Liputan6.com, Jakarta Kehidupan di Bumi memang bermula di lautan sekitar 4 miliar tahun lalu, tapi butuh waktu lama hingga makhluk hidup mulai merayap ke daratan. Diperkirakan makhluk pertama mulai bergerak di darat sekitar 400 juta tahun lalu, dan baru benar-benar berjalan sekitar 318 juta tahun yang lalu.
Namun, temuan terbaru menunjukkan bahwa ada kehidupan yang sudah berjalan di darat jauh sebelum waktu itu. Penemuan ini mengubah pemahaman kita tentang sejarah awal kehidupan darat.
Jejak kaki yang ditemukan menjadi buktinya. Jejak ini berasal dari makhluk mirip reptil sepanjang sekitar 60 cm. Para peneliti memastikan bahwa makhluk ini benar-benar hidup di darat, berdasarkan ciri-ciri khas pada jejak kakinya yang terekam di batu purba.
Yang lebih mengejutkan, jejak ini dibuat oleh dua makhluk sekaligus yang tampaknya sedang berlari-lari setelah hujan turun. Sangat menakjubkan betapa sebuah bongkahan batu kuno bisa mengungkap cerita mengharukan dari masa ratusan juta tahun lalu.
Simak ulasannya yang dilansir Liputan6.com dari Oddee, Senin (19/5/2025).
Sebanyak 22 replika hewan purba raksasa yang terbuat dari jerami diarak di sepanjang jalan utama Sangiran. Kirab Ini dalam rangka Festival Jerami Sangiran yang bertujuan untuk edukasi sejarah peninggalan zaman purbakala.
Mengubah Asumsi Lama
Sebelum penemuan jejak kaki baru ini, para ilmuwan sepakat bahwa hewan mulai hidup secara permanen di daratan sekitar 320 juta tahun yang lalu. Pendapat ini didukung oleh catatan fosil serta jejak kaki tertua yang pernah ditemukan sebelumnya, yaitu milik makhluk mirip reptil dari sekitar 318 juta tahun lalu.
Namun sebenarnya, kehidupan telah mencapai daratan jauh lebih awal, sekitar 400 juta tahun yang lalu. Meski begitu, sebagian besar hewan masih harus kembali ke air untuk berkembang biak dan menjaga kelembapan kulit mereka. Bahkan ada jejak kaki dari 390 juta tahun lalu, tetapi milik makhluk yang belum memiliki kaki dan tungkai sejati, lebih mirip jejak sirip daripada jejak kaki.
Pada masa itu, makhluk yang benar-benar menetap di darat hanyalah serangga dan artropoda. Contohnya, kecoak sudah ada sejak awal kehidupan darat dan bentuknya hampir tidak berubah hingga sekarang. Artinya, makhluk bertulang belakang belum sepenuhnya beradaptasi untuk hidup mandiri di daratan.
Namun, seluruh pemahaman ini berubah berkat penemuan di Australia. Di sana, para ilmuwan menemukan sebongkah batu pasir yang mengandung jejak kaki tertua dari hewan darat. Usianya diperkirakan mencapai 350 juta tahun, sekitar 32 juta tahun lebih tua dari jejak kaki yang sebelumnya memegang rekor. Temuan ini mengubah pandangan kita tentang awal kehidupan darat secara permanen.
Siapa yang Meninggalkan Jejak Ini?
Sayangnya, kita tidak benar-benar tahu seperti apa rupa penghuni darat purba itu. Tapi sebenarnya, para ilmuwan bisa mengetahui banyak hal hanya dari beberapa jejak kaki. Menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature, jejak ini dibuat oleh hewan mirip reptil. Meskipun belum termasuk reptil sejati seperti yang kita kenal sekarang, makhluk ini merupakan bentuk awal yang kemungkinan berevolusi menjadi reptil di kemudian hari.
Berdasarkan ukuran jejak kaki yang lebarnya sekitar lima sentimeter, para peneliti memperkirakan bahwa hewan ini memiliki panjang tubuh sekitar 75 cm. Jika dilihat dari pola jalannya yang terekam dalam jejak, kemungkinan besar bentuk tubuhnya menyerupai biawak kini. Meskipun tidak ditemukan fosil utuhnya, jejak ini sudah cukup untuk membayangkan bentuk makhluk tersebut.
Namun yang lebih penting, jejak ini mengandung satu petunjuk penting yang menunjukkan bahwa hewan ini hidup sepenuhnya di daratan: ia memiliki cakar. "Ini adalah bukti paling awal yang pernah ditemukan tentang hewan yang memiliki cakar," kata Stuart Sumida, seorang paleontolog dari California State University, kepada Associated Press.
Para peneliti menyebut bahwa jari-jari panjang dan cakar tajam makhluk ini adalah tanda pasti bahwa ia sudah beradaptasi dengan kehidupan darat. Hewan bertulang belakang sebelumnya, seperti ikan dan amfibi yang sesekali merangkak ke darat, tidak memiliki cakar karena tidak membutuhkannya di lingkungan air.
Di daratan, cakar menjadi sangat berguna—untuk mencengkeram tanah licin, bertahan dari gravitasi, dan menangkap mangsa. Jadi, bisa dibayangkan bahwa salah satu hewan darat paling awal adalah makhluk mirip kadal sepanjang dua kaki yang dilengkapi cakar tajam.
Ada dua hewan bermain saat hujan
Jejak kaki ini ternyata bukan hanya memberi petunjuk tentang seperti apa rupa hewan purba tersebut, tetapi juga mengungkap kondisi lingkungan tempat mereka hidup, dan bahwa hewan itu tidak sendirian. Jejak tersebut menunjukkan bahwa pada hari saat jejak tercipta, hujan turun di lokasi itu.
Hal ini tidak mengejutkan, karena pada masa itu, wilayah yang sekarang menjadi Australia adalah bagian dari superbenua Gondwana dan memiliki iklim yang panas dan lembap. Salah satu makhluk mirip reptil itu berjalan melintasi tanah sebelum hujan turun. Para peneliti bisa mengetahui ini karena cipratan tetesan hujan yang membekas di tanah telah sedikit mengaburkan jejak kaki pertama tersebut.
Tak lama setelah hujan reda dan sebelum tanah benar-benar mengering, dua makhluk serupa berlari ke arah yang berlawanan. Hal ini terlihat dari jejak kaki mereka yang lebih dalam dan lebih tajam karena tanah masih lunak akibat hujan. Ini menunjukkan bahwa mereka bergerak dengan lebih cepat, kemungkinan sedang bermain atau berinteraksi.
Apakah mungkin makhluk yang sama kembali melintasi jalan sebelumnya setelah bertemu temannya? Kita mungkin takkan pernah tahu jawabannya. Tapi kenyataan bahwa kita bisa mengajukan pertanyaan seperti itu saja sudah luar biasa. Hari ini, 350 juta tahun kemudian, kita bisa membayangkan dua hewan darat pertama di dunia sedang berlarian bersama di hari yang hujan. Itu sungguh menakjubkan.