Estimasi Biaya Bangun Rumah Type 36 untuk Berbagai Spesifikasi, Dilengkapi Tips Hemat Budget

1 month ago 26

Liputan6.com, Jakarta Mewujudkan hunian idaman adalah impian banyak keluarga, terutama bagi pasangan muda atau individu dengan anggaran terbatas. Rumah tipe 36 menjadi pilihan populer di Indonesia karena ukurannya yang ideal dan fungsionalitasnya yang seimbang.

Rumah dengan luas 36 meter persegi ini menawarkan solusi hunian yang efisien, namun perlu diingat bahwa estimasi biaya bangun rumah type 36 sangat bervariasi. Rentang biaya pembangunan bisa mencapai Rp100 juta hingga Rp400 juta, tergantung pada berbagai faktor seperti material yang digunakan, lokasi pembangunan, dan kompleksitas desain rumah itu sendiri.

Perencanaan yang matang dan pemahaman mendalam tentang setiap aspek pengeluaran sangat krusial untuk menghindari pembengkakan biaya yang tidak diinginkan. Artikel ini akan memandu Anda melalui rincian estimasi biaya pembangunan rumah tipe 36, memberikan gambaran jelas mengenai investasi yang dibutuhkan, serta tips cerdas untuk menghemat anggaran.

Jadi simak informasi selengkapnya berikut ini sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (24/7/2025).

Faktor Penentu Biaya Bangun Rumah Type 36

Biaya pembangunan rumah tipe 36 tidaklah statis; ada beberapa faktor utama yang sangat memengaruhinya. Memahami variabel-variabel ini akan membantu Anda menyusun anggaran yang realistis dan membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kondisi finansial.

Salah satu faktor signifikan adalah lokasi pembangunan. Biaya tanah, upah tenaga kerja, dan logistik material sangat berbeda antara daerah perkotaan dan pedesaan. Sebagai contoh, harga tanah di pusat kota besar dapat mencapai puluhan juta Rupiah per meter persegi, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pinggiran atau pedesaan.

Selain itu, spesifikasi material yang dipilih juga menjadi penentu utama. Penggunaan material berkualitas tinggi, mulai dari pondasi, dinding, atap, hingga elemen finishing seperti keramik dan sanitasi, akan secara langsung meningkatkan total biaya pembangunan. Semakin kompleks desain rumah yang diinginkan, semakin tinggi pula biaya yang diperlukan karena membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan material khusus.

Metode konstruksi yang dipilih, apakah sistem borongan atau harian, juga akan memengaruhi total pengeluaran. Untuk proyek pembangunan rumah yang lebih kecil, sistem pembayaran harian mungkin lebih efisien, sementara sistem borongan seringkali lebih cocok untuk proyek yang lebih besar dan komprehensif. Terakhir, biaya perizinan seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB) serta alokasi dana untuk biaya tak terduga, seperti kenaikan harga material atau kendala cuaca, juga harus diperhitungkan dalam anggaran.

Rincian Biaya per Komponen

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah rincian perkiraan biaya pembangunan rumah tipe 36, dibagi berdasarkan komponen-komponen utama yang perlu dianggarkan secara cermat.

1. Biaya Tanah

Luas tanah minimal yang ideal untuk rumah tipe 36 umumnya berkisar antara 60 hingga 75 meter persegi. Harga tanah sangat bervariasi, mulai dari Rp300 ribu per meter persegi di daerah pedesaan hingga puluhan juta di kota-kota besar seperti Jakarta. Jika Anda memiliki lahan seluas 60 meter persegi dengan harga Rp3 juta per meter persegi, maka biaya lahannya adalah Rp180 juta.

2. Biaya Konstruksi Bangunan

Biaya konstruksi standar untuk rumah tipe 36 satu lantai diperkirakan antara Rp4,5 juta hingga Rp5 juta per meter persegi. Dengan luas bangunan 36 m², perkiraan biaya konstruksi minimum adalah Rp162 juta (36 m² × Rp4.500.000) dan maksimum Rp180 juta (36 m² × Rp5.000.000). Kisaran biaya ini umumnya sudah mencakup jasa dan material standar. Namun, untuk material high-end atau premium, biaya per meter persegi bisa mencapai Rp8 juta.

3. Upah Tenaga Kerja

Pilihan sistem upah tenaga kerja juga memengaruhi total biaya. Jika memilih sistem borongan, biaya bisa berkisar antara Rp2.250.000 hingga Rp3.500.000 per meter persegi, yang sudah termasuk material. Sistem ini seringkali lebih terkontrol untuk proyek besar.

Untuk sistem harian, upah pekerja bervariasi: tukang gali sekitar Rp90.000-Rp110.000 per hari, tukang batu Rp100.000-Rp120.000 per hari, tukang kayu Rp100.000-Rp120.000 per hari, tukang besi beton Rp120.000-Rp150.000 per hari, tukang listrik Rp120.000-Rp135.000 per hari, asisten tukang Rp100.000 per hari, dan mandor Rp200.000-Rp250.000 per hari.

4. Biaya Instalasi & Lainnya

Selain biaya konstruksi utama, ada beberapa biaya instalasi dan perizinan yang perlu diperhitungkan. Biaya instalasi listrik umumnya sekitar Rp500.000. Biaya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bervariasi tergantung lokasi dan luas tanah, namun biasanya berkisar antara Rp5 juta hingga Rp10 juta.

Untuk pembuatan septic tank, biaya materialnya sekitar Rp2 juta hingga Rp2,1 juta, dengan total biaya pembuatan termasuk upah tukang bisa mencapai Rp4,1 juta hingga Rp5 juta. Estimasi ini penting untuk memastikan semua aspek pembangunan tercover dalam anggaran.

5. Biaya Tak Terduga

Sangat disarankan untuk menyiapkan dana cadangan sekitar 10–15% dari total biaya konstruksi dan instalasi. Dana ini berfungsi sebagai bantalan untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga yang mungkin muncul selama proses pembangunan, seperti kenaikan harga material mendadak, kendala cuaca yang menunda pekerjaan, atau perubahan kecil pada desain. Misalnya, jika biaya konstruksi mencapai Rp180 juta, dana tak terduga yang dialokasikan bisa mencapai Rp27 juta (15% dari Rp180 juta).

Estimasi Total Berdasarkan Model

Membangun rumah merupakan investasi besar yang membutuhkan perencanaan matang. Pilihan tipe rumah sangat beragam, tergantung kebutuhan, budget, dan lahan yang tersedia. Berikut beberapa tipe rumah beserta spesifikasi dan kisaran biayanya yang dapat menjadi referensi Anda:

1. Tipe 36/60 Sederhana 

Tipe rumah 36/60 sederhana merupakan pilihan ideal bagi Anda yang menginginkan rumah sederhana dengan biaya terjangkau. Dengan luas bangunan 36 m² dan luas tanah 60 m², tipe ini cocok untuk keluarga kecil. Konstruksi rumah ini umumnya menggunakan material standar, berupa bangunan satu lantai. Keunggulan tipe ini terletak pada harga yang relatif murah, sangat cocok bagi Anda yang sudah memiliki tanah atau menemukan lahan dengan harga terjangkau. 

Perlu diingat bahwa estimasi biaya pembangunan sekitar Rp100-150 juta belum termasuk biaya tanah jika Anda belum memilikinya. Meskipun sederhana, tipe ini tetap dapat didesain dengan nyaman dan fungsional. Dengan perencanaan yang baik, Anda dapat memaksimalkan ruang yang ada untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, perlu dipertimbangkan bahwa material standar mungkin memiliki daya tahan yang lebih rendah dibandingkan material yang lebih berkualitas. Kesimpulannya, tipe 36/60 sederhana adalah pilihan hemat dan praktis bagi mereka yang memiliki budget terbatas dan lahan yang sudah tersedia. 

2. Tipe 36/75 Standar 

Tipe 36/75 standar menawarkan peningkatan kenyamanan dan kualitas material dibandingkan tipe sederhana. Dengan luas bangunan 36 m² dan luas tanah 75 m², tipe ini umumnya terdiri dari dua kamar tidur dan satu lantai. Penggunaan material mid-range memberikan keseimbangan antara kualitas dan harga. Kisaran estimasi biaya pembangunan, yakni Rp180-250 juta, sudah termasuk biaya tanah, sehingga memudahkan perencanaan anggaran. Tipe ini cocok bagi keluarga kecil yang menginginkan rumah dengan kualitas yang lebih baik dan sudah termasuk lahan. 

Desainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan selera, menawarkan fleksibilitas dalam penataan ruangan. Meskipun lebih mahal dari tipe sederhana, tipe 36/75 standar tetap menjadi pilihan yang masuk akal bagi mereka yang mencari keseimbangan antara kualitas, harga, dan kenyamanan. 

3.  Tipe 36 2 Lantai 

Bagi Anda yang membutuhkan ruang lebih, tipe 36 2 lantai merupakan pilihan yang tepat. Dengan luas bangunan total 72 m², tipe ini menawarkan ruang yang lebih luas dan fleksibel. Struktur bangunan menggunakan beton bertulang yang kokoh dan tahan lama. Namun, perlu diingat bahwa pembangunan rumah dua lantai membutuhkan biaya tambahan untuk tangga dan dak, sehingga harga menjadi lebih tinggi, yakni sekitar Rp360-400 juta. 

Keunggulan tipe ini terletak pada efisiensi lahan dan ruang yang lebih besar. Anda dapat menciptakan ruangan yang lebih privat dan fungsional dengan adanya lantai dua. Namun, biaya konstruksi yang lebih tinggi perlu dipertimbangkan dengan matang. Kesimpulannya, tipe 36 2 lantai cocok bagi mereka yang membutuhkan ruang lebih dan memiliki budget yang lebih besar. 

4. Premium Full Renov 

Tipe Premium Full Renov menawarkan kualitas dan desain yang premium. Rumah ini menggunakan material berkualitas tinggi, seperti marmer, dan dilengkapi dengan sistem smart home untuk kenyamanan dan keamanan. Desainnya yang kompleks dan detail membutuhkan keahlian khusus, sehingga estimasi biaya pembangunan sekitar Rp350-450 juta mencerminkan kualitas dan kemewahan yang ditawarkan. 

Tipe ini cocok bagi Anda yang menginginkan rumah dengan kualitas terbaik dan fasilitas lengkap. Meskipun harganya paling mahal, tipe ini menawarkan nilai investasi yang tinggi dan kenyamanan hidup yang maksimal. Kesimpulannya, tipe Premium Full Renov adalah pilihan bagi mereka yang menginginkan rumah mewah dan berinvestasi pada kualitas hidup yang tinggi.

Tips Menghemat Biaya

Membangun rumah dengan anggaran terbatas memerlukan strategi penghematan yang cerdas tanpa mengorbankan kualitas. Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan:

  1. Desain Minimalis: Pilihlah desain rumah yang simpel dan fungsional. Hindari bentuk bangunan yang rumit atau banyak lekukan, karena model kotak minimalis dapat mengurangi biaya konstruksi hingga 20% dengan meminimalkan pemotongan material dan kompleksitas pengerjaan.
  2. Gunakan Material Lokal: Material lokal umumnya lebih terjangkau dan mudah didapatkan. Contohnya, batu bata merah atau genteng tanah liat lokal seringkali lebih ekonomis dibandingkan material impor atau premium.
  3. Pilih Kontraktor Terpercaya: Seleksi kontraktor yang memiliki reputasi baik dan transparan dalam perhitungan biaya. Pertimbangkan sistem borongan untuk proyek yang lebih besar karena biayanya lebih terkontrol dan disepakati di awal.
  4. Hemat Listrik: Optimalkan desain rumah untuk ventilasi alami dan pencahayaan alami. Hal ini dapat mengurangi kebutuhan akan penggunaan lampu dan pendingin udara, sehingga menghemat biaya listrik jangka panjang.
  5. Pengawasan Mandiri: Lakukan pengawasan secara mandiri terhadap proses pembangunan. Pengawasan langsung dapat membantu meminimalkan pemborosan material dan memastikan pekerjaan sesuai dengan rencana.
  6. Beli Material Off-Season: Beberapa material bangunan mungkin memiliki harga yang lebih rendah pada musim tertentu. Lakukan survei harga pasar secara berkala untuk mendapatkan penawaran terbaik dan harga yang kompetitif.
  7. Siapkan Dana Cadangan 10-15%: Selalu alokasikan dana cadangan sekitar 10-15% dari total anggaran. Ini penting untuk mengantisipasi kenaikan harga material mendadak atau biaya tak terduga lainnya yang mungkin muncul selama proses pembangunan.

Secara keseluruhan, estimasi biaya bangun rumah type 36 dapat berkisar antara Rp100 juta hingga Rp400 juta, tergantung pada spesifikasi, lokasi, dan pilihan material. Kunci utama dalam mewujudkan rumah idaman ini adalah perencanaan yang matang dan pemilihan yang tepat dalam setiap aspek pembangunan.

Penting untuk melakukan survei harga tanah dan material di lokasi pembangunan terlebih dahulu untuk mendapatkan data yang paling akurat. Selain itu, alokasikan dana tak terduga sebesar 10–15% dari total biaya untuk mengantisipasi hal-hal di luar perkiraan. Prioritaskan penggunaan material lokal berkualitas untuk efisiensi biaya tanpa mengorbankan kualitas bangunan. Dengan perencanaan yang cermat dan strategi penghematan yang tepat, Anda dapat membangun rumah tipe 36 sesuai dengan anggaran yang Anda miliki dan mewujudkan hunian impian.

FAQ

Q: Apa saja ruangan di rumah type 36 standar?

A: Rumah tipe 36 standar umumnya memiliki 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, ruang tamu, dan ruang keluarga multifungsi.

Q: Mana lebih hemat: sistem borongan atau harian untuk pembangunan rumah?

A: Sistem borongan lebih terjangkau dan terkontrol untuk proyek pembangunan rumah yang besar karena biaya sudah disepakati di awal. Sistem harian lebih cocok untuk renovasi minor atau pekerjaan dengan pengawasan ketat.

Q: Bagaimana cara menghitung biaya per meter persegi untuk pembangunan rumah?

A: Biaya per meter persegi dihitung dengan membagi total biaya konstruksi dengan luas bangunan. Contoh: Rp180 juta ÷ 36m² = Rp5 juta/m².

Q: Apakah mungkin membangun rumah type 36 dengan anggaran Rp100 juta?

A: Bisa, dengan syarat tanah sudah dimiliki, menggunakan material standar atau lokal, dan desain rumah sangat sederhana atau minimalis.

Q: Berapa lama waktu pengerjaan pembangunan rumah type 36?

A: Waktu pengerjaan rumah tipe 36 umumnya berkisar antara 2 hingga 3 bulan, namun faktor cuaca dan ketersediaan material dapat memengaruhi durasi pembangunan.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|