Liputan6.com, Jakarta Semarang bukan sekadar destinasi wisata sejarah dan budaya, tetapi juga rumah bagi ragam kuliner malam yang khas dan menggoda selera. Kota ini hidup bahkan setelah matahari tenggelam, menjanjikan pengalaman gastronomi yang menggugah nostalgia. Makanan-makanan lokal ini tak hanya menyajikan rasa, tetapi juga menyimpan cerita panjang yang melekat pada ingatan warga dan wisatawan.
Di balik keramaian Simpang Lima, riuhnya Kota Lama, dan hangatnya suasana Gajahmada, tersimpan kelezatan yang tak lekang oleh waktu. Mulai dari angkringan penuh keramahan hingga warung kaki lima yang sudah berdiri puluhan tahun, semuanya memiliki satu kesamaan yakni rasa yang “ngangeni”. Beberapa tempat bahkan dikenal sebagai ikon kuliner Semarang yang diburu para pemburu rasa malam hari.
Pada kesempatan kali ini Liputan6 mencoba mengulas lima rekomendasi makan malam khas Semarang yang khas dan punya cita rasa lokal yang bikin kangen, mengajak Anda menjelajahi sajian yang tak hanya menggugah lidah, tetapi juga membangkitkan kerinduan untuk kembali. Simak informasinya berikut ini.
1. Cafe Blendoek Jalan Garuda: Ikon Kuliner dengan Suasana Syahdu
Berdiri sejak 2014 dan mengalami beberapa kali relokasi, kafe yang sebelumnya dikenal sebagai Angkringan Blendoek kini telah menetap di Jalan Garuda Nomor 2, Kota Lama Semarang dan menjadi salah satu ikon kuliner malam di Semarang karena keunikan lokasinya yang sempat berdampingan dengan gereja tua di Kota Lama. Tempat ini menyajikan suasana khas yang tidak hanya nyaman untuk makan malam, tetapi juga menjadi tempat berkumpul lintas generasi di tengah suasana kota yang terus bergerak.
Dikutip dari Instagram @cafeblendoek pengunjung bisa menikmati nasi bungkus dengan berbagai pilihan lauk, sate-satean, gorengan, dan jajanan pasar yang disajikan hangat serta berbagai minuman tradisional seperti wedang jahe rempah dan teh tarik, memberikan pengalaman makan yang menyatu dengan tradisi. Hiburan musik akustik live setiap malam menjadi nilai tambah yang membuat banyak orang betah berlama-lama.
Keberagaman pilihan makanan di kafe ini mencerminkan kekayaan rasa lokal yang dijaga dan dikemas secara sederhana, namun tidak kehilangan autentisitas. Daya tarik lainnya adalah banyaknya outlet kuliner di sekitarnya seperti Pawon Dusun dan Vins Kopi yang melengkapi kawasan ini menjadi pusat kuliner malam. Sebagai ikon yang mendapat kunjungan dari berbagai kalangan termasuk pejabat, tempat ini berhasil mempertahankan eksistensinya tanpa kehilangan sentuhan akarnya sebagai angkringan khas rakyat.
2. Nasi Ayam Bu Sami: Rasa Tradisional di Tengah Hiruk Pikuk Kota
Beroperasi dari pukul 23.00 hingga 05.30 WIB di kawasan Simpang Lima, Nasi Ayam Bu Sami menawarkan rasa klasik yang sulit ditolak, menjadikannya destinasi utama para penikmat kuliner malam Semarang.
Hidangan utamanya berupa nasi ayam dengan opor ayam, sambal goreng krecek, dan telur bacem, disajikan hangat dan penuh cita rasa gurih khas Jawa. Tersaji dengan porsi yang pas dan harga mulai dari Rp12.000, nasi ayam ini menjadi pilihan ekonomis namun memuaskan untuk mengisi perut di tengah malam. Lokasi yang strategis memudahkan wisatawan maupun warga lokal untuk menjangkaunya dalam perjalanan kuliner malam mereka.
Setiap suapan menyampaikan kenangan akan masakan rumahan yang akrab di lidah masyarakat Jawa Tengah, lengkap dengan rasa kuah santan yang ringan namun meresap ke setiap elemen sajian. Sederhana dalam tampilan, namun kuat dalam rasa—itulah kekuatan utama dari nasi ayam ini. Warung ini juga dikenal sebagai salah satu spot makan malam yang tidak pernah sepi, menandakan bahwa kuliner bukan sekadar tentang makanan, melainkan pengalaman menyeluruh yang menyatukan rasa, suasana, dan nostalgia.
3. Pisang Plenet Pak Yuli: Legenda Manis di Tengah Kota
Terletak di Jalan Gajahmada dan buka dari pukul 17.00 hingga tengah malam, Pisang Plenet Pak Yuli telah menjadi bagian dari tradisi makan malam warga Semarang yang mencari kudapan ringan namun khas. Camilan ini terdiri dari pisang kepok yang dipipihkan dan dibakar, lalu diberi topping seperti meses, keju, selai, atau kacang.
Tekstur luar yang renyah dengan bagian dalam yang tetap lembut memberikan sensasi menggigit yang unik, apalagi ketika berpadu dengan topping manis gurih yang bisa disesuaikan dengan selera pribadi. Meski sederhana, camilan ini berhasil mempertahankan popularitasnya selama puluhan tahun.
Dengan harga yang ramah di kantong dan suasana jalan kota yang menemani, jajanan ini cocok dinikmati sambil berbincang santai di bangku trotoar atau setelah menyusuri jalanan kota. Lokasi yang mudah dijangkau juga menjadi nilai tambah yang memikat para pemburu kuliner malam. Konsistensi rasa dan penyajian membuat Pisang Plenet Pak Yuli menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin menutup malam dengan rasa manis penuh kenangan.
4. Sate Kambing Pak Untung: Gurihnya Tak Pernah Mengecewakan
Meski tidak selalu menjadi pilihan pertama bagi semua orang, sate kambing yang dikelola dengan baik seperti di tempat Pak Untung ini menjadi incaran para penggemar daging kambing empuk dengan aroma rempah kuat. Dimasak dengan teknik khusus, sate ini menyajikan kelembutan daging tanpa bau prengus yang sering menjadi masalah bagi kuliner serupa.
Setiap tusukan sate hadir dengan baluran bumbu kecap khas yang kaya rasa dan dilengkapi dengan irisan cabai serta bawang merah segar sebagai pelengkap. Proses pembakarannya menggunakan arang alami yang memberikan sentuhan smokey yang menggugah.
Bagi pengunjung yang datang malam-malam, sate ini memberikan sensasi hangat dan mengenyangkan, sangat cocok dinikmati saat udara Semarang mulai sejuk. Porsinya yang pas dan bumbunya yang meresap hingga ke dalam daging membuat banyak pengunjung kembali datang. Warung ini menciptakan pengalaman makan malam yang tidak hanya lezat tetapi juga membekas dalam memori karena keunikannya yang tidak bisa ditemukan di sembarang tempat.
5. Nasi Gandul Pak Memet: Kuah Gurih yang Melekat di Lidah
Membawa cita rasa khas Pati ke Semarang, Nasi Gandul Pak Memet merupakan persembahan autentik dari dapur tradisional yang menawarkan kombinasi nasi, kuah santan encer, dan lauk jeroan sapi seperti kikil, lidah, hingga babat. Hidangan ini disajikan di atas daun pisang, menambah aroma alami yang memperkuat sensasi makan.
Warung ini buka menjelang malam, menjadikannya pilihan sempurna untuk makan malam berat dengan sentuhan khas. Keunikan dari nasi gandul terletak pada kuahnya yang tidak terlalu kental namun kaya rempah, menyelimuti nasi dengan rasa gurih yang mendalam.
Dengan tekstur daging yang empuk dan bumbu yang meresap, sajian ini berhasil memadukan kelezatan tradisional dengan nuansa nostalgia yang membuat siapa pun merasa dekat dengan akar kuliner Jawa. Sajian ini cocok untuk yang ingin menyantap makanan berat namun tidak terlalu berminyak. Rasa dan penyajian nasi gandul ini memberikan sensasi makan yang menyeluruh, menciptakan rasa puas yang sulit ditemukan dari menu modern lainnya.
People Also Ask (Google PAA)
Apa saja kuliner malam yang terkenal di Semarang?
Beberapa yang populer antara lain Nasi Ayam Bu Sami, Pisang Plenet Pak Yuli, dan Angkringan Blendoek.
Di mana tempat makan malam yang buka hingga dini hari di Semarang?
Warung Nasi Ayam Bu Sami di Simpang Lima buka hingga pukul 05.30 WIB.
Apa makanan khas Semarang yang wajib dicoba saat malam hari?
Nasi gandul, sate kambing, tahu petis, dan pisang plenet menjadi pilihan khas yang wajib dicoba.
Apakah ada angkringan malam hari di Semarang?
Ya, Angkringan Blendoek di Jalan Gajahmada buka malam dan menyajikan menu khas Jawa.
Berapa kisaran harga kuliner malam di Semarang?
Harganya sangat terjangkau, mulai dari Rp3.000 untuk camilan hingga Rp35.000 untuk makanan berat.