Liputan6.com, Jakarta Tanda ceklis sering digunakan untuk menandai tugas atau item yang telah diselesaikan. Simbol ini sangat membantu dalam menjaga daftar tetap terstruktur dan memudahkan kita memantau perkembangan kegiatan sehari-hari.
Lebih dari sekadar fungsional, tanda ceklis juga memberi kepuasan psikologis. Saat kita melihat banyak tugas yang sudah diberi ceklis, ada perasaan pencapaian yang membuat kita semakin termotivasi untuk melanjutkan aktivitas berikutnya.
Penggunaannya sangat luas—dari pekerjaan kantor, belajar, hingga aktivitas pribadi seperti belanja atau merencanakan liburan. Dengan tanda ceklis, segala sesuatu terasa lebih rapi, terorganisir, dan mudah dikontrol.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang pengertian tanda ceklis, Selasa (22/7/2025).
Definisi dan Makna Universal Tanda Ceklis
Tanda ceklis, yang juga dikenal dengan istilah tanda centang, merupakan simbol sederhana namun sarat makna dalam komunikasi visual. Bentuknya yang khas—biasanya berupa tanda (✓ atau ✔)—telah menjadi representasi universal untuk menyatakan persetujuan, keberhasilan, atau penyelesaian suatu tugas.
Tanda ceklis atau centang merupakan simbol. Mengutip buku berjudul The Secret of Symbol oleh Darmawansyah, simbol dapat diwujudkan dalam gambar, bentuk, gerak, atau benda yang mewakili sesuatu penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya. Simbol dapat digunakan untuk keperluan apa saja, misalnya ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, hingga kepada keagamaan.
Dalam konteks bahasa Indonesia, istilah "ceklis" merupakan serapan dari bahasa Inggris seperti checklist atau check mark, namun penggunaannya sudah sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Fungsi utama tanda ceklis terletak pada kemampuannya menyampaikan informasi secara ringkas, jelas, dan efisien. Simbol ini sering dijumpai di berbagai media, baik pada dokumen fisik seperti formulir dan daftar tugas, maupun di platform digital seperti aplikasi survei, sistem manajemen kerja, dan perangkat lunak pendidikan. Tanda ini menjadi indikator visual yang langsung menunjukkan bahwa suatu tindakan telah dilakukan, pilihan telah dipilih, atau informasi telah diverifikasi.
Tanda centang dipahami secara global sebagai lambang konfirmasi atau kebenaran. Artinya, keberadaan tanda ini tidak hanya menghemat ruang dalam penyampaian informasi, tetapi juga memiliki kekuatan psikologis dalam memberikan rasa kepastian dan kontrol.
Seiring perkembangan zaman, tanda ceklis bahkan telah berevolusi menjadi bagian penting dari antarmuka teknologi modern, dan tetap mempertahankan fungsinya yang praktis dalam mendukung proses evaluasi dan pengambilan keputusan.
Beragam Fungsi Tanda Ceklis di Era Modern
Tanda ceklis memiliki peran penting dalam kehidupan modern karena kemampuannya menyampaikan informasi secara singkat namun jelas. Simbol ini secara umum digunakan untuk menyatakan persetujuan, kebenaran, atau konfirmasi, dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam berbagai dokumen dan sistem, baik manual maupun digital.
Dalam dunia kerja, pendidikan, hingga komunikasi sehari-hari, tanda ceklis kerap dimanfaatkan untuk menunjukkan bahwa suatu tugas telah dilakukan atau sebuah pernyataan telah disetujui.
Dalam perkembangan teknologi informasi, fungsi tanda ceklis menjadi semakin luas dan spesifik. Simbol ini tidak hanya hadir dalam bentuk fisik, tetapi juga menjadi elemen penting dalam antarmuka digital. Di perangkat lunak dan aplikasi, tanda ceklis muncul dalam checkbox untuk memberi pengguna pilihan yang dapat dicentang.
Selain itu, dalam media sosial, tanda ceklis berwarna biru atau hijau berfungsi sebagai tanda verifikasi akun, memastikan keaslian dan kredibilitas identitas pengguna. Bahkan, dalam aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, tanda centang menunjukkan status pesan—mulai dari terkirim, diterima, hingga dibaca.
Bahkan kini di Instagram juga ada simbol tanda ceklis atau disebut centang biru. Menurut Sawers (2023) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Lafinus Vol. 1, No. 1 (2024), ikon centang biru diperuntukkan sebagai penanda bahwa akun tersebut merupakan akun yang asli milik orang yangditandakan (biasanya public figure).
Beberapa fungsi lain dari tanda ceklis yang umum digunakan di era modern meliputi:
1. Daftar periksa (checklist): Menandai tugas atau item yang telah diselesaikan, sangat bermanfaat dalam manajemen waktu dan produktivitas.
2. Evaluasi akademik atau pekerjaan: Tanda ceklis digunakan untuk menunjukkan jawaban benar atau kelulusan dalam penilaian ujian dan formulir evaluasi.
3. Indikator gizi atau kualitas produk: Di Indonesia, centang hijau pada kemasan makanan menjadi simbol bahwa produk tersebut memenuhi standar gizi tertentu.
4. Konfirmasi dalam sistem administrasi: Digunakan dalam dokumen resmi untuk menandai pernyataan setuju, informasi yang telah diverifikasi, atau data yang telah diperiksa.
5. Interface pengguna digital: Tanda ceklis muncul dalam menu pengaturan, form online, hingga sistem manajemen proyek untuk mempermudah pelacakan progres.
Variasi Makna Tanda Ceklis di Berbagai Negara
Tanda ceklis (✓) memang secara umum dikenal sebagai simbol untuk menyatakan 'benar", "setuju", atau "selesai". Namun, maknanya tidak selalu seragam di setiap negara. Perbedaan budaya dan sistem pendidikan di berbagai wilayah menyebabkan interpretasi tanda ini bisa sangat bervariasi, bahkan bertolak belakang dari pemahaman umum yang kita kenal.
Mengutip buku berjudul Semiotika (2024) oleh Michael Jibrael Rorong, tanda-tanda dan simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi dapat berbeda-beda tergantung pada konteks sosial dan budaya di mana komunikasi tersebut terjadi. Sebagai contoh, dalam beberapa budaya, kontak mata dianggap sebagai tanda kepercayaan dan kejujuran, sedangkan dalam budaya lain, kontak mata dapat dianggap sebagai tanda penghinaan dan ketidaksopanan.
Beberapa contoh variasi penggunaan tanda ceklis di berbagai negara antara lain:
1. Swedia dan Norwegia: Di sekolah-sekolah di dua negara Skandinavia ini, tanda ceklis justru bisa menunjukkan bahwa jawaban salah. Sebaliknya, untuk menandai jawaban yang benar, guru biasanya menggunakan huruf "R" yang berasal dari kata rätt atau riktig, yang berarti "benar" dalam bahasa lokal mereka.
2. Finlandia: Di negara tetangganya, Finlandia, tanda ceklis (✓) juga digunakan untuk menandai kesalahan. Dalam bahasa Finlandia, simbol ini sering dikaitkan dengan kata väärin, yang berarti "salah", sehingga fungsinya sangat berbeda dari persepsi umum di negara lain.
3. Jepang dan Korea: Budaya Asia Timur memiliki sistem simbol yang cukup unik. Di Jepang dan Korea Selatan, simbol lingkaran (O) digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu itu benar atau disetujui. Sebaliknya, tanda "X" atau kadang tanda ceklis (✓) digunakan untuk menunjukkan kesalahan, penolakan, atau ketidaksesuaian, khususnya dalam ujian atau formulir resmi.
4. Belanda dan negara bekas koloninya (termasuk Indonesia): Dalam konteks pendidikan di Belanda dan negara-negara bekas koloninya seperti Indonesia, Suriname, dan Afrika Selatan, dikenal simbol unik bernama "krul". Bentuknya menyerupai coretan melingkar atau pita kecil dan sering digunakan oleh guru untuk menunjukkan bahwa suatu jawaban benar atau disetujui. Tanda ini diyakini berasal dari huruf "g" pada kata Belanda goed atau gezien, yang berarti "bagus" atau "telah diperiksa".
Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan bahwa simbol sederhana seperti tanda ceklis ternyata bisa memiliki interpretasi budaya yang beragam. Oleh karena itu, saat menggunakan atau melihat simbol ini di konteks internasional—terutama dalam dokumen pendidikan, komunikasi bisnis, atau platform digital lintas negara—penting untuk memahami konteks lokal agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Sumber:
- Buku berjudul The Secret of Symbol oleh Darmawansyah
- Kajian berjudul Kajian berjudul Fenomena Centang Biru dalam Media Sosial sebagai Penanda Pengakuan Sosial dalam Sudut Pandang Manipulasi Tanda dipublikasikan di Jurnal LafinusVol. 1, No. 1 (2024)
- Buku berjudul Semiotika (2024) oleh Michael Jibrael Rorong
Q & A Seputar Topik
Apa itu tanda ceklis dan apa maknanya secara umum?
Tanda ceklis (✓) adalah simbol grafis yang secara umum digunakan untuk menyatakan kebenaran, persetujuan, atau bahwa suatu tugas telah selesai. Di berbagai dokumen, formulir, atau daftar tugas, tanda ini menjadi penanda bahwa item tersebut telah diperiksa atau disetujui.
Bagaimana tanda ceklis digunakan dalam kehidupan sehari-hari?
Tanda ceklis digunakan dalam banyak konteks, seperti pada daftar belanja untuk menandai barang yang sudah dibeli, dalam formulir untuk menyetujui pernyataan, hingga dalam aplikasi digital seperti WhatsApp untuk menunjukkan pesan telah terkirim atau dibaca. Di media sosial, tanda ceklis juga berfungsi sebagai simbol verifikasi akun resmi.
Apakah tanda ceklis memiliki makna yang berbeda di negara lain?
Ya, makna tanda ceklis bisa berbeda-beda tergantung budaya. Di beberapa negara Skandinavia seperti Swedia dan Finlandia, tanda ceklis justru bisa berarti jawaban salah. Di Jepang dan Korea, simbol “O” digunakan untuk menandai benar, sementara tanda ceklis atau “X” menandakan salah. Di Belanda dan Indonesia, tanda “krul” digunakan di dunia pendidikan untuk menandai jawaban yang benar.
Apa sejarah awal kemunculan tanda ceklis?
Sejarah tanda ceklis diyakini berawal dari Kekaisaran Romawi, ketika huruf Latin “V” digunakan sebagai singkatan dari Veritas (kebenaran). Seiring waktu, bentuk tulisan tangan huruf ini berubah dan berkembang menjadi simbol ceklis modern. Bukti lain juga menunjukkan bahwa bentuk mirip ceklis pernah digunakan di Babilonia kuno untuk menandai tugas yang telah diselesaikan.
Mengapa tanda ceklis penting dalam dunia digital dan komunikasi modern?
Dalam era digital, tanda ceklis berfungsi sebagai indikator status yang cepat dipahami. Misalnya, dalam kotak centang (checkbox) di perangkat lunak, tanda ceklis menandakan opsi yang dipilih. Di aplikasi pesan, tanda ini memberi tahu pengguna apakah pesan telah terkirim atau dibaca. Penggunaannya yang luas dan mudah dikenali menjadikan tanda ceklis sangat penting dalam mempercepat komunikasi visual.