Liputan6.com, Jakarta Ular sering kali dianggap sebagai hewan yang mematikan. Bahkan ular tidak berbisa pun sering menjadi korban karena dianggap berbahaya secara otomatis. Padahal, tidak semua ular memiliki bisa, dan sebagian besar justru memiliki peran penting dalam keseimbangan ekosistem.
Faktanya, hanya sebagian kecil dari seluruh spesies ular di dunia yang benar-benar berbahaya bagi manusia. Sisanya adalah spesies jinak yang lebih memilih menghindari manusia dibanding menyerang. Edukasi yang benar bisa mencegah kepanikan dan membantu manusia hidup berdampingan dengan ular secara aman. Berikut Liputan6.com bahas seputar jenis-jenis ular, tingkat bahayanya, hingga cara menyikapi keberadaannya secara tepat dan tidak membahayakan diri sendiri.
1. Fakta Dasar: Tidak Semua Ular Berbahaya
Dari sekitar 3.900 spesies ular yang diketahui di dunia, hanya sekitar 15% yang tergolong berbisa dan membahayakan manusia. Sisanya adalah ular tidak berbisa yang justru sangat bermanfaat untuk mengendalikan populasi hama.
Kebanyakan ular berbisa hanya menyerang jika merasa terancam. Mereka bukan predator aktif bagi manusia, melainkan mempertahankan diri. Sayangnya, anggapan umum membuat semua ular dianggap sama-sama berbahaya.
Dengan mengenali jenis-jenis ular yang umum dijumpai di sekitar kita, kita bisa menghindari tindakan panik yang justru membahayakan diri maupun si ular itu sendiri.
2. Jenis Ular Berbisa dan Dampaknya bagi Manusia
Ular berbisa memiliki kelenjar racun dan taring khusus untuk menyuntikkannya ke mangsa. Bisa ini bisa bersifat neurotoksik (menyerang saraf), hemotoksik (merusak darah), atau miotoksik (merusak otot).
Beberapa spesies yang harus diwaspadai antara lain ular kobra, viper, ular weling, dan ular laut. Dalam kondisi tertentu, gigitan ular berbisa bisa menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.
Namun, tidak semua gigitan ular berbisa bersifat fatal. Banyak kasus gigitan hanya menyebabkan gejala ringan atau sedang, tergantung dari jumlah bisa yang disuntikkan dan lokasi gigitannya.
3. Ular Tidak Berbisa: Jinak dan Bermanfaat
Sebagian besar ular tidak memiliki bisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Contohnya adalah ular tikus, ular pohon, dan sanca batik. Mereka membunuh mangsanya dengan cara membelit, bukan menyuntikkan racun.
Peran ular tidak berbisa sangat penting dalam rantai makanan, terutama untuk mengendalikan populasi tikus dan serangga yang bisa merusak pertanian atau menyebarkan penyakit.
Sayangnya, ular tidak berbisa kerap dibunuh karena disangka berbahaya. Edukasi publik sangat dibutuhkan agar spesies yang tidak berbahaya ini bisa terus hidup dan menjalankan perannya di alam.
4. Membedakan Ular Berbisa dan Tidak Berbisa Secara Visual
Secara umum, ular berbisa memiliki kepala segitiga, mata elips, dan pola tubuh tertentu, namun ini tidak selalu akurat. Beberapa ular tidak berbisa juga meniru penampilan ular berbisa sebagai strategi bertahan hidup (mimikri).
Contohnya adalah ular belang yang menyerupai ular weling. Tanpa pengetahuan dasar, orang bisa keliru mengidentifikasi dan membunuh ular yang sebenarnya tidak berbahaya.
Cara terbaik untuk membedakan adalah mengenali ciri khas spesies lokal dan tidak mengambil keputusan ekstrem hanya dari warna atau ukuran ular.
5. Jenis Ular di Indonesia yang Perlu Diwaspadai
Indonesia memiliki banyak spesies ular, baik berbisa maupun tidak. Beberapa yang perlu diwaspadai antara lain ular kobra, ular tanah, ular laut, serta ular weling dan welang yang sangat berbisa.
Namun, ada jauh lebih banyak ular tidak berbisa seperti ular sanca, ular tikus, dan ular hijau ekor merah yang tidak membahayakan manusia sama sekali.
Penting untuk memahami lingkungan tempat tinggal dan mengenal ular yang umum dijumpai di sana agar kita bisa menyikapi dengan tepat jika bertemu ular secara langsung.
6. Tindakan saat Bertemu dengan Ular
Hal paling penting adalah tidak panik. Jangan mendekati atau memprovokasi ular. Amati dari jarak aman dan biarkan ular pergi sendiri jika memungkinkan.
Jika ular berada di dalam rumah atau lokasi berisiko, hubungi pemadam kebakaran atau penyelamat satwa liar untuk mengevakuasi. Jangan mencoba menangkapnya sendiri tanpa keahlian.
Menyerang ular tanpa tahu jenisnya bisa sangat berbahaya. Bahkan ular tidak berbisa pun bisa menggigit jika merasa terpojok.
7. Pentingnya Edukasi dan Pelestarian Ular
Ular, baik berbisa maupun tidak, adalah bagian penting dari ekosistem. Mereka membantu mengontrol populasi hama, menjaga keseimbangan rantai makanan, dan bahkan memiliki potensi medis dalam riset farmasi.
Sayangnya, karena ketakutan yang tidak berdasar, banyak ular diburu atau dibunuh. Ini bisa merusak keseimbangan ekosistem dan meningkatkan hama seperti tikus yang justru membahayakan manusia.
Dengan edukasi dan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan, kita bisa belajar hidup berdampingan dengan ular secara lebih aman dan bijak.
FAQ
1. Apakah semua ular laut berbisa?
Ya, semua ular laut berbisa, namun umumnya jinak dan tidak agresif. Mereka hanya menggigit saat merasa terganggu.
2. Bagaimana cara mengenali ular berbisa secara aman?
Kenali ciri fisik seperti kepala segitiga, mata elips, dan perilaku defensif. Namun, cara terbaik tetap melalui panduan lokal atau pakar herpetologi.
3. Jika digigit ular, apa langkah pertama yang harus dilakukan?
Tenangkan diri, batasi gerak, jangan hisap luka, dan segera cari pertolongan medis. Jangan menunda penanganan.
4. Apakah semua ular harus dijauhi?
Tidak. Ular yang tidak berbisa dan tidak mengganggu sebaiknya dibiarkan tetap di habitatnya karena mereka membantu mengendalikan hama.