot tentang kemampuan mereka untuk mendarat di Landasan Pacu 33.
Sekitar 30 detik sebelum tabrakan, pengawas lalu lintas udara terdengar bertanya kepada helikopter militer apakah mereka dapat melihat pesawat yang mendekat. Sesaat kemudian, terdengar peringatan "Tabrakan, tabrakan, tabrakan" dari menara kontrol. Kamera web di John F Kennedy Center for the Performing Arts merekam momen kedua pesawat meledak dan jatuh ke Sungai Potomac.
8. Penemuan Black Box
Tim penyelamat berhasil menemukan black box atau kotak hitam pesawat American Airlines. Penemuan ini sangat penting untuk proses investigasi karena dapat mengungkap detail-detail krusial sebelum terjadinya tabrakan.
Kotak hitam ditemukan bersama dengan barang-barang bawaan penumpang, meskipun belum dipastikan apakah yang ditemukan adalah perekam suara kokpit atau perekam data penerbangan. Temuan ini diharapkan dapat membantu investigator mengungkap penyebab pasti kecelakaan.
9. Analisis Awal dan Pencegahan
Menteri Perhubungan Sean Duffy menyatakan bahwa tabrakan ini "benar-benar dapat dicegah." Dalam konferensi pers, ia menjelaskan bahwa kondisi cuaca saat itu cerah dan pola penerbangan kedua pesawat sebenarnya normal untuk wilayah udara DC.
Pernyataan ini memicu pertanyaan tentang prosedur keselamatan dan koordinasi antara penerbangan sipil dan militer di wilayah tersebut. Investigasi menyeluruh oleh National Transportation Safety Board (NTSB) akan sangat penting untuk mencegah terjadinya tragedi serupa di masa depan.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya evaluasi dan peningkatan sistem keselamatan penerbangan, terutama di wilayah udara yang padat seperti Washington DC. Harapannya, pembelajaran dari kejadian ini dapat mencegah terulangnya tragedi serupa di masa mendatang.