BRIN Berhasil Temukan Cicak Jenis Baru di Madiun, Diberi Nama C. Pecelmadiun

8 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali mencatatkan penemuan baru dalam dunia keanekaragaman hayati. Sebuah spesies cecak jarilengkung (genus Cyrtodactylus) berhasil diidentifikasi di Madiun, Jawa Timur, dan diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun.

Penamaan spesies ini bukan tanpa alasan. Selain ditemukan di sekitar Madiun, nama pecelmadiun diambil dari kuliner khas daerah tersebut. Para peneliti berharap cara ini bisa mengenalkan budaya lokal melalui dunia sains, sebagaimana yang telah dilakukan pada spesies sebelumnya seperti C. papeda dari Pulau Obi dan C. tehetehe dari Kepulauan Derawan.

Bagaimana ciri khas dari spesies baru ini? Di mana habitatnya, dan bagaimana statusnya dalam dunia taksonomi? Berikut ulasan lengkapnya, dirangkum Liputan6, Jumat (14/3).

Promosi 1

Spesies Cecak Baru Ditemukan, Ini Asal Usul Namanya

Dalam situs resminya, tim peneliti dari BRIN yang fokus pada studi biosistematika dan evolusi menyebut bahwa spesies ini ditemukan di lingkungan urban seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, serta kebun di permukiman desa di kawasan Madiun dan Mojokerto.

Nama pecelmadiun diberikan untuk mengangkat keunikan kuliner Nusantara ke dalam dunia sains. Hal ini menjadi strategi yang sudah dilakukan dalam beberapa penamaan spesies sebelumnya, seperti C. papeda dan C. tehetehe.

Selain sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal, penamaan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.

“Para peneliti ingin mengenalkan ragam kuliner Nusantara melalui dunia sains, sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya dalam deskripsi C. papeda dari Pulau Obi dan C. tehetehe dari Kepulauan Derawan,” kata, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Awal Riyanto, dalam situs resmi BRIN.

Ciri Morfologi Cecak Pecelmadiun yang Unik

Secara fisik, C. pecelmadiun memiliki warna dasar cokelat kehitaman. Ukuran tubuhnya bervariasi, dengan jantan dewasa memiliki panjang tubuh (Snout-Vent Length/SVL) mencapai 67,2 mm, sementara betina mencapai 59,0 mm.

Beberapa ciri khas lainnya meliputi:

  • Memiliki 18–20 baris tuberkular dorsal yang tidak teratur di bagian tengah tubuh.
  • Terdapat 26–28 baris tuberkular antara ketiak dan selangkangan.
  • Mempunyai 28–34 baris sisik perut yang membedakannya dari spesies lain dalam genus yang sama.
  • Pada individu jantan, terdapat 32–37 pori precloacofemoral, sementara bagian subkaudalnya tidak memiliki sisik lebar.

Karakteristik ini menunjukkan bahwa C. pecelmadiun memiliki adaptasi yang unik, terutama dalam lingkungan yang berdekatan dengan aktivitas manusia.

"Kami mengamati bahwa C. pecelmadiun cenderung sebagai spesies generalis dalam hal habitat. Spesies ini ditemukan tidak lebih dari 40 cm di atas permukaan tanah, di berbagai lingkungan yang dekat dengan aktivitas manusia," tambah Awal.

Habitat dan Pola Hidup Cecak Pecelmadiun

Berdasarkan pengamatan tim peneliti, C. pecelmadiun merupakan spesies generalis dalam hal habitat. Artinya, spesies ini dapat bertahan hidup di berbagai lingkungan, termasuk daerah yang telah mengalami perubahan akibat aktivitas manusia.

Cecak ini ditemukan tidak lebih dari 40 cm di atas permukaan tanah, lebih sering terlihat di sekitar bebatuan, permukiman, serta tempat-tempat lembap seperti tumpukan genteng atau tanggul jembatan.

Pola hidupnya yang fleksibel ini menambah pemahaman para ilmuwan mengenai adaptasi spesies cecak jarilengkung di Pulau Jawa. Penemuan ini juga membuka peluang untuk meneliti lebih lanjut mengenai bagaimana spesies ini dapat bertahan di lingkungan yang semakin terfragmentasi.

Hubungan Kekerabatan Cecak Pecelmadiun dengan Spesies Lain

Secara filogenetik, C. pecelmadiun memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan Cyrtodactylus petani, dengan jarak genetik 0,1–1,6%. Hal ini menjadikannya sebagai bukti kedua keberadaan grup darmandvillei di Pulau Jawa setelah C. petani.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa genus Cyrtodactylus di Jawa terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu:

  1. Grup darmandvillei, yang juga banyak ditemukan di kawasan Sunda Kecil.
  2. Grup marmoratus, yang dikenal memiliki kompleks spesies lebih luas.

Kondisi ini semakin memperjelas bahwa masih ada banyak spesies dalam genus ini yang belum teridentifikasi secara menyeluruh, sehingga eksplorasi lebih lanjut diperlukan untuk memahami keanekaragaman tersembunyi (hidden diversity) dari cecak jarilengkung di Jawa.

Jadi Referensi Penting dalam Studi Taksonomi

Penemuan spesies ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Zootaxa pada edisi 16 Januari 2025. Hasil penelitian ini menjadi referensi penting dalam studi taksonomi dan konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.

Para peneliti menekankan bahwa temuan ini membuka wawasan baru mengenai keanekaragaman fauna di Jawa, sekaligus menjadi pengingat bahwa masih banyak spesies yang belum terdokumentasikan dengan baik.

Dengan semakin banyaknya spesies baru yang ditemukan, BRIN berharap penelitian ini bisa mendorong langkah-langkah konservasi lebih lanjut, terutama dalam menjaga habitat alami bagi spesies-spesies unik seperti C. pecelmadiun.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik (People Also Ask Google)

1. Apa itu Cyrtodactylus pecelmadiun?

C. pecelmadiun adalah spesies cecak jarilengkung baru yang ditemukan di Madiun dan Mojokerto oleh tim peneliti BRIN.

2. Mengapa cecak ini diberi nama pecelmadiun?

Nama ini diambil dari kuliner khas Madiun, dengan tujuan mengenalkan budaya lokal melalui dunia sains.

3. Di mana habitat utama Cyrtodactylus pecelmadiun?

Spesies ini ditemukan di daerah urban, seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, dan kebun di sekitar permukiman desa.

4. Apakah cecak pecelmadiun berkerabat dengan spesies lain?

Ya, C. pecelmadiun memiliki hubungan dekat dengan Cyrtodactylus petani, dengan jarak genetik sekitar 0,1–1,6%.

5. Apa manfaat penemuan spesies baru ini?

Penemuan ini membantu memahami keanekaragaman hayati Jawa, serta membuka peluang penelitian dan upaya konservasi lebih lanjut.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|