Liputan6.com, Jakarta Kehadiran ular di pekarangan rumah seringkali menimbulkan kepanikan, meski tidak semua jenis ular bersifat berbahaya. Faktanya, ada beberapa spesies ular yang kerap masuk ke lingkungan pemukiman manusia namun tidak berbisa dan cenderung tidak agresif. Mereka biasanya tertarik oleh keberadaan makanan seperti tikus, katak, atau tempat yang lembap dan sejuk.
Memahami jenis-jenis ular yang tidak berbahaya penting agar kita tidak langsung mengambil tindakan ekstrem yang justru bisa membahayakan diri sendiri atau ular itu sendiri. Artikel ini akan membahas beberapa jenis ular yang rawan masuk ke pekarangan rumah, ciri-cirinya, dan bagaimana cara menghadapinya dengan tenang dan bijak.
1. Ular Tikus (Ptyas mucosa)
Ular tikus adalah salah satu jenis ular tidak berbisa yang paling sering ditemukan di sekitar pekarangan rumah, terutama di area yang banyak tikus atau ayam. Warna tubuhnya biasanya cokelat tua atau abu-abu kehitaman, dengan panjang yang bisa mencapai dua meter. Meski ukurannya besar dan gerakannya cepat, ular ini sebenarnya tidak agresif dan lebih memilih menghindar dari manusia.
Peran ular tikus justru cukup bermanfaat karena memangsa tikus dan hewan pengerat lainnya yang menjadi hama di rumah. Mereka tertarik masuk ke lingkungan manusia karena banyaknya sumber makanan. Namun karena gerakannya lincah, tak jarang orang salah mengira ular ini berbahaya. Jika terlihat, cukup arahkan ular keluar tanpa perlu membunuhnya.
2. Ular Sapi (Coelognathus flavolineatus)
Ular sapi memiliki ciri khas berupa garis kuning keemasan yang membentang di sepanjang tubuh cokelatnya. Mereka tidak berbisa dan cenderung pemalu, meski saat terancam bisa meniru perilaku menyerang seperti mendesis atau memipihkan tubuh. Panjang ular ini biasanya 1–1,5 meter dan cukup sering ditemukan di area pekarangan atau kolong rumah.
Ular sapi memangsa tikus, kadal, dan kadang burung kecil, sehingga sering masuk ke lingkungan manusia dalam pencarian mangsa. Karena warnanya mirip beberapa jenis ular berbisa, ular ini kerap disalahartikan. Padahal, ular sapi cenderung jinak dan tidak akan menggigit kecuali benar-benar terpojok.
3. Ular Air (Fowlea spp.)
Ular air hidup di sekitar area berair seperti selokan, kolam, atau sawah, dan kadang masuk ke halaman rumah yang lembap. Tubuhnya berwarna cokelat kehijauan dengan bercak-bercak gelap dan bentuk kepala yang tidak terlalu mencolok. Ular ini tidak berbisa dan lebih aktif berburu di malam hari.
Jenis ini sering ditemukan di saluran air karena makanannya berupa ikan kecil dan amfibi seperti katak. Ketika musim hujan tiba atau banjir terjadi, ular air bisa berpindah habitat dan menyusup ke halaman rumah. Karena penampilannya tidak mencolok dan gerakannya lambat, ular ini cenderung tidak membahayakan jika tidak diganggu.
4. Ular Gadung (Ahaetulla prasina)
Ular gadung atau ular pucuk dikenal karena warnanya yang hijau terang dan tubuhnya yang ramping seperti ranting tanaman. Meskipun memiliki bisa ringan, racunnya tidak membahayakan manusia dan hanya efektif untuk melumpuhkan mangsa kecil seperti serangga dan kadal. Ular ini sangat jarang menggigit dan lebih sering diam atau melarikan diri.
Mereka biasa hidup di pohon-pohon atau semak rindang, sehingga kerap terlihat di pekarangan rumah yang rimbun. Ular gadung memiliki kemampuan kamuflase tinggi sehingga sering tidak disadari keberadaannya. Jika ditemukan, cukup usir dengan lembut menggunakan tongkat atau menyemprot air agar kembali ke habitatnya.
5. Ular Cincin Emas (Dendrelaphis pictus)
Ular cincin emas adalah jenis ular pemanjat yang ringan dan lincah. Tubuhnya ramping dengan warna dasar cokelat atau abu-abu, dilengkapi garis keemasan di sisi tubuh. Ular ini sangat jinak dan sering ditemukan di semak-semak atau tanaman pagar.Karena sifatnya yang tidak agresif, ular ini kerap masuk pekarangan saat mencari mangsa kecil seperti katak atau serangga. Meskipun gerakannya cepat dan tiba-tiba, ular cincin emas tidak akan menggigit kecuali sangat terancam. Kehadirannya di pekarangan biasanya bersifat sementara dan bisa diarahkan keluar tanpa perlu panik.
6. Ular Karung (Cylindrophis ruffus)
Ular karung memiliki bentuk tubuh pendek, silindris, dan berwarna cokelat gelap dengan bercak kemerahan di perut. Ukurannya kecil, biasanya tidak lebih dari 70 cm, dan sangat lamban dalam bergerak. Ular ini aktif di malam hari dan suka bersembunyi di bawah batu atau tumpukan kayu.
Jenis ini tidak berbisa dan tidak akan menggigit meski dipegang. Karena hidup di tanah yang lembap, mereka bisa muncul di halaman belakang atau taman setelah hujan deras. Jika ditemukan, cukup pindahkan ke area aman tanpa perlu merasa terancam karena ular karung sangat tidak berbahaya.
7. Ular Daun (Boiga cyanea – juvenil)
Meski Boiga cyanea dewasa bersifat sedikit berbisa, versi juvenil atau anakan ular ini cenderung sangat jinak dan tidak membahayakan manusia. Warna tubuhnya hijau cerah dan mudah disalahartikan sebagai ular pucuk. Ukurannya kecil dan aktif pada malam hari.
Anak ular daun sering masuk pekarangan karena mencari tempat berteduh atau mangsa seperti tokek kecil. Selama tidak diganggu, ular ini akan pergi dengan sendirinya. Namun jika ragu, cukup arahkan menggunakan sapu atau benda panjang, tanpa menyentuh langsung.
Pertanyaan Umum Seputar Topik
1. Mengapa ular tidak berbisa bisa masuk ke pekarangan rumah?
Ular masuk karena mencari makanan seperti tikus, katak, atau tempat berlindung yang lembap dan gelap. Lingkungan rumah yang mendukung rantai makanan mereka akan menarik keberadaan ular.
2. Apakah semua ular yang masuk rumah berbahaya?
Tidak. Banyak ular tidak berbisa dan jinak seperti ular tikus, ular sapi, atau ular pucuk yang justru membantu mengendalikan hama.
3. Bagaimana cara membedakan ular berbisa dan tidak berbisa?
Sulit dilakukan tanpa keahlian khusus, tetapi biasanya ular berbisa punya kepala segitiga dan gerakan lebih defensif. Namun, cara terbaik tetap dengan menghindari kontak langsung dan memanggil petugas jika ragu.
4. Apa yang harus dilakukan jika menemukan ular di pekarangan?
Jangan panik atau mencoba membunuhnya. Amankan jarak, lalu arahkan keluar dengan alat panjang atau hubungi petugas pengendali hewan.
5. Bagaimana mencegah ular masuk ke rumah?
Jaga kebersihan pekarangan, tutup lubang-lubang di sekitar rumah, dan kurangi tempat persembunyian seperti tumpukan kayu atau semak rimbun. Hindari juga menumpuk sisa makanan yang bisa menarik mangsa ular.