7 Tanda Ular Sanca Anakan Bersembunyi di Kebun yang Jarang Dibersihkan, Waspada

Liputan6.com, Jakarta - Kebun yang jarang dibersihkan sering kali menjadi tempat ideal bagi berbagai satwa liar untuk berlindung, termasuk ular sanca anakan. Kondisi lembap, semak rimbun, dan tumpukan material organik menciptakan ruang persembunyian yang nyaman bagi reptil yang dikenal bertubuh fleksibel ini. Banyak pemilik rumah tidak menyadari bahwa lingkungan seperti itu dapat menarik kehadiran ular muda yang sedang belajar berburu mangsa kecil.

Walaupun sanca anakan tidak berbisa, kehadirannya tetap dapat menimbulkan kekhawatiran, terutama jika berada dekat area hunian. Pemahaman mengenai tanda-tanda awal keberadaan ular sangat penting untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan. Dengan mengenali indikasinya lebih cepat, pemilik rumah dapat mengambil langkah aman tanpa harus membahayakan reptil tersebut.

Liputan6.com akan membahas secara lengkap tanda ular sanca anakan bersembunyi di kebun yang jarang dibersihkan, berdasarkan referensi dari laman satwa dan temuan ilmiah. Informasi ini diharapkan membantu Anda memahami perilaku sanca dan menjaga lingkungan agar tetap aman bagi manusia maupun satwa liar.

Berikut adalah tanda-tanda yang paling umum ditemukan menurut rujukan laman satwa seperti RSPCA Wildlife, A-Z Animals, dan artikel konservasi herpetologi, Kamis (12/11/2025).

Sanca anakan akan berganti kulit lebih sering dibandingkan individu dewasa. Menurut Australian Reptile Park, ular muda bisa berganti kulit hingga 10 kali setahun tergantung spesies dan pertumbuhan. Jika Anda menemukan kulit ular utuh berbentuk tabung panjang di bawah semak, dekat tumpukan dedaunan, atau dekat pot bocor, ini merupakan tanda kuat bahwa terdapat ular di area tersebut. Ini merupakan tanda paling akurat dari keberadaan ular.

2. Jejak Melata di Tanah atau Debu

Slither tracks atau jejak gerakan tubuh ular dapat terlihat pada tanah yang gembur, area berdebu, atau permukaan lembap. RSPCA mencatat bahwa jejak ini biasanya berbentuk garis panjang yang berkelok halus. Pada kebun dengan dedaunan rimbun, jejak ini juga bisa berupa tanaman yang sedikit tertekan atau membentuk “lorong” kecil di bawah semak.

3. Banyak Katak yang Menghilang atau Suara Katak "Screaming" di Malam Hari

Menurut snake catcher Neil Mellon, katak merupakan mangsa utama bagi banyak spesies python muda, terutama yang berukuran kecil. Jika Anda mendengar suara katak melengking keras pada malam hari, ini bisa menjadi tanda bahwa katak sedang disergap predator—kemungkinan ular. Penurunan populasi katak di kebun dapat mengindikasikan adanya rantai predator baru.

4. Kotoran Ular (Snake Droppings)

Kotoran ular bentuknya mirip kotoran burung besar, tetapi biasanya terdapat sisa rambut atau bulu mangsa yang tidak tercerna. Walaupun sulit ditemukan, ini merupakan bukti kehadiran ular. Rujukan dari Raine & Horne menyebut bahwa sanca anakan sering mengeluarkan kotoran di tempat yang lembap dan terlindungi, seperti bawah pot besar atau tumpukan kayu.

Sanca anakan adalah pemburu alami tikus kecil. Jika Anda sebelumnya sering melihat tikus di kebun lalu tiba-tiba menghilang tanpa sebab, bisa jadi ada predator baru yang aktif. A-Z Animals menjelaskan bahwa python muda lebih suka memangsa hewan kecil karena ukuran tubuhnya belum memungkinkan memangsa hewan besar.

6. Bau Amis atau Tanah Lembap yang Tidak Biasa

Beberapa spesies python, terutama yang masih muda atau stres, dapat mengeluarkan aroma muskus samar. Jurnal Herpetological Review menyebutkan bahwa bau muskus ini digunakan sebagai mekanisme pertahanan. Jika dicium dekat tumpukan kompos atau sudut kebun yang gelap, ini patut diwaspadai.

7. Anjing Sering Menggonggong ke Arah Tertentu

Menurut handler reptil dari RSPCA Queensland, anjing memiliki kemampuan mencium aroma dan pergerakan satwa lebih cepat. Jika anjing Anda menggonggong atau menatap area tertentu secara intens—terutama semak rimbun—ini bisa menjadi tanda adanya ular atau hewan liar lain.

Tanda-tanda di atas sebaiknya diamati secara menyeluruh. Bila dua atau lebih tanda muncul, kemungkinan besar ada ular sanca anakan bersembunyi di kebun Anda. Kesadaran ini penting untuk menghindari kontak langsung yang dapat membahayakan manusia maupun ular.

Sanca termasuk keluarga Pythonidae yang habitatnya sangat beragam—dari hutan hujan, area semak, hingga dekat pemukiman manusia. Menurut A-Z Animals dan Critter Squad Wildlife Defenders, banyak spesies python muda sangat bergantung pada area yang memiliki perlindungan alami seperti semak lebat, celah tanah, dan tumpukan kayu untuk bersembunyi, mengatur suhu tubuh, dan mencari mangsa kecil seperti tikus, burung, atau katak.

Kebun yang jarang dibersihkan biasanya memiliki tiga karakteristik utama:

1. Vegetasi terlalu rimbun, yang menciptakan tempat persembunyian ideal.
2. Banyaknya mangsa kecil, seperti kodok, serangga besar, dan tikus.
3. Kelembapan tinggi, terutama di bawah dedaunan kering atau sampah kebun.

Lingkungan seperti itu sangat cocok bagi sanca anakan yang masih sensitif terhadap ancaman dan perubahan suhu.

Cara Aman Mengatasi Jika Menemukan Tanda Kehadiran Sanca Anakan

1. Jangan mencoba menangkap atau mengusir ular sendiri.
2. Rapikan kebun—hilangkan tumpukan daun, kayu, atau pot rusak.
3. Kurangi sumber makanan, seperti tikus dan katak.
4. Hubungi penangkap ular berlisensi jika ular terlihat.
5. Jangan membunuh ular—selain ilegal di banyak wilayah, hal ini juga berbahaya.

1. Apakah ular sanca anakan berbahaya?

Tidak berbisa, tetapi bisa menggigit bila merasa terancam.

2. Apakah sanca anakan bisa masuk rumah?

Bisa, terutama bila ada celah ventilasi, pintu, atau area lembap yang menarik mangsa seperti tikus.

3. Apa makanan utama sanca anakan?

Tikus kecil, burung kecil, dan katak, sesuai referensi dari A-Z Animals.

4. Bagaimana cara mencegah ular sanca datang?

Bersihkan kebun secara rutin, tutup celah rumah, dan kurangi hewan mangsa di sekitar rumah.

5. Kapan waktu ular sanca paling aktif?

Bervariasi per spesies, namun banyak yang aktif malam hari untuk berburu.