7 Inspirasi Desain Dapur Sharing dengan Mertua, Ciptakan Ruang Kolaborasi Harmonis

Liputan6.com, Jakarta Tinggal satu atap dengan mertua sering kali menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam hal berbagi ruang domestik. Salah satu area yang paling krusial dan sering menjadi pusat aktivitas—sekaligus potensi gesekan—adalah dapur. Perbedaan kebiasaan memasak, selera penataan, hingga standar kebersihan antara menantu dan mertua membutuhkan kompromi yang bijak agar suasana rumah tetap hangat dan harmonis.

Dapur bukan sekadar tempat mengolah makanan, melainkan jantung rumah tempat interaksi keluarga terjadi. Bagi mertua, dapur mungkin adalah wilayah kekuasaan tradisional mereka, sementara bagi Anda, ini adalah ruang eksperimen modern yang efisien. Menyatukan dua ego ini tidak harus melalui perdebatan panjang, melainkan bisa diselesaikan melalui pendekatan desain interior yang cerdas dan empatik.

Menciptakan ruang yang mengakomodasi kebutuhan dua generasi memerlukan perencanaan matang terkait alur gerak (flow) dan zonasi. Dengan tata letak yang tepat, dapur bisa menjadi ruang kolaborasi yang menyenangkan, bukan medan perang. Berikut adalah ulasan mendalam mengenai inspirasi desain dapur sharing dengan mertua dari Liputan6.com yang bisa Anda terapkan untuk kenyamanan bersama, Selasa (25/11/2025).

Desain ini sangat ideal untuk dapur yang memanjang. Konsep double-linear atau galley kitchen menempatkan dua meja kerja yang saling berhadapan dengan lorong di tengahnya. Mengapa ini cocok untuk berbagi dengan mertua? Karena desain ini memungkinkan dua orang memasak secara bersamaan tanpa saling bertabrakan punggung.

Anda bisa membagi zonasi secara natural. Misalnya, satu sisi didedikasikan untuk area basah (mencuci dan memotong) yang mungkin lebih sering digunakan mertua untuk persiapan masakan tradisional yang rumit.

Sisi seberangnya bisa digunakan sebagai area kering atau area memasak (kompor dan oven) yang lebih modern. Pastikan jarak antar meja minimal 120 cm agar ada ruang gerak yang cukup bagi dua orang untuk berpapasan dengan leluasa, bahkan jika salah satu menggunakan alat bantu jalan di masa depan.

2. Konsep The Twin Sink (Dapur dengan Dua Bak Cuci)

Salah satu sumber konflik terbesar di dapur adalah antrean di wastafel, entah itu saat mencuci sayur atau mencuci piring bekas makan. Desain dapur berbentuk huruf U atau L yang dilengkapi dengan dua bak cuci terpisah adalah solusi jenius.

Anda bisa menempatkan bak cuci utama yang besar untuk mencuci peralatan masak berat (wajan, panci besar) di area sudut. Sementara itu, bak cuci kedua (prep sink) yang lebih kecil bisa ditempatkan di area pulau dapur (kitchen island) atau sisi meja lain untuk mencuci buah, tangan, atau membilas gelas.

Dengan desain dapur sharing dengan mertua seperti ini, Anda bisa menyiapkan sarapan ringan di satu sisi, sementara mertua sedang membersihkan ikan atau sayuran di sisi lain tanpa saling mengganggu aliran air.

Jika Anda memiliki lahan yang cukup luas, memisahkan "Dapur Kotor" (Wet Kitchen) dan "Dapur Bersih" (Dry Kitchen/Pantry) adalah solusi paling efektif di Indonesia. Mertua sering kali lebih nyaman memasak masakan dengan bumbu kuat, proses penggorengan lama, atau menggunakan cobek yang membutuhkan permukaan meja kokoh.

Berikan area Dapur Kotor dengan ventilasi maksimal (jendela besar atau exhaust fan industri) dan material stainless steel atau granit gelap yang tahan banting untuk mertua. Sementara itu, Anda bisa mendesain Dapur Bersih yang menyatu dengan ruang makan untuk kegiatan ringan seperti membuat kopi, baking, atau menghangatkan makanan di microwave. Pemisahan ini menjaga privasi gaya memasak masing-masing sekaligus menjaga kebersihan ruang tamu dari asap masakan berat.

4. Desain Age-Friendly (Ramah Lansia)

Saat merancang dapur bersama mertua, faktor usia tidak boleh diabaikan. Desain ini berfokus pada ergonomi dan keselamatan. Hindari lemari gantung yang terlalu tinggi yang mengharuskan mertua memanjat kursi, yang sangat berisiko jatuh.

Gunakan laci tarik (pull-out drawers) di kabinet bawah agar mertua tidak perlu membungkuk terlalu dalam untuk mencari panci di bagian belakang lemari. Pastikan lantai menggunakan material matte atau bertekstur kasar untuk mencegah tergelincir, mengingat tumpahan minyak atau air sering terjadi.

Pencahayaan juga krusial; tambahkan lampu LED strip di bawah kabinet gantung untuk menerangi area kerja, membantu penglihatan mertua yang mungkin sudah mulai menurun saat memotong bahan makanan.

Kitchen island atau meja pulau di tengah dapur bisa berfungsi sebagai "zona damai" atau meja mediasi. Desain ini sangat cocok untuk tipe mertua yang suka mengobrol sambil memasak. Pulau ini bisa menjadi area netral.

Sisi yang menghadap dapur digunakan untuk persiapan masakan (laci penyimpanan bumbu, area potong), sementara sisi yang menghadap luar bisa diberi kursi bar untuk duduk. Ini memungkinkan Anda menemani mertua mengobrol sambil bekerja, atau sebaliknya, mertua bisa duduk nyaman memetik sayuran di kursi bar sementara Anda sibuk di depan kompor. Pastikan sudut-sudut meja pulau dibuat tumpul (rounded edges) untuk menghindari benturan pinggang yang menyakitkan.

6. Desain Klasik-Modern Eklektik

Seringkali konflik bukan pada fungsi, melainkan pada selera mata. Mertua mungkin menyukai nuansa kayu klasik yang hangat dan homey, sementara Anda menyukai gaya minimalis industrial yang dingin dan bersih.

Solusinya adalah desain fusi atau eklektik. Anda bisa menggunakan kabinet kayu jati atau pelapis HPL motif kayu (selera mertua) namun dengan potongan garis yang tegas, tanpa ukiran, dan pegangan lemari (handle) yang modern dan minimalis (selera Anda). Gunakan backsplash keramik subway putih untuk memberi kesan modern, namun padukan dengan lantai tegel kunci atau granit bermotif klasik. Kompromi visual ini membuat kedua belah pihak merasa "memiliki" dapur tersebut.

Jika mertua memiliki hobi spesifik, misalnya membuat kue tradisional atau jamu, buatlah satu sudut meja khusus untuk aktivitas tersebut. Dedikasikan satu section lemari untuk menyimpan koleksi tupperware atau piring antik mereka.

Sebaliknya, Anda bisa memiliki "Coffee Station" atau sudut baking modern di sisi lain. Dengan membagi "wilayah kekuasaan" kecil-kecil ini di dalam satu dapur besar, masing-masing individu merasa dihargai kebiasaannya. Tidak ada lagi rasa kesal karena toples kopi Anda tergeser oleh cobek, atau blender Anda tertimbun oleh rantang, karena setiap barang memiliki "rumahnya" masing-masing yang telah disepakati dalam desain.

FAQ: Pertanyaan Seputar Dapur Sharing

1. Bagaimana cara mengatasi masalah penyimpanan barang yang sering tertukar atau berantakan? 

Kunci utamanya adalah pelabelan dan pembagian rak. Gunakan organizer bening dan berikan label yang besar dan mudah dibaca. Sepakati pembagian wilayah, misalnya: rak atas untuk bahan kering milik Anda, rak bawah untuk stok milik mertua. Konsistensi adalah kunci.

2. Material lantai apa yang paling aman untuk mertua di dapur? 

Hindari keramik glossy atau marmer yang licin jika terkena air. Pilihlah homogenous tile dengan permukaan matt atau textured, lantai vinyl berkualitas tinggi (tahan air dan tidak licin), atau lantai parket kayu yang sudah di-coating anti-slip.

3. Berapa ketinggian meja dapur yang ideal untuk dua generasi? 

Standar tinggi meja dapur di Indonesia adalah 85-90 cm. Namun, jika mertua sudah lanjut usia dan cenderung membungkuk, atau sebaliknya menggunakan kursi roda, Anda mungkin perlu menurunkan satu bagian meja menjadi 75-80 cm, atau menyediakan area kerja yang bisa dilakukan sambil duduk.

4. Apakah kompor listrik/induksi lebih baik daripada kompor gas untuk dapur sharing? 

Untuk keamanan lansia, kompor induksi jauh lebih disarankan. Kompor induksi meminimalisir risiko kebocoran gas atau lupa mematikan api yang bisa menyebabkan kebakaran. Permukaannya juga tidak panas jika disentuh langsung (hanya panas pada panci), sehingga lebih aman dari risiko luka bakar.

5. Bagaimana jika luas dapur sangat sempit (misalnya di apartemen)? 

Fokus pada pemanfaatan dinding vertikal. Gunakan rak terbuka untuk barang yang sering dipakai agar mudah dilihat mertua. Gunakan meja lipat yang bisa disimpan saat tidak dipakai untuk memberi ruang gerak. Prioritaskan flow gerak: pastikan jalur dari kulkas ke wastafel dan ke kompor (segitiga kerja) tidak terhalang apapun.