Liputan6.com, Jakarta Sahur merupakan salah satu keistimewaan yang Allah SWT berikan kepada umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa. Kegiatan makan dan minum di waktu sahur tidak hanya sekadar rutinitas biasa, tetapi mengandung keberkahan dan hikmah yang luar biasa sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadits Rasulullah SAW.
Meski sangat dianjurkan, banyak Muslim yang terkadang melewatkan sahur karena berbagai alasan, mulai dari kelelahan hingga bangun kesiangan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana hukum puasa tapi tidak sahur dan pengaruhnya terhadap keabsahan puasa tersebut.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang sahur, mulai dari pengertian, dalil-dalil yang menganjurkannya, keutamaan sahur, bacaan doa yang dianjurkan, hingga penjelasan tentang hukum puasa tanpa sahur, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (5/2/2025).
Masyarakat Muslim di AS punya berbagai cara untuk menghidupkan suasana Ramadan. Salah satunya dengan buka bersama dan makan sahur di restoran halal. Tim VOA mengajak Anda ke sebuah restoran Pakistan, yang membawa kemeriahan Ramadan ke negeri Paman Sa...
Pengertian dan Anjuran Sahur dalam Islam
Sahur adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan sebelum terbit fajar ketika hendak melaksanakan puasa. Waktu sahur dimulai dari pertengahan malam hingga sebelum masuk waktu imsak. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan sahur, bahkan jika hanya dengan minum seteguk air.
Anjuran untuk melaksanakan sahur ini dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً
Tasahharuu fa inna fis suhuuri barakah
Artinya: "Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah." (HR. Bukhari)
Anjuran sahur ini menunjukkan betapa Islam sangat memperhatikan kesejahteraan umatnya, baik secara spiritual maupun fisik. Melalui sahur, seorang Muslim tidak hanya mendapatkan kekuatan untuk berpuasa, tetapi juga meraih keberkahan dan pahala yang berlipat ganda. Waktu sahur yang dianjurkan pun telah diatur sedemikian rupa, dimulai dari pertengahan malam hingga menjelang imsak, memberikan fleksibilitas bagi umat Islam untuk menyesuaikan dengan kondisi dan aktivitas masing-masing. Dengan memahami pengertian dan anjuran sahur ini, diharapkan umat Islam dapat lebih menghargai dan memanfaatkan kesempatan sahur dengan sebaik-baiknya.
Keutamaan Sahur dalam Hadits
Sahur memiliki kedudukan yang istimewa dalam ibadah puasa, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadits Rasulullah SAW. Setiap keutamaan yang disebutkan tidak hanya menunjukkan nilai spiritual, tetapi juga mengandung hikmah praktis yang dapat dirasakan langsung oleh orang yang melaksanakannya. Berikut adalah penjelasan detail tentang keutamaan-keutamaan sahur yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW:
1. Mendapat Keberkahan dari Allah SWT
Keutamaan pertama dan yang paling sering disebutkan adalah keberkahan yang terdapat dalam sahur. Hal ini dijelaskan dalam hadits:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً
Tasahharuu fa inna fis suhuuri barakah
Artinya: "Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah." (HR. Bukhari)
Berkah yang dimaksud dalam hadits ini bersifat menyeluruh, mencakup aspek spiritual dan fisik. Dari segi spiritual, sahur menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan mendapat pahala tambahan. Dari segi fisik, sahur memberikan energi dan stamina yang dibutuhkan untuk menjalankan puasa dan aktivitas sehari-hari dengan optimal.
2. Mendapat Shalawat dari Allah dan Para Malaikat
Keutamaan kedua yang luar biasa adalah shalawat yang diberikan oleh Allah SWT dan para malaikat kepada orang yang bersahur:
السُّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
As-suhuuru uklatun barakatun falaa tada'uuhu walau an yajra'a ahadukum jar'atan min maa-in fa innallaha wa malaa-ikatahu yusalluuna 'alal mutasahhiriin
Artinya: "Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Maka janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya dengan minum seteguk air. Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur." (HR. Ahmad)
Hadits ini menunjukkan betapa istimewanya ibadah sahur, dimana pelakunya mendapat perhatian khusus dari Allah SWT dan para malaikat. Bahkan hanya dengan minum seteguk air pun, keutamaan ini tetap bisa diraih, menunjukkan kemurahan Allah dalam memberikan pahala kepada hamba-Nya.
3. Menjadi Pembeda dengan Ahli Kitab
Sahur juga menjadi identitas khusus yang membedakan puasa umat Islam dengan puasa umat-umat terdahulu:
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
Fashlu maa baina shiyaaminaa wa shiyaami ahlil kitaabi aklatus sahar
Artinya: "Yang membedakan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur." (HR. Muslim)
Perbedaan ini bukan sekadar perbedaan ritual, tetapi mengandung hikmah mendalam tentang bagaimana Islam memperhatikan kesejahteraan umatnya. Melalui sahur, Allah memberikan kemudahan bagi umat Islam untuk menjalankan puasa dengan lebih optimal, sekaligus mendapatkan pahala tambahan.
4. Menjadi Waktu Mustajab untuk Berdoa
Waktu sahur juga merupakan salah satu waktu mustajab untuk berdoa, sebagaimana dijelaskan dalam hadits:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ
Yanzilu rabbunaa tabaaraka wa ta'aalaa kulla lailatin ilas samaa-id dunyaa hiina yabqaa sulusul laili al-aakhiru yaquulu man yad'uunii fa-astajiba lahu
Artinya: "Rabb kita Tabaraka wa Ta'ala turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: 'Siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Waktu sahur yang bertepatan dengan sepertiga malam terakhir ini menjadi kesempatan emas bagi umat Islam untuk bermunajat kepada Allah SWT dengan harapan doanya dikabulkan.
Berbagai keutamaan sahur yang telah disebutkan di atas menunjukkan betapa Allah SWT telah memberikan keistimewaan yang luar biasa kepada umat Islam melalui ibadah sahur. Setiap keutamaan tidak hanya membawa manfaat spiritual berupa pahala, tetapi juga mengandung hikmah praktis yang dapat dirasakan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita berusaha untuk tidak melewatkan kesempatan berharga ini, minimal dengan minum seteguk air, demi meraih keberkahan dan keutamaan yang telah dijanjikan.
Bacaan Doa Sahur yang Dianjurkan
Membaca doa saat sahur merupakan salah satu sunnah yang sering dilupakan. Padahal, waktu sahur adalah waktu yang mustajab untuk berdoa, dimana Allah SWT berjanji untuk mengabulkan doa-doa hamba-Nya. Selain itu, berdoa saat sahur juga merupakan bentuk adab terhadap makanan dan minuman yang telah Allah anugerahkan. Berikut adalah kumpulan doa yang dianjurkan untuk dibaca saat sahur:
1. Doa Sebelum Makan Sahur
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللَّهِ
Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa adzaaban naar, bismillah
Artinya: "Ya Allah, berkahilah rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami, dan lindungilah kami dari siksa api neraka, dengan menyebut nama Allah"
Doa ini mengandung dua permohonan utama: keberkahan atas rezeki dan perlindungan dari api neraka. Membaca doa ini sebelum sahur menunjukkan kesadaran kita bahwa makanan dan minuman yang kita konsumsi adalah anugerah dari Allah SWT, sekaligus memohon agar sahur kita menjadi sarana untuk menjauhkan diri dari api neraka.
2. Doa Ketika Sahur
يَرْحَمُ اللهُ المُتَسَحِّرِيْنَ
Yarhamullahul mutasahhirin
Artinya: "Semoga Allah memberikan rahmat kepada orang-orang yang makan sahur"
Doa singkat namun sarat makna ini merupakan bentuk harapan akan rahmat Allah bagi seluruh umat Islam yang melaksanakan sahur. Membacanya dapat mengingatkan kita bahwa sahur bukan sekadar ritual, tetapi juga momentum untuk mendapatkan kasih sayang Allah SWT.
3. Doa Setelah Selesai Sahur
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Saya niat puasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala"
Doa ini sekaligus menjadi niat puasa untuk keesokan harinya. Membacanya setelah selesai sahur membantu kita memantapkan niat puasa dan mengingatkan bahwa tujuan utama dari sahur adalah untuk menguatkan diri dalam menjalankan ibadah puasa.
4. Doa Memohon Kekuatan untuk Berpuasa
اَللّٰهُمَّ قَوِّنِيْ عَلَى صِيَامِيْ وَاجْعَلْهُ مِنِّيْ مَقْبُوْلًا
Allaahumma qowwinii 'alaa shiyaamii waj'alhu minnii maqbuulaa
Artinya: "Ya Allah, kuatkanlah aku dalam puasaku dan jadikanlah puasaku diterima"
Doa ini sangat relevan dibaca saat sahur karena mengandung permohonan kekuatan untuk menjalankan puasa dan harapan agar puasa kita diterima oleh Allah SWT. Membacanya dapat menguatkan tekad dan semangat kita dalam menjalankan ibadah puasa.
Mengamalkan doa-doa sahur di atas tidak hanya membuat aktivitas sahur kita lebih bermakna, tetapi juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Waktu sahur yang merupakan waktu mustajab untuk berdoa sebaiknya tidak disia-siakan hanya dengan terfokus pada makan dan minum. Dengan membaca doa-doa ini, kita dapat memaksimalkan keberkahan waktu sahur sekaligus meraih pahala tambahan dari ibadah berdoa.
Hukum Puasa Tapi Tidak Sahur
Banyak Muslim yang terkadang melewatkan sahur karena berbagai alasan, seperti kelelahan, bangun kesiangan, atau kendala lainnya. Hal ini sering menimbulkan kekhawatiran tentang keabsahan puasa yang dijalankan tanpa sahur. Untuk memberikan pemahaman yang jelas, kita perlu mengetahui kedudukan sahur dalam ibadah puasa berdasarkan dalil-dalil dan pendapat para ulama.
Menurut kesepakatan para ulama, sahur merupakan amalan sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam ibadah puasa, bukan merupakan syarat sah puasa. Hal ini berarti seseorang yang puasa tapi tidak sahur tetap sah puasanya, meskipun ia kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keutamaan dan keberkahan dari sahur. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Hasyiah At-Tarmasi, hikmah disunnahkannya sahur adalah untuk menguatkan fisik dalam menjalankan puasa dan sebagai pembeda dengan ahli kitab.
Dengan kata lain, melewatkan sahur tidak berpengaruh pada keabsahan puasa. Yang menjadi syarat sah puasa adalah niat dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari. Namun, meninggalkan sahur berarti melewatkan kesempatan untuk mendapatkan pahala dan keberkahan yang telah dijanjikan Allah SWT.
Adapun waktu yang dianjurkan untuk sahur adalah dimulai dari pertengahan malam hingga sekitar 15 menit sebelum waktu imsak. Hal ini memberikan fleksibilitas yang cukup bagi setiap Muslim untuk menyesuaikan waktu sahur dengan kondisi dan aktivitasnya. Jika seseorang khawatir tidak bisa bangun untuk sahur, dianjurkan untuk mengatur alarm atau meminta bantuan keluarga untuk membangunkan, sehingga tidak melewatkan keutamaan sahur.
Bagi mereka yang terlanjur melewatkan sahur, tidak perlu merasa terlalu khawatir tentang keabsahan puasanya. Yang terpenting adalah memastikan niat yang benar dan menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Namun, sebaiknya berusaha untuk tidak melewatkan sahur di hari-hari berikutnya mengingat besarnya keberkahan dan keutamaan yang terkandung dalam ibadah sahur, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam berbagai hadits Rasulullah SAW.
Meski puasa tapi tidak sahur tetap sah secara hukum, namun sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkan sahur mengingat berbagai keutamaan dan keberkahan yang terkandung di dalamnya. Jika terpaksa melewatkan sahur, pastikan untuk tetap menjaga niat dan semangat dalam menjalankan puasa, serta berusaha untuk tidak melewatkan sahur di hari berikutnya.