Pemerintah China Cabut Larangan Korean Wave Mei 2025 Mendatang

3 weeks ago 21

Liputan6.com, Jakarta Setelah delapan tahun penerapan pembatasan, pemerintah Tiongkok akhirnya berencana untuk menghapus larangan terhadap Korean Wave atau Hallyu Ban pada Mei 2025. Kebijakan tersebut diberlakukan sejak 2017 sebagai reaksi terhadap pemasangan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) oleh Korea Selatan.

Pernyataan ini disampaikan oleh seorang pejabat tinggi dari China-Asia Pacific Cooperation Center pada tanggal 19 Februari 2025. Ia menjelaskan bahwa Tiongkok akan mulai mengirimkan delegasi budaya ke Korea Selatan untuk meningkatkan pertukaran budaya, dengan target mencapai pembukaan penuh pada paruh pertama tahun ini.

Pencabutan larangan ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan bagi industri hiburan Korea, seperti K-Pop, drama, film, dan permainan. Selain itu, kebijakan ini juga dianggap sebagai bagian dari strategi diplomasi Tiongkok di tengah ketegangan yang terjadi dengan Amerika Serikat.

Industri hiburan Korea Selatan berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Korean Wave terus menjamur ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu pengaruh penting dari Korean Wave adalah melalui Drama Korea atau yang lebih dikenal dengan Drakor.

1. Awal Mula Larangan: Konflik THAAD dan Ketegangan Diplomatik

Pada tahun 2016, Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka akan memasang sistem pertahanan rudal THAAD, yang langsung menuai protes keras dari pihak China. Pemerintah Beijing melihat tindakan ini sebagai sebuah ancaman terhadap keamanan nasional dan sebagai respons, mereka melaksanakan berbagai langkah pembalasan baik di bidang ekonomi maupun budaya.

Salah satu dampak terbesar adalah pembatasan konten hiburan Korea. Sejak 2017, drama, film, dan konser K-Pop sulit mendapat persetujuan masuk ke pasar China. Meskipun pemerintah China tidak pernah mengakui larangan ini secara resmi, regulasi ketat dan proses persetujuan yang berbelit menjadi hambatan utama bagi industri hiburan Korea.

2. Dampak Ekonomi: Kerugian Besar bagi Korea Selatan

Larangan yang diterapkan ini memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap industri hiburan di Korea. KDB Future Strategy Research Institute mencatat bahwa Korea Selatan mengalami kerugian mencapai 22 triliun KRW (sekitar 15,3 miliar USD) setiap tahunnya akibat pembatasan tersebut.

Selain sektor hiburan, industri lain yang berhubungan, seperti kosmetik, fashion, dan makanan, juga merasakan dampaknya. Sebelum adanya pembatasan ini, pengaruh Korean Wave di Tiongkok sangat besar, dengan K-Pop dan drama Korea yang menguasai pasar. Namun, setelah larangan diberlakukan, ekspor konten Korea ke Tiongkok mengalami penurunan yang signifikan.

3. Indikasi Pencabutan Larangan: Perubahan Sikap China

Indikasi pencabutan larangan mulai tampak pada akhir tahun 2024. Salah satu peristiwa penting yang menandai perubahan ini adalah pertemuan antara Presiden China, Xi Jinping, dan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan, Woo Won Shik, yang berlangsung pada Februari 2025. Dalam kesempatan tersebut, Xi menegaskan bahwa ertukaran budaya merupakan elemen kunci dalam hubungan bilateral.

Selain itu, China juga mulai menerapkan kebijakan yang lebih terbuka dengan memberikan fasilitas bebas visa bagi warga Korea Selatan pada akhir 2024. Langkah ini dianggap sebagai bagian dari usaha China untuk memperbaiki hubungan diplomatik dengan Korea Selatan, terutama di saat ketegangan dengan Amerika Serikat semakin meningkat.

4. Alasan di Balik Keputusan China

Pencabutan larangan ini memiliki dampak yang luas, tidak hanya dalam ranah diplomasi, tetapi juga dalam strategi ekonomi yang diterapkan oleh China. Menghadapi tekanan yang semakin meningkat dari Amerika Serikat terhadap sektor teknologi dan perdagangan, China berusaha untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara tetangga, termasuk Korea Selatan.

Selain itu, perubahan kebijakan ini juga mencerminkan kepercayaan diri China terhadap industri hiburan domestiknya. Dengan pertumbuhan pesat pasar konten di China, Beijing tampaknya semakin yakin untuk bersaing dengan industri hiburan Korea tanpa harus memberlakukan berbagai pembatasan.

5. Apa yang Akan Berubah Mulai Mei 2025?

Menurut pejabat dari China-Asia Pacific Cooperation Center, China tidak akan mengumumkan pencabutan larangan ini secara resmi, melainkan akan menerapkan perubahan secara bertahap.

Mulai Mei 2025, diperkirakan akan ada peningkatan signifikan dalam persetujuan ekspor drama, film, dan permainan Korea ke China. Selain itu, lebih banyak konser K-Pop yang akan diizinkan digelar di berbagai kota besar di China.

Dengan langkah ini, hubungan budaya antara kedua negara diperkirakan akan kembali pulih, dan industri hiburan Korea Selatan dapat kembali meraih pasar China yang sangat besar.

6. Kenapa China melarang Korean Wave pada 2017?

Sebagai reaksi terhadap penempatan sistem pertahanan rudal THAAD di Korea Selatan, China telah mengimplementasikan larangan terhadap konten dari Korea. Langkah ini diambil karena Beijing menganggap THAAD sebagai sebuah ancaman terhadap keamanan nasionalnya.

7. Bagaimana cara China mencabut larangan ini?

China berencana untuk menghapus larangan secara bertahap tanpa adanya pengumuman resmi terlebih dahulu. Proses ini akan dimulai dengan mengizinkan kembali ekspor drama, film, dan konser K-Pop pada bulan Mei 2025.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|