Perubahan harga BBM tidak terjadi secara acak, melainkan merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling berkaitan. Pemerintah, badan usaha migas, dan konsumen semuanya terdampak oleh dinamika ini. Berikut adalah sejumlah faktor utama yang memengaruhi naik atau turunnya harga BBM, baik di Indonesia maupun secara global:
1. Harga Minyak Mentah Dunia
Salah satu faktor paling dominan dalam menentukan harga BBM adalah harga minyak mentah internasional. Indonesia, meskipun memiliki ladang minyak sendiri, tetap mengimpor sebagian besar kebutuhan minyak mentahnya dari luar negeri. Ketika harga minyak mentah naik di pasar dunia—misalnya akibat konflik geopolitik, gangguan produksi, atau ketegangan di wilayah penghasil minyak maka biaya produksi BBM pun ikut meningkat. Sebaliknya, jika harga minyak dunia turun, biasanya harga BBM juga bisa mengalami penyesuaian ke bawah.
2. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS
Minyak mentah dan produk BBM merupakan komoditas global yang diperdagangkan dalam mata uang dolar Amerika Serikat (USD). Oleh karena itu, perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar memiliki pengaruh langsung terhadap harga jual BBM. Ketika nilai tukar rupiah melemah, harga impor minyak menjadi lebih mahal, sehingga berpotensi menaikkan harga BBM di dalam negeri. Sebaliknya, jika rupiah menguat, harga impor minyak bisa menjadi lebih murah.
3. Kebijakan Pemerintah dan Subsidi Energi
Pemerintah memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual BBM, terutama untuk jenis BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar. Kebijakan ini seringkali mempertimbangkan faktor ekonomi makro dan kondisi sosial masyarakat. Dalam kondisi tertentu, pemerintah dapat menahan kenaikan harga BBM meskipun biaya produksi meningkat, dengan cara memberikan subsidi tambahan. Namun, jika subsidi tidak memungkinkan secara fiskal, maka harga BBM bisa disesuaikan agar tidak membebani APBN.
4. Biaya Produksi dan Distribusi
Harga BBM juga dipengaruhi oleh biaya operasional mulai dari eksplorasi, produksi, pengolahan, hingga distribusi. Biaya ini mencakup infrastruktur kilang, transportasi dari depot ke SPBU, serta biaya penyimpanan dan pemasaran. Jika terjadi peningkatan pada salah satu komponen biaya tersebut, maka hal itu bisa berkontribusi terhadap kenaikan harga BBM.
5. Permintaan dan Penawaran Energi
Faktor supply and demand juga turut memengaruhi harga BBM. Ketika permintaan bahan bakar meningkat secara signifikanmisalnya saat musim mudik Lebaran atau libur panjang—harga bisa naik karena tekanan permintaan. Sebaliknya, saat permintaan menurun akibat penurunan aktivitas ekonomi, lockdown, atau peralihan ke energi alternatif, harga BBM cenderung lebih stabil atau bahkan turun.
6. Kondisi Geopolitik dan Krisis Global
Kondisi global seperti perang, embargo, atau krisis politik di negara-negara penghasil minyak dapat mengganggu rantai pasok energi dunia. Ketidakstabilan ini sering menyebabkan fluktuasi drastis pada harga minyak mentah, yang akhirnya turut memengaruhi harga BBM secara global, termasuk di Indonesia.