Liputan6.com, Jakarta Pernikahan merupakan momen sakral yang dipenuhi dengan simbol-simbol, kebiasaan, dan tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad. Setiap elemen dalam sebuah pernikahan, mulai dari pakaian, upacara, hingga detail terkecil, seringkali mengandung makna mendalam yang tak selalu kita sadari.
Meski zaman terus berubah dan gaya hidup semakin modern, banyak dari tradisi ini tetap dijaga dan diterapkan, menjadi bagian tak terpisahkan dari momen pernikahan yang istimewa.
Misalnya saja kerudung pengantin. Dulunya, benda ini bukan sekadar pelengkap fashion, tapi dipercaya untuk melindungi sang pengantin dari roh jahat yang ingin mengganggu kebahagiaannya.
Tradisi-tradisi tersebut tidak hanya memperindah acara pernikahan, tetapi juga menyambungkan masa kini dengan generasi-generasi yang pernah merasakan hal yang sama.
Berikut Liputan6.com merangkum dari Brightside tentang fakta unik tradisi dalam pernikahan, Sabtu (19/4/2025).
Keinginan Trump beli Greenland ditolak pemerintah setempat. Di balik itu ada beberapa fakta unik mengenai Greenland.
1. Pengantin wanita memakai kerudung untuk menyembunyikan diri dari roh jahat
Kerudung pengantin digunakan untuk menangkal roh jahat dan melindungi kesucian pengantin wanita. Di zaman kuno, pengantin muda dianggap rentan terhadap sihir, jadi kerabat mencoba menyembunyikan mereka dari roh-roh jahat yang ingin menggagalkan kebahagiaan mereka. Bangsa Romawi, misalnya, menggunakan kerudung berwarna nyala api untuk menakuti roh-roh tersebut.
2. Buket bunga dilempar agar gaun pengantin tidak dirobek-robek
Di Eropa abad pertengahan, pengantin wanita tidak berharap untuk memakai atau melihat kembali gaun pernikahannya. Gaun dianggap membawa keberuntungan dan menjadi semacam jimat kesuburan bagi wanita lajang. Para tamu sering mengejar pengantin untuk merobek sebagian gaunnya. Karena gaun semakin mahal seiring waktu, pengantin mulai mengalihkan perhatian dengan melempar benda lain, seperti buket bunga — dan tradisi ini bertahan hingga kini.
3. Cincin kawin berbentuk lingkaran pertama kali ditemukan di Mesir kuno
Para firaun Mesir menggunakan cincin untuk melambangkan keabadian karena lingkaran tidak memiliki awal atau akhir. Lingkaran juga mencerminkan bentuk matahari dan bulan yang mereka sembah. Mereka percaya bahwa jari manis (jari keempat tangan kiri) memiliki "urat cinta" (vena amoris) yang langsung menuju jantung. Tradisi ini kemudian diadopsi oleh bangsa Yunani dan Romawi.
4. Ratu Victoria yang memulai tradisi mengenakan gaun putih
Dulu, warna putih dianggap sebagai simbol kekayaan — menunjukkan bahwa keluarga mempelai mampu mencuci gaun yang mahal. Kebanyakan wanita memakai gaun berwarna cerah agar bisa dipakai lagi di kesempatan lain. Victoria, yang saat itu berusia 20 tahun, adalah yang pertama meminta agar tidak ada yang memakai warna putih selain dirinya dan para pengiringnya.
5. Kue pengantin dulu adalah roti yang dihancurkan di atas kepala pengantin wanita
Di zaman Romawi kuno, pernikahan diakhiri dengan upacara di mana roti mirip scone dihancurkan di atas kepala pengantin wanita sebagai simbol keberuntungan dan kesuburan. Lalu pasangan pengantin memakan kue bersama sebagai tindakan penyatuan pertama mereka. Para tamu pun memakan remah-remahnya. Kue pernikahan menggantikan tradisi pie pengantin sekitar abad ke-17.
6. Istilah “mengikat janji” berasal dari tradisi Celtic.
Tradisi ini melibatkan pengikatan tangan pasangan menggunakan tali, kain, atau pita sebagai simbol penyatuan mereka. Meski berasal dari praktik Celtic kuno sejak era abad pertengahan, upacara ini masih dilakukan hingga kini — beberapa pasangan bahkan menyertakannya dalam pernikahan resmi atau saat memperbarui janji pernikahan.
7. Pengiring pengantin wanita dulunya memakai warna yang sama dengan pengantin.
Di Roma kuno dan Cina feodal, perjalanan menuju kota mempelai pria bisa sangat berbahaya. Dengan banyak pengiring yang berpakaian sama, lebih sulit bagi bandit untuk mengenali pengantin wanita. Tradisi ini lalu berkembang menjadi 10 saksi yang berpakaian seragam dalam pernikahan. Ratu Victoria sendiri memiliki 12 pengiring pengantin yang semuanya memakai gaun putih seperti dirinya.
8. Menangis saat hari pernikahan dianggap membawa keberuntungan.
Menangis di hari pernikahan bukanlah hal yang memalukan. Justru diyakini bahwa jika pengantin wanita menangis saat menikah, maka ia tidak perlu menangis lagi dalam kehidupan rumah tangganya.
9. Memotong dasi pengantin pria adalah tradisi umum di Spanyol
Di Spanyol, para sahabat pria akan memotong dasi pengantin dan memotongnya jadi beberapa bagian kecil. Potongan-potongan ini akan dilelang ke tamu undangan karena dipercaya membawa keberuntungan bagi yang memilikinya.