Liputan6.com, Jakarta Perawatan kulit telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas kecantikan, tetapi memilih produk yang aman sering kali diabaikan. Di tengah popularitas skincare, produk yang mengandung bahan berbahaya seperti merkuri masih banyak ditemukan di pasaran. Merkuri, yang dikenal sebagai bahan pencerah kulit instan, memiliki risiko kesehatan jangka panjang yang serius.
Penggunaan merkuri dalam skincare memang memberikan hasil cepat, seperti kulit cerah dalam hitungan hari. Namun, efek sampingnya justru membahayakan tubuh, termasuk kerusakan saraf, ginjal, dan bahkan kanker kulit. Hal ini menjadikan kesadaran akan bahaya merkuri semakin penting bagi pengguna produk kecantikan.
Meski sudah dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), banyak produk yang masih mengandung merkuri beredar bebas di pasaran. Sebagai konsumen, memahami ciri-ciri produk bermerkuri dan risiko penggunaannya adalah langkah pertama untuk melindungi diri dari dampaknya.
Apa Itu Merkuri dan Mengapa Digunakan dalam Skincare?
Merkuri atau air raksa adalah logam berat yang sering ditemukan di alam, seperti pada tanah dan air. Dalam industri kecantikan, bahan ini digunakan untuk memutihkan kulit dengan cara menghambat produksi melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit. Hasilnya, kulit tampak cerah secara instan.
Namun, sifat beracun merkuri membuatnya sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Merkuri dapat diserap melalui kulit dan mengakibatkan keracunan. Bahkan, pengguna produk yang mengandung merkuri tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya melalui uap merkuri yang terhirup atau kontak dengan benda yang terkontaminasi.
Larangan penggunaan merkuri dalam produk kosmetik sebenarnya sudah diberlakukan di banyak negara, termasuk Indonesia. Meski demikian, produk ilegal yang mengandung merkuri tetap beredar karena harganya yang murah dan hasilnya yang instan.
Bahaya Kesehatan Akibat Penggunaan Skincare Bermerkuri
- Kerusakan Sistem Saraf dan Ginjal: Merkuri bersifat korosif, yang berarti dapat merusak jaringan kulit secara langsung. Ketika diserap oleh tubuh, merkuri dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan ginjal, menyebabkan kerusakan permanen pada organ-organ ini.
- Risiko pada Ibu Hamil dan Janin: Bagi ibu hamil, merkuri dapat menembus plasenta dan menghambat pertumbuhan janin. Dalam kasus ekstrem, paparan merkuri dapat menyebabkan keguguran atau kerusakan permanen pada sistem saraf bayi.
- Penyebab Kanker Kulit: Dalam penggunaan jangka panjang, merkuri dapat memicu pertumbuhan sel kanker pada kulit. Hal ini disebabkan oleh kerusakan DNA akibat paparan logam berat yang terus-menerus.
- Perubahan Warna Kulit: Penggunaan produk bermerkuri tidak hanya membuat kulit tampak lebih cerah, tetapi juga dapat menyebabkan kulit menjadi pucat dan muncul flek hitam.
- Gangguan Fungsi Otak: Paparan merkuri dapat mengurangi fungsi otak, yang berdampak pada kemampuan kognitif dan motorik.
Ciri-Ciri Skincare Bermerkuri yang Perlu Diwaspadai
- Warna dan Aroma: Produk yang mengandung merkuri sering kali memiliki warna mengkilap seperti perak atau keabuan dan aroma menyengat. Ini bisa menjadi tanda bahan kimia berbahaya di dalamnya.
- Hasil Instan yang Tidak Alami: Skincare yang memberikan hasil memutihkan dalam hitungan hari sering kali mengandung bahan kimia keras, termasuk merkuri. Proses pencerahan kulit yang alami biasanya memerlukan waktu berminggu-minggu.
- Tidak Terdaftar di BPOM: Produk tanpa nomor registrasi BPOM patut dicurigai. BPOM mengawasi keamanan dan legalitas produk kosmetik di Indonesia, sehingga absennya nomor registrasi bisa menjadi indikasi kandungan bahan berbahaya.
Tanda Wajah Terkena Merkuri
- Kulit Pucat dan Flek Hitam: Penggunaan merkuri dapat membuat kulit tampak putih pucat, bukan cerah alami. Selain itu, paparan sinar matahari pada kulit yang terpapar merkuri sering memicu hiperpigmentasi berupa flek hitam.
- Iritasi dan Sensitivitas Kulit: Kulit yang terkena merkuri sering kali menjadi lebih sensitif, dengan gejala seperti gatal, panas, dan kemerahan. Ini terjadi karena lapisan kulit rusak akibat bahan kimia keras.
- Mati Rasa pada Wajah: Paparan merkuri dalam jangka panjang juga dapat merusak sistem saraf wajah, menyebabkan mati rasa atau sensasi kesemutan.
Cara Menghindari Skincare Bermerkuri
- Periksa Nomor BPOM: Pastikan produk yang dibeli memiliki nomor registrasi BPOM yang valid. Nomor ini dapat dicek melalui situs resmi BPOM.
- Baca Kandungan Produk: Hindari produk yang tidak mencantumkan kandungan bahan atau hanya mencantumkan klaim tanpa rincian komposisi.
- Hindari Hasil Instan: Kulit yang sehat memerlukan perawatan dan waktu. Hindari produk yang menawarkan hasil memutihkan secara instan karena kemungkinan besar mengandung bahan kimia berbahaya.
Q: Apa efek samping utama dari merkuri dalam skincare?
A: Efek sampingnya meliputi kerusakan ginjal, gangguan saraf, iritasi kulit, hingga risiko kanker.
Q: Bagaimana cara mengenali produk bermerkuri?
A: Perhatikan warna krim, aroma menyengat, hasil instan, dan pastikan produk terdaftar di BPOM.
Q: Apakah merkuri masih digunakan dalam produk skincare di Indonesia?
A: Meski dilarang, produk ilegal yang mengandung merkuri masih beredar. Konsumen harus lebih teliti dalam memilih produk.