Sudut Pandang Orang Ketiga, Ciri, Jenis, dan Contohnya

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kegiatan menulis, baik karya sastra maupun nonfiksi, sudut pandang merupakan salah satu unsur paling penting yang menentukan cara cerita disampaikan kepada pembaca. Sudut pandang, termasuk sudut pandang orang ketiga, memengaruhi bagaimana peristiwa dilihat, seberapa dekat pembaca dengan tokoh, serta seberapa luas informasi yang bisa diberikan oleh penulis. Kesalahan dalam memilih sudut pandang dapat membuat cerita terasa membingungkan, tidak konsisten, atau kehilangan daya tarik emosional.

Salah satu sudut pandang yang paling sering digunakan adalah sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang ini banyak ditemukan dalam cerpen, novel, biografi, hingga artikel naratif karena memberikan kebebasan yang besar bagi penulis dalam mengembangkan cerita. Dengan sudut pandang orang ketiga, penulis dapat mengatur jarak emosional, memperluas cakupan cerita, serta menyesuaikan gaya penceritaan sesuai tujuan tulisan, baik untuk hiburan maupun penyampaian informasi.

Sudut pandang orang ketiga adalah teknik penceritaan di mana penulis berada di luar cerita dan tidak berperan sebagai tokoh. Dalam sudut pandang ini, penulis menggunakan kata ganti seperti “dia”, “ia”, “mereka”, atau langsung menyebut nama tokoh untuk menceritakan peristiwa yang terjadi. Dengan demikian, pencerita tidak terlibat langsung dalam alur cerita.

Penggunaan sudut pandang orang ketiga memungkinkan penulis untuk bertindak sebagai pengamat yang menceritakan kejadian secara lebih luas. Penulis dapat menggambarkan tindakan, dialog, serta latar tanpa harus membatasi cerita pada pengalaman pribadi satu tokoh saja. Hal ini membuat cerita terasa lebih terbuka dan fleksibel dalam pengembangan alur.

Selain itu, sudut pandang orang ketiga sering dianggap lebih objektif dibandingkan sudut pandang orang pertama. Penulis dapat menyampaikan cerita secara netral atau mengatur seberapa banyak informasi yang ingin dibagikan kepada pembaca, sehingga sudut pandang ini cocok digunakan untuk berbagai jenis tulisan, mulai dari fiksi hingga nonfiksi.

Ciri paling mudah dikenali dari sudut pandang orang ketiga adalah penggunaan kata ganti yang merujuk pada tokoh dari luar cerita. Penulis tidak menggunakan kata “aku” atau “kami”, melainkan menyebut tokoh dengan “dia”, “ia”, “mereka”, atau nama tokoh secara langsung. Hal ini menunjukkan bahwa pencerita tidak berada di dalam cerita.

Sudut pandang orang ketiga juga membuat penulis bebas dalam menggambarkan peristiwa dan tokoh. Penulis dapat berpindah dari satu tokoh ke tokoh lain, dari satu tempat ke tempat lain, serta dari satu waktu ke waktu lainnya tanpa harus menjelaskan alasan perpindahan tersebut. Kebebasan ini membuat sudut pandang orang ketiga sangat efektif untuk cerita dengan alur kompleks.

Selain itu, sudut pandang orang ketiga memungkinkan penulis untuk menentukan tingkat kedalaman cerita. Penulis bisa memilih untuk masuk ke pikiran tokoh, hanya fokus pada satu tokoh, atau bahkan bersikap sepenuhnya netral tanpa mengungkapkan perasaan siapa pun. Pilihan ini membuat sudut pandang orang ketiga sangat fleksibel.

Berikut beberapa ciri-ciri sudut pandang orang ketiga:

• Menggunakan kata ganti “dia”, “ia”, “mereka”, atau nama tokoh
• Penulis berperan sebagai pengamat, bukan tokoh cerita
• Dapat menggambarkan satu atau banyak tokoh sekaligus
• Memberikan kesan cerita yang lebih luas dan objektif
• Umum digunakan dalam cerpen, novel, biografi, dan teks naratif

Sudut pandang orang ketiga tidak bersifat tunggal, melainkan terbagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan sejauh mana penulis mengetahui dan menyampaikan informasi tentang tokoh. Pemilihan jenis sudut pandang orang ketiga akan memengaruhi gaya penceritaan dan pengalaman membaca.

Jenis-jenis sudut pandang orang ketiga adalah sebagai berikut:

Orang ketiga serba tahu

Dalam jenis ini, penulis mengetahui semua hal tentang cerita, termasuk pikiran, perasaan, dan latar belakang seluruh tokoh. Penulis bebas berpindah-pindah sudut pandang antar tokoh dan menjelaskan peristiwa secara menyeluruh. Sudut pandang ini sering digunakan dalam novel dengan cerita yang kompleks.

Orang ketiga terbatas

Pada sudut pandang ini, penulis hanya mengungkapkan pikiran dan perasaan satu tokoh tertentu, meskipun tetap menggunakan kata ganti orang ketiga. Pembaca diajak memahami cerita dari sudut pandang tokoh tersebut saja, sehingga kedekatan emosional tetap terjaga.

Orang ketiga objektif

Penulis hanya menyampaikan apa yang terlihat dan terdengar tanpa masuk ke pikiran atau perasaan tokoh. Cerita terasa seperti laporan peristiwa yang netral dan faktual, sehingga pembaca bebas menafsirkan sendiri makna di balik kejadian.

Sudut pandang orang ketiga memiliki banyak kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan utama bagi banyak penulis. Dengan sudut pandang ini, penulis dapat membangun cerita yang luas, menampilkan banyak tokoh, serta menyusun konflik yang berlapis tanpa terbatas oleh pengalaman satu tokoh saja.

Kelebihan sudut pandang orang ketiga:

• Memberikan ruang cerita yang lebih luas
• Memudahkan penggambaran banyak tokoh dan latar
• Cocok untuk cerita dengan alur dan konflik kompleks
• Memberikan kesan objektif dan profesional
• Fleksibel digunakan dalam berbagai jenis tulisan

Namun, di balik kelebihannya, sudut pandang orang ketiga juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan agar cerita tetap menarik.

Kekurangan sudut pandang orang ketiga:

• Kedekatan emosional dengan tokoh bisa terasa lebih jauh
• Risiko cerita terasa datar jika penulis kurang mendalam
• Membutuhkan konsistensi tinggi agar tidak membingungkan pembaca

Sudut pandang orang ketiga dapat ditemukan dalam berbagai bentuk tulisan, mulai dari cerita pendek hingga novel panjang. Contoh-contoh berikut menunjukkan bagaimana sudut pandang ini digunakan dalam kalimat yang sederhana namun jelas.

• Andi berjalan perlahan menyusuri jalan desa sambil memikirkan masa depannya.
• Rina tersenyum ketika mendengar kabar itu, meski hatinya dipenuhi kegelisahan.
• Mereka duduk berhadapan tanpa menyadari bahwa suasana menjadi semakin tegang.
• Budi membuka buku itu dengan penuh rasa ingin tahu.
• Sari merasa lega setelah semua masalah akhirnya teratasi.
• Ia menatap jam dinding, menunggu waktu berlalu dengan sabar.
• Para siswa mengerjakan ujian dengan konsentrasi penuh.
• Pak Ahmad dikenal sebagai guru yang tegas namun adil.
• Mereka tidak menyangka keputusan kecil itu akan membawa dampak besar.
• Dita melangkah pergi sambil membawa harapan baru dalam hidupnya.

1. Apa yang dimaksud dengan sudut pandang orang ketiga?

Sudut pandang orang ketiga adalah cara bercerita dari luar cerita dengan menggunakan kata ganti seperti “dia” atau “mereka”.

2. Apa perbedaan sudut pandang orang ketiga dan orang pertama?

Orang ketiga tidak melibatkan penulis sebagai tokoh, sedangkan orang pertama menggunakan “aku” atau “kami”.

3. Mengapa sudut pandang orang ketiga sering digunakan?

Karena memberikan kebebasan lebih luas dalam menggambarkan tokoh, alur, dan konflik cerita.

4. Apakah sudut pandang orang ketiga cocok untuk pemula?

Ya, sudut pandang ini cocok untuk pemula karena fleksibel dan mudah dikembangkan.

5. Sudut pandang orang ketiga banyak digunakan dalam jenis tulisan apa?

Umumnya digunakan dalam cerpen, novel, biografi, dan teks naratif nonfiksi.