Angin Puting Beliung Menerjang Pesisir Barat Bangkalan, Nelayan Waspada

6 months ago 7

BANGKALAN,   -  Selat Madura, tepatnya di pesisir barat Bangkalan, menjadi saksi dari keganasan alam yang menerjang dalam wujud angin puting beliung. Detik-detik ketika pusaran angin itu melanda, meski berjarak jauh, menimbulkan ketakutan yang mendalam di kalangan nelayan setempat. 

Geger Heri Susianto,   Kalaksa BPBD Bangkalan 

Kondisi cuaca buruk yang menyertainya semakin menambah ketegangan. Langit yang gelap dari kejauhan menyiratkan bahaya yang mengintai. Para nelayan, yang pada biasanya melaut untuk mencari nafkah, kali ini hanya bisa berharap dan berdoa agar mereka selamat dari musibah yang mungkin terjadi di lautan yang bergelombang.

Sebagian nelayan memilih untuk tidak melanjutkan perjalanan mereka ke tengah laut. Mereka lebih memilih untuk mencari ikan di sekitar pesisir, mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi di tengah badai. Bagi mereka, kondisi cuaca buruk seperti ini sudah menjadi hal yang akrab, yang seringkali diikuti oleh gelombang dan ombak laut yang mengancam.

Achmad Rahman, seorang nelayan yang beroperasi di Pangeranan, Bangkalan, memberikan wawasan tentang kondisi cuaca buruk yang telah berlangsung beberapa minggu sebelum bulan puasa. Menurutnya, perubahan musim dari angin barat ke angin timur menjadi salah satu faktor penyebabnya. 

"Faktor ada perubahan mungkin seperti itu, musim angin barat ke Kemarau gitu. Musim angin barat ke musim angin Timur. Jadi, mungkin perubahannya seperti itu, " ujarnya. 


Cuaca buruk tersebut, menurutnya, sangat berpengaruh pada keselamatan nelayan, terutama di daerah Arosbaya hingga Bangkalan, di mana ketika cuaca turun, gelombang yang besar bisa mengancam keselamatan mereka.

Geger Heri Susianto, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan, pada Kamis (25/04/2024) mengkonfirmasi bahwa cuaca ekstrim masih melanda wilayah tersebut. Meskipun belum diprediksi, cuaca ekstrim ini berlangsung hingga saat ini.

Menurutnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan terkait peralihan musim dari musim kemarau. Selain itu, terdapat gangguan gelombang ekuatorial Rossby dan MJO yang mendukung terbentuknya awan-awan konvektif di wilayah Jawa Timur. 

“Jadi memang selama ini kelihatannya cuaca ekstrim masih ada dan menyelimuti Kabupaten Bangkalan, bahwa kita juga tidak menyangka kalau cuaca ekstrim ini terjadi sampai saat ini. Tapi, dengan release dari BMKG, pada tanggal 22 sampai 28 April 2024 ini di Jawa Timur karena ada peralihan musim dari musim kemarau, selain itu terdapat gangguan gelombang ekuatorial Rosssby dan MJO yang mendukung terbentuknya awan-awan konvektif yang masih di wilayah Jawa Timur.” Jelasnya.

Ketidakpastian cuaca yang melanda Bangkalan menjadi perhatian serius bagi para nelayan dan pihak berwenang setempat. Keselamatan menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan di laut, dan pengamatan terus menerus terhadap kondisi cuaca menjadi hal yang sangat penting bagi mereka yang menggantungkan hidup dari hasil laut.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|