Cara Mencegah Kanker Serviks, Lebih Baik dari Mengobati

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta Kanker serviks menjadi momok bagi perempuan karena sering kali baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut. Padahal, penyakit ini tergolong bisa dicegah lebih awal jika tahu langkah-langkahnya. Sayangnya, masih banyak perempuan yang belum menyadari pentingnya pencegahan sejak dini.

Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV), terutama tipe 16 dan 18. Virus ini bisa menyebar secara diam-diam dan menginfeksi tanpa menimbulkan gejala pada awalnya. Karena itu, tindakan pencegahan jauh lebih penting dibanding menunggu gejala muncul.

Setiap perempuan memiliki risiko terkena kanker serviks, namun risiko tersebut bisa ditekan dengan beberapa langkah. Melalui langkah-langkah ini, Anda dapat mengurangi risiko kanker serviks dan menjaga kesehatan reproduksi. Berikut adalah lima cara mencegah kanker serviks.

1. Mulai dari Hubungan Seksual yang Aman

Melindungi diri sejak awal dengan praktik hubungan seksual yang aman merupakan langkah pertama dalam mencegah kanker serviks. HPV menyebar terutama melalui kontak seksual, sehingga penggunaan kondom sangat disarankan. Meskipun tidak melindungi 100%, kondom membantu menurunkan risiko paparan virus.

Penting untuk menghindari hubungan seksual dengan banyak pasangan, karena semakin banyak pasangan, semakin tinggi pula risiko terinfeksi HPV. Edukasi tentang kesehatan seksual juga perlu ditekankan sejak usia remaja. Perlindungan dini ini adalah bentuk tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan pasangan.

Penggunaan kondom adalah salah satu bentuk perlindungan terhadap infeksi HPV. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan seksual yang sehat bukan hanya soal etika, tetapi juga berpengaruh langsung terhadap pencegahan penyakit serius.

2. Jaga Kebersihan Organ Intim Secara Rutin

Menjaga kebersihan organ intim bukan hanya bagian dari kebersihan tubuh, tetapi juga strategi pencegahan kanker serviks. Area genital sangat rentan terhadap infeksi jika tidak dirawat dengan baik. Penggunaan sabun yang tepat, membasuh dari depan ke belakang, dan mengganti pakaian dalam secara berkala adalah langkah dasar yang sering dilupakan.

Kebersihan yang buruk bisa memicu peradangan atau infeksi lain yang mempermudah HPV berkembang. Peradangan kronis di area serviks bisa menjadi pintu masuk bagi virus. Maka dari itu, kebiasaan kecil yang konsisten akan berdampak besar dalam jangka panjang.

Menjaga kebersihan juga mencakup memerhatikan kondisi saat menstruasi, seperti mengganti pembalut secara teratur. Terlihat sederhana, namun hal-hal seperti ini mampu mengurangi risiko penyakit yang lebih berat di kemudian hari.

3. Lakukan Deteksi Dini dengan Pemeriksaan Urine

Deteksi dini tidak melulu harus dilakukan lewat metode invasif seperti Pap Smear. Kini, tes urine menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) juga dapat mendeteksi keberadaan DNA HPV. Ini menjadi opsi bagi perempuan yang mungkin belum siap atau merasa tidak nyaman dengan prosedur Pap Smear.

Proses ini relatif mudah, tidak menyakitkan, dan bisa dilakukan di berbagai laboratorium kesehatan yang menyediakan layanan tersebut. Pemeriksaan ini direkomendasikan secara berkala, terutama bagi perempuan yang sudah aktif secara seksual. Semakin cepat HPV terdeteksi, semakin besar peluang untuk mencegahnya berkembang menjadi kanker.

Pemeriksaan urine adalah bagian dari strategi pencegahan, bukan pengobatan. Artinya, inisiatif untuk melakukan tes harus datang bahkan ketika tubuh terasa sehat-sehat saja.

4. Vaksinasi HPV sebagai Investasi Kesehatan

Vaksinasi HPV merupakan langkah yang sangat penting dan kini sudah tersedia secara luas di Indonesia. Vaksin ini melindungi tubuh dari tipe HPV berisiko tinggi seperti 16 dan 18 yang menjadi penyebab utama kanker serviks. Vaksinasi sebaiknya dilakukan sebelum seseorang aktif secara seksual, namun tetap bermanfaat untuk perempuan hingga usia 45 tahun.

Pemerintah Indonesia telah menggalakkan vaksinasi ini melalui program nasional, termasuk untuk anak perempuan usia sekolah dasar. Ini menunjukkan bahwa perlindungan terhadap kanker serviks kini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga bagian dari kebijakan publik.

Vaksin ini dirancang untuk melindungi terhadap tipe-tipe HPV yang berisiko tinggi. Dengan vaksinasi, potensi infeksi menurun drastis, yang otomatis menurunkan angka kejadian kanker serviks di masyarakat.

5. Jangan Lewatkan Pap Smear Secara Berkala

Tes Pap Smear tetap menjadi metode utama dalam mendeteksi perubahan sel pada leher rahim yang bisa berkembang menjadi kanker. Tes ini direkomendasikan untuk dilakukan setiap tiga tahun bagi perempuan usia 21-65 tahun yang sudah aktif secara seksual. Melalui prosedur ini, dokter bisa mendeteksi kelainan sedini mungkin.

Banyak perempuan merasa takut atau enggan menjalani Pap Smear karena dianggap tidak nyaman. Namun, manfaat jangka panjangnya jauh lebih besar dibanding rasa tidak nyaman sementara. Tes ini bisa menyelamatkan nyawa dengan memberikan waktu untuk intervensi medis sebelum sel menjadi ganas.

Pap Smear adalah langkah penting untuk mendeteksi perubahan sel di leher rahim. Ini artinya, perempuan yang rutin melakukan tes ini memiliki peluang lebih besar untuk menangkal kanker serviks sejak dini.

Pertanyaan Seputar Kanker Serviks

Apa itu kanker serviks?

Kanker serviks adalah kanker yang terjadi di leher rahim wanita, biasanya disebabkan oleh infeksi HPV.

Siapa yang berisiko terkena kanker serviks?

Wanita yang memiliki aktivitas seksual yang tinggi, merokok, atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko lebih tinggi.

Bagaimana cara mendeteksi kanker serviks?

Deteksi dilakukan melalui pemeriksaan Pap Smear dan tes HPV secara rutin.

Apakah kanker serviks bisa disembuhkan?

Jika terdeteksi lebih awal, peluang kesembuhan sangat tinggi, tergantung pada stadium penyakit.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|