Berusia 51.200 Tahun, Lukisan Tertua di Dunia Ada di Sulawesi

3 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Penemuan luar biasa kembali mengangkat Indonesia dalam peta penelitian arkeologi dunia. Tim ilmuwan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama kolaborator internasional menemukan lukisan gua tertua yang pernah diketahui di dunia. Lukisan ini ditemukan di gua kapur Leang Karampuang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dan telah dipastikan berusia 51.200 tahun.

Penelitian ini merupakan hasil kerja sama panjang antara BRIN, Griffith University, Southern Cross University, Universitas Hasanuddin, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK), serta Pemerintah Kabupaten Maros. Publikasi ilmiah mengenai penemuan ini telah dirilis dalam jurnal ternama Nature, menjadikannya sebagai salah satu temuan paling berpengaruh dalam dunia arkeologi.

"Tentu ini merupakan kebanggan bagi kita semua, tidak hanya kita di BRIN tapi juga bagi Masyarakat Indonesia, bahwa kita telah mengeksplorasi, melalui proses ekskavasi yang pajang sehingga membuktikan bahwa ada seni dinding di dalam gua yang sudah berusia dipastikan 51.200 tahun," ujar Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko seperti yang dikutip dari menpan.go.id.

Penemuan Lukisan Prasejarah di Leang Karampuang

Penemuan ini bermula dari eksplorasi arkeologi yang dilakukan oleh tim BRIN dan mitra akademiknya di wilayah Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. Leang Karampuang adalah salah satu dari banyak gua kapur di kawasan ini yang telah lama diduga menyimpan warisan seni prasejarah.

Ketua tim penelitian, Adhi Agus Oktaviana, menyatakan bahwa lukisan yang ditemukan di gua ini menggambarkan adegan tiga sosok menyerupai manusia berinteraksi dengan babi hutan. Lukisan ini termasuk dalam kategori seni figuratif, yang menunjukkan adanya kemampuan manusia purba untuk bercerita melalui gambar.

"Hasil yang kami peroleh ini sangat mengejutkan karena belum ada karya seni dari zaman Es Eropa yang terkenal yang umurnya mendekati umur lukisan gua Sulawesi ini, walau ada pengecualian pada beberapa temuan kontroversial di Spanyol. Penemuan ini merupakan seni cadas pertama di Indonesia yang umurnya melampaui 50.000 tahun," jelas Adhi Agus Oktaviana, mengutip situs BRIN.

Ia menambahkan bahwa ini adalah bukti bahwa budaya bercerita dalam bentuk seni telah berkembang lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.

Teknologi Mutakhir dalam Penanggalan Lukisan

Untuk memastikan usia lukisan tersebut, tim peneliti menggunakan metode analisis terkini yang dikenal sebagai Laser Ablation U-Series (LA-U-series). Metode ini memungkinkan ilmuwan untuk mendeteksi umur lapisan tipis kalsium karbonat yang terbentuk di atas pigmen lukisan dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi.

Profesor Maxime Aubert dari Griffith University, yang turut mengembangkan metode ini, menyatakan bahwa teknologi LA-U-series mampu memberikan data yang lebih akurat dibandingkan metode sebelumnya. "Metode yang dikembangkan ini menggunakan Teknik LA-U Series yang bisa memberikan keakuratan data yang tinggi, karena metode tersbut mampu mendeteksi lapisan kalsium karbonat," ungkap Aubert, mengutip situs Kemenpar. 

Teknik ini juga digunakan untuk menganalisis kembali seni cadas di situs Leang Bulu’ Sipong 4 di Maros-Pangkep. Hasilnya, beberapa lukisan lain yang sebelumnya diperkirakan berusia 44.000 tahun ternyata lebih tua, yakni sekitar 48.000 tahun.

Makna dan Implikasi Penemuan Ini

Penemuan ini membawa dampak besar dalam memahami sejarah seni manusia purba. Sebelumnya, seni cadas figuratif yang dikenal luas berasal dari zaman Paleolitikum di Eropa. Namun, dengan adanya temuan ini, jelas bahwa manusia purba di Asia Tenggara telah memiliki tradisi seni yang lebih tua.

"Pada dasarnya manusia sudah memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dalam bentuk cerita sejak lebih dari 51.200 tahun, namun karena kata-kata tidak bisa menjadi fosil batu maka yang tertinggal hanyalah penggambaran dalam bentuk seni," ujar Oktaviana.

Temuan ini juga menjadi indikasi bahwa seni gua tidak hanya digunakan sebagai hiasan, tetapi juga sebagai bagian dari komunikasi dan narasi sejarah manusia purba. Ini membuka peluang penelitian lebih lanjut mengenai asal-usul budaya bercerita dalam evolusi manusia.

Kolaborasi Penelitian dan Konservasi Situs

Penemuan ini tidak terlepas dari kerja sama lintas institusi antara BRIN dan berbagai universitas serta lembaga riset di dalam maupun luar negeri. Selain sebagai pencapaian akademik, temuan ini juga mendorong kesadaran akan pentingnya konservasi situs arkeologi di Indonesia.

Kepala Pusat Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Herry Jogaswara, menekankan bahwa penelitian ini adalah contoh bagaimana riset jangka panjang yang bersifat kolaboratif dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ilmu pengetahuan.

Sementara itu, Bupati Maros, Chaidir Syam, mengungkapkan kebanggaannya atas penemuan ini.

Potensi Wisata dan Edukasi Seni Cadas

Dengan temuan ini, wilayah Maros-Pangkep berpotensi menjadi destinasi wisata edukasi berkelas dunia. BRIN juga telah menjalin kerja sama dengan Google Arts & Culture untuk memvisualisasikan temuan ini secara digital, sehingga masyarakat luas dapat menikmati dan mempelajari seni gua prasejarah tanpa harus berkunjung langsung ke situsnya.

Manager Hubungan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Google Indonesia, Ariana Santoso, menyatakan bahwa teknologi ini dapat merekonstruksi bagaimana manusia purba melukis di dinding gua ribuan tahun lalu. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya Indonesia.

Poople Also Ask

1. Di mana lukisan gua tertua di dunia ditemukan?

Lukisan gua tertua di dunia ditemukan di Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, Indonesia. Usianya diperkirakan mencapai 51.200 tahun.

2. Apa yang digambarkan dalam lukisan tersebut?

Lukisan tersebut menggambarkan tiga figur manusia yang berinteraksi dengan seekor babi hutan, menunjukkan adanya bentuk komunikasi naratif sejak zaman prasejarah.

3. Bagaimana ilmuwan menentukan usia lukisan tersebut?

Para ilmuwan menggunakan metode Laser Ablation U-Series (LA-U-series) untuk menganalisis lapisan kalsium karbonat yang menutupi lukisan, sehingga mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|