Liputan6.com, Jakarta - Diabetes, penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah, kini menjadi masalah kesehatan global. Memahami gejala diabetes sangat penting karena deteksi dini dapat mencegah komplikasi serius di kemudian hari.
Gejala diabetes bervariasi, tergantung jenis dan keparahannya; gejala diabetes tipe 1 cenderung muncul tiba-tiba dan lebih parah, sementara gejala diabetes tipe 2 seringkali ringan dan berkembang perlahan sehingga seringkali tidak disadari penderitanya.
Siapa pun, terutama mereka yang memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga diabetes, obesitas, atau gaya hidup tidak sehat, perlu memahami gejala-gejala ini.
Penting untuk diingat bahwa munculnya beberapa gejala di atas tidak secara otomatis mendiagnosis diabetes. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Pemeriksaan kadar gula darah, baik puasa maupun sewaktu, diperlukan untuk memastikan diagnosis. Penanganan dini sangat krusial untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi jangka panjang seperti penyakit jantung, kerusakan ginjal, kerusakan saraf, dan gangguan penglihatan.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Selasa (15/4/2025).
Kadar gula darah yang tinggi melampaui batas normal dapat meningkatkan resiko diabetes dan komplikasi penyakit berat seperti penyakit jantung, ginjal hingga kanker.
Penjelasan Gejala Diabetes Tipe 1
Melansir dari Mayo Clinic dan CDC, diabetes tipe 1 ditandai dengan serangan sistem imun terhadap sel-sel penghasil insulin di pankreas. Hal ini menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk memproses glukosa, sehingga kadar gula darah meningkat drastis. Gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul secara tiba-tiba dan lebih berat dibandingkan tipe 2.
Berikut beberapa gejala diabetes tipe 1 yang perlu diwaspadai:
-
Sering Buang Air Kecil: Ginjal bekerja ekstra keras untuk membuang kelebihan glukosa melalui urine, menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil, bahkan di malam hari. Kondisi ini seringkali disertai dengan rasa haus yang berlebihan sebagai upaya tubuh mengganti cairan yang hilang. Jika Anda mengalami hal ini, segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah itu gejala diabetes atau bukan.
-
Rasa Haus yang Berlebihan (Polidipsia): Tubuh kekurangan energi karena glukosa tidak dapat diproses dengan baik, memicu rasa haus yang terus-menerus. Ini merupakan upaya tubuh untuk mengganti cairan yang hilang karena sering buang air kecil. Perlu diwaspadai jika rasa haus ini berlebihan dan tidak dapat diatasi dengan minum air putih dalam jumlah banyak.
-
Rasa Lapar yang Berlebihan (Polifagia): Tubuh kekurangan energi karena glukosa tidak dapat diproses dengan baik, sehingga memicu rasa lapar yang terus-menerus. Meskipun sering makan, tubuh tetap merasa kekurangan energi. Ini merupakan salah satu tanda bahwa tubuh tidak mampu mengolah gula darah dengan baik.
-
Penurunan Berat Badan yang Tidak Disengaja: Meskipun sering lapar, tubuh tidak mampu mengubah makanan menjadi energi, sehingga berat badan justru menurun. Hal ini bisa disertai dengan penurunan massa otot. Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab yang jelas perlu diwaspadai sebagai gejala diabetes.
-
Kelelahan dan Lemas: Kurangnya energi akibat ketidakmampuan tubuh memproses glukosa menyebabkan kelelahan dan kelemahan yang terus-menerus. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup. Jika Anda sering merasa lelah dan lemas tanpa sebab yang jelas, segera periksakan diri ke dokter.
-
Gangguan Penglihatan: Peningkatan kadar gula darah dapat mempengaruhi lensa mata, menyebabkan pandangan kabur atau berbayang. Gangguan penglihatan ini bisa bersifat sementara atau permanen jika tidak segera ditangani. Segera konsultasikan dengan dokter mata jika Anda mengalami gangguan penglihatan.
-
Luka Sulit Sembuh: Tingginya kadar gula darah dapat mengganggu proses penyembuhan luka. Luka kecil pun dapat membutuhkan waktu lama untuk sembuh. Jika Anda mengalami luka yang sulit sembuh, segera periksakan ke dokter.
-
Infeksi Berulang: Sistem kekebalan tubuh yang terganggu akibat diabetes meningkatkan risiko infeksi, seperti sariawan, infeksi kulit, dan keputihan pada wanita. Infeksi yang sering kambuh bisa menjadi indikasi adanya masalah gula darah.
-
Kesemutan (Neuropati Perifer): Kerusakan saraf akibat diabetes dapat menyebabkan kesemutan, terutama di tangan dan kaki. Kondisi ini dapat disertai dengan rasa nyeri, terbakar, atau kaku. Perlu diwaspadai jika kesemutan ini terus-menerus dan tidak kunjung hilang.
-
Kulit Kering: Kulit kering dan gatal juga merupakan gejala yang sering muncul pada penderita diabetes. Kondisi ini disebabkan oleh dehidrasi dan gangguan fungsi saraf. Perawatan kulit yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
-
Mulut Kering: Mirip dengan rasa haus yang berlebihan, mulut kering juga merupakan gejala yang sering dialami penderita diabetes. Kondisi ini disebabkan oleh dehidrasi dan gangguan fungsi kelenjar saliva. Minum air putih yang cukup dapat membantu meredakan gejala ini.
Penjelasan Gejala Diabetes Tipe 2
Melansir dari Mayo Clinic dan CDC, diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau sel-sel tubuh resisten terhadap insulin. Gejala diabetes tipe 2 seringkali muncul secara bertahap dan lebih ringan, sehingga seringkali tidak disadari penderitanya. Oleh karena itu, penting untuk waspada terhadap gejala-gejala awal.
Berikut beberapa gejala diabetes tipe 2 yang perlu diperhatikan:
-
Sering Merasa Haus: Rasa haus yang berlebihan merupakan upaya tubuh untuk mengganti cairan yang hilang karena sering buang air kecil. Ini terjadi karena ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan glukosa melalui urine.
-
Sering Buang Air Kecil: Ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan glukosa melalui urine, sehingga frekuensi buang air kecil meningkat, bahkan di malam hari. Kondisi ini seringkali disertai dengan rasa haus yang berlebihan.
-
Penurunan Berat Badan yang Tidak Disengaja: Meskipun sering lapar, tubuh tidak mampu mengubah makanan menjadi energi, sehingga berat badan justru menurun. Hal ini bisa disertai dengan penurunan massa otot.
-
Kelelahan dan Lemas: Kurangnya energi akibat ketidakmampuan tubuh memproses glukosa menyebabkan kelelahan dan kelemahan yang terus-menerus. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
-
Gangguan Penglihatan: Peningkatan kadar gula darah dapat mempengaruhi lensa mata, menyebabkan pandangan kabur atau berbayang. Kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kerusakan mata permanen.
-
Luka Sulit Sembuh: Tingginya kadar gula darah dapat mengganggu proses penyembuhan luka. Luka kecil pun dapat membutuhkan waktu lama untuk sembuh. Ini merupakan salah satu tanda adanya gangguan metabolisme gula.
-
Infeksi Berulang: Sistem kekebalan tubuh yang terganggu akibat diabetes meningkatkan risiko infeksi, seperti sariawan, infeksi kulit, dan keputihan pada wanita. Infeksi yang sering kambuh bisa menjadi indikasi adanya masalah gula darah.
-
Kesemutan: Kerusakan saraf akibat diabetes dapat menyebabkan kesemutan, terutama di tangan dan kaki. Kondisi ini dapat disertai dengan rasa nyeri, terbakar, atau kaku.
-
Kulit Kering: Kulit kering dan gatal juga merupakan gejala yang sering muncul pada penderita diabetes. Kondisi ini disebabkan oleh dehidrasi dan gangguan fungsi saraf.
-
Gatal-gatal pada Kulit: Gatal-gatal, terutama di area selangkangan dan ketiak, bisa menjadi indikasi diabetes. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah yang mengganggu fungsi kulit.
Ada Sejumlah Gejala Diabetes pada Kulit
Melansir dari Bio Farma dan UPK Kemenkes RI, perubahan pada kulit juga bisa menjadi indikator adanya diabetes. Kondisi ini terjadi karena tingginya kadar gula darah dapat memengaruhi kesehatan kulit dan meningkatkan risiko infeksi. Gejala diabetes pada kulit seringkali tidak disadari, sehingga penting untuk waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada kulit.
Berikut beberapa gejala diabetes yang tampak pada kulit:
- Kulit kering dan gatal: Kulit kering dan gatal merupakan gejala umum diabetes karena dehidrasi dan gangguan fungsi saraf. Penting untuk menjaga kelembapan kulit dengan menggunakan pelembap.
- Infeksi kulit berulang: Tingginya kadar gula darah dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi kulit. Infeksi kulit yang sering kambuh perlu diwaspadai.
- Luka yang sulit sembuh: Tingginya kadar gula darah dapat mengganggu proses penyembuhan luka. Luka kecil pun dapat membutuhkan waktu lama untuk sembuh.
- Akantosis nigrikans: Bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan merupakan tanda resistensi insulin. Kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat menjadi indikasi diabetes.
- Infeksi jamur: Penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi jamur, terutama di area lipatan kulit. Kondisi ini perlu ditangani segera untuk mencegah komplikasi.
- Bisul yang hilang timbul: Bisul yang sering muncul dan sulit sembuh juga bisa menjadi indikasi diabetes. Kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat menjadi tanda infeksi bakteri.
- Nekrobiosis lipoidika diabeticorum: Kondisi kulit yang ditandai dengan bercak merah kecoklatan yang terasa nyeri dan gatal. Kondisi ini jarang terjadi, tetapi perlu diwaspadai.
Penting untuk selalu menjaga kebersihan kulit dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami perubahan pada kulit yang tidak biasa.
Bahaya Abaikan Gejala Diabetes
Melansir dari berbagai sumber seperti Mayo Clinic, CDC, dan Bio Farma, mengabaikan gejala diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius yang membahayakan kesehatan. Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala-gejala diabetes.
Berikut beberapa bahaya mengabaikan gejala diabetes:
-
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah: Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah, menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri.
-
Kerusakan Saraf (Neuropati): Tingginya kadar gula darah dapat merusak saraf, menyebabkan kesemutan, nyeri, mati rasa, dan kelemahan pada tangan dan kaki. Dalam kasus yang parah, neuropati dapat menyebabkan luka yang sulit sembuh dan bahkan amputasi.
-
Kerusakan Ginjal (Nefropati): Diabetes dapat merusak ginjal, menyebabkan gagal ginjal. Ginjal yang rusak tidak dapat menyaring limbah dari darah secara efektif.
-
Kerusakan Mata (Retinopati): Diabetes dapat merusak pembuluh darah di mata, menyebabkan retinopati diabetik. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan bahkan kebutaan.
-
Gangguan Pencernaan: Diabetes dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan sembelit. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan saraf di saluran pencernaan.
-
Disfungsi Ereksi: Diabetes dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada pria karena kerusakan saraf dan pembuluh darah di penis.
-
Infeksi Berulang: Sistem kekebalan tubuh yang terganggu akibat diabetes meningkatkan risiko infeksi, seperti infeksi kulit, infeksi saluran kemih, dan pneumonia.
Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala diabetes. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup.