Ular Tikus Apakah Berbahaya? Kenali Ciri dan Cara Aman Mengatasinya

2 hours ago 44

Liputan6.com, Jakarta - Ular tikus, atau rat snake, seringkali menimbulkan kekhawatiran ketika ditemukan di sekitar hunian. Banyak yang bertanya-tanya apakah hewan melata ini berbahaya bagi manusia. Faktanya, ular tikus umumnya tidak berbisa dan tidak menimbulkan ancaman serius. Meskipun demikian, pemahaman yang tepat mengenai karakteristik dan perilakunya sangat penting. 

Mengenali ciri-ciri fisik serta habitat alaminya dapat membantu kita berinteraksi dengan hewan ini secara aman. Artikel ini akan mengulas secara komprehensif mengenai ular tikus, mulai dari tingkat bahayanya, ciri-ciri khas, hingga panduan aman dalam mengatasi dan mencegahnya masuk ke dalam rumah. Pelajari selengkapnya.

Ular Tikus: Apakah Berbahaya?

Ular tikus (rat snake) secara umum tidak berbahaya bagi manusia karena termasuk jenis ular tidak berbisa. Spesies ini merupakan bagian dari keluarga Colubridae, di mana sebagian besar anggotanya tidak memiliki bisa yang membahayakan manusia. Oleh karena itu, gigitan ular tikus tidak mengandung racun dan efeknya sangat ringan, sering disamakan dengan goresan kucing.

Meskipun tidak berbisa, ular tikus memiliki cara unik untuk membunuh mangsanya, yaitu dengan melilit (constrictor). Proses melilit ini bertujuan untuk mengganggu sistem peredaran darah mangsa hingga mati, bukan dengan mematahkan tulang. Mekanisme ini efektif untuk menangkap hewan pengerat yang menjadi makanan utamanya.

Sebagai mekanisme pertahanan diri, ular tikus juga dapat mengeluarkan bau busuk atau yang dikenal dengan istilah "musking". Bau ini berfungsi untuk mengusir predator atau ancaman yang mendekat. Penting untuk diketahui bahwa bau yang dikeluarkan tersebut tidak berbahaya bagi manusia.

Kenali Ciri-ciri Ular Tikus

Ular tikus adalah sebutan umum untuk berbagai spesies ular tidak berbisa yang sangat menyukai tikus sebagai makanan utama. Di seluruh dunia, terdapat sekitar 50 spesies ular tikus yang tersebar dalam 15 genus berbeda. Keberagaman ini membuat ciri fisiknya bervariasi, namun ada beberapa karakteristik umum yang bisa dikenali.

Secara fisik, semua jenis ular tikus memiliki tubuh yang ramping, silindris, dan sangat gesit. Panjang tubuhnya dapat bervariasi antara 1 hingga 2 meter, bahkan beberapa spesies bisa mencapai lebih dari 2 meter. Warna kulitnya juga sangat beragam, mulai dari cokelat, hitam, abu-abu, hingga cokelat pucat yang bisa menjadi hitam di hutan lembap, dengan bagian bawah tubuh seringkali kekuningan. Ular ini juga ditandai dengan mata yang besar, moncong yang agak panjang, dan ekor yang pendek serta ramping.

Dari segi habitat dan perilaku, banyak spesies ular tikus dikenal sebagai pemanjat ulung. Mereka sering ditemukan di pohon, lumbung, bangunan terbengkalai, serta struktur lain saat mencari mangsa seperti telur burung. Mangsa utama mereka adalah hewan pengerat kecil seperti tikus, tupai, ikan, katak, dan kadal, menjadikan mereka sangat menguntungkan bagi petani dalam mengendalikan hama tikus. Ular ini dapat ditemukan di berbagai habitat, mulai dari hutan hujan, daerah sekitar sungai, sabana, permukiman penduduk, perkebunan, persawahan, hingga tempat pembuangan sampah, di mana pun tikus dapat ditemukan.

Ular tikus umumnya aktif pada malam hari, tetapi kadang-kadang juga terlihat beraktivitas pada siang hingga sore hari. Mereka berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar), di mana induk betina biasanya meletakkan antara 6 hingga 11 butir telur, bahkan bisa mencapai 44 telur, dan tidak mengeraminya. Telur-telur tersebut akan menetas setelah sekitar 45-70 hari.

Di Indonesia, sebutan "ular tikus" umumnya mengacu pada beberapa jenis ular tidak berbisa yang sering ditemukan, antara lain:

  • Ular jali (Ptyas korros)
  • Ular babi (Coelognathus flavolineatus)
  • Ular sapi (Coelognathus radiatus)
  • Ular-tikus Nusa Tenggara atau Ular Tikus Sunda Kecil (Coelognathus subradiatus)
  • Ular bajing (Gonyosoma oxycephalum)
  • Ular banteng (Ptyas carinata)

Cara Aman Mengatasi Ular Tikus

Menemukan ular tikus di dalam atau sekitar rumah bisa menimbulkan kepanikan. Namun, penting untuk tetap tenang dan mengambil langkah-langkah yang aman. Hal pertama yang harus diingat adalah jangan panik, karena kepanikan dapat memperburuk situasi dan memicu tindakan yang tidak tepat.

Hindari kontak langsung dengan ular, terutama bagian kepalanya, untuk mencegah gigitan meskipun tidak berbisa. Jika Anda awam atau tidak yakin cara menanganinya, segera hubungi petugas pemadam kebakaran atau penangkap ular profesional (snake rescuer) yang memiliki keahlian dan peralatan yang memadai. Pantau arah ular bersembunyi atau berpindah untuk memudahkan petugas menemukannya nanti.

Apabila Anda hendak menghalau atau menangkapnya sendiri, gunakan alat-alat seadanya di rumah yang disesuaikan dengan ukuran ular. Botol air mineral, toples, ember, atau sapu dapat digunakan untuk mengarahkan ular keluar atau mengurungnya sementara. Pastikan Anda tetap menjaga jarak aman dan tidak memprovokasi ular.

Langkah Preventif Agar Ular Tidak Masuk ke Dalam Hunian

Menjaga rumah agar bebas dari ular, termasuk ular tikus, sebaiknya dilakukan dengan langkah-langkah preventif. Berikut beberapa cara aman dan efektif yang bisa diterapkan:

1. Basmi tikus dan hewan pengerat

Mencegah ular masuk ke rumah paling efektif dimulai dari sumber makanannya, yaitu tikus dan hewan pengerat lain. Ular adalah predator alami tikus, sehingga kehadiran tikus akan sangat menarik ular untuk datang. Dengan membasmi tikus di sekitar rumah, membersihkan sisa makanan, dan menutup lubang atau celah yang menjadi titik masuknya, peluang ular masuk dapat diminimalkan secara signifikan.

2. Jaga kebersihan dan kerapian lingkungan

Lingkungan yang rapi dan bersih membuat rumah kurang menarik bagi ular untuk bersembunyi. Pangkas rumput secara teratur, rapikan tanaman yang rimbun, dan hindari menumpuk sampah, kayu, daun kering, atau puing-puing di pekarangan. Dengan menjaga kebersihan dan kerapian, tidak hanya ular yang akan sulit masuk, tetapi juga hewan lain yang bisa menjadi masalah di rumah dapat dikurangi.

3. Tutup semua lubang dan celah pada bangunan

Ular bisa masuk melalui celah sekecil apa pun, termasuk retakan di dinding, fondasi, pintu, plafon, garasi, saluran air, atau genteng. Oleh karena itu, periksa seluruh bagian rumah dan tutup atau perbaiki setiap lubang atau kerusakan. Selain itu, hilangkan genangan air, kolam, atau keran bocor di sekitar rumah karena air bisa menarik ular dan hewan lainnya untuk datang.

4. Gunakan aroma atau tanaman pengusir ular

Beberapa aroma atau wewangian tertentu ternyata tidak disukai ular. Menggunakan pengharum ruangan atau menanam tanaman pengusir ular, seperti serai, bisa menjadi langkah tambahan untuk mencegah ular mendekat. Metode ini bersifat preventif dan aman, sekaligus menambah keindahan pekarangan atau rumah.

5. Pasang pagar penahan ular

Jika rumah memiliki area rumput tinggi atau semak belukar di dekatnya, memasang pagar penahan ular menjadi langkah efektif. Pagar sebaiknya ditanam ke dalam tanah dan dibuat miring ke arah luar agar ular tidak bisa menyelinap masuk. Kombinasi pagar dan pengelolaan pekarangan yang rapi akan membuat rumah lebih aman dari gangguan ular.

Pertanyaan Umum Seputar Topik

1. Apakah ular tikus berbahaya bagi manusia?

Ular tikus umumnya tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Gigitannya tidak mengandung racun dan efeknya sangat ringan, sering disamakan dengan goresan kucing.

2. Bagaimana cara ular tikus membunuh mangsanya?

Ular tikus membunuh mangsanya dengan cara melilit (constrictor), yang bertujuan untuk mengganggu sistem peredaran darah mangsa hingga mati.

3. Apa saja ciri-ciri fisik umum ular tikus?

Ular tikus memiliki tubuh ramping dan gesit, panjang antara 1 hingga 2 meter, warna bervariasi (cokelat, hitam, abu-abu), mata besar, moncong panjang, dan ekor pendek.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|