Filosofi Pakaian Serba Putih yang Dikenakan oleh Paus, Kental Makna dan Simbol

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Pemimpin spiritual tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus, dikabarkan meninggal dunia, Senin (21/4). Kabar ini tentu mengejutkan umat Katolik dan seluruh umat beragama lainnya di seluruh dunia mengingat sosoknya yang selalu menebarkan cinta kasih tanpa melihat latar belakang. Di samping kabar duka ini, sosoknya diketahui telah lama dikenal penyayang dan selalu tampil dalam balutan pakaian serba putih. Tidak hanya menjadi identitas visual yang khas, busana ini menyimpan lapisan makna filosofis dan teologis yang dalam, yang diwariskan dari abad ke abad.

Lebih dari sekadar simbol kesucian, jubah putih Paus adalah refleksi dari nilai-nilai kekristenan seperti kasih, kepolosan, hingga kerendahan hati. Tiap elemen dalam pakaian yang dikenakan Paus – mulai dari cassock, mozzetta, hingga cincin nelayan – mengandung pesan spiritual dan historis yang mengakar kuat dalam tradisi Gereja Katolik Roma.

Namun, mengapa warna putih dipilih dan sejak kapan tradisi ini dimulai? Bagaimana busana itu mengalami transformasi dari simbol kekuasaan menjadi simbol pelayanan? Artikel ini akan mengupas makna di balik pakaian serba putih Paus yang sarat filosofi, dirangkum Liputan6, Senin (21/4).

Awal Mula Tradisi Jubah Putih: Dari Dominikan hingga Paus Pius V

Tradisi jubah putih bagi seorang Paus pertama kali dikaitkan secara kuat dengan Paus Pius V yang memimpin Gereja Katolik pada abad ke-16, dan sebelumnya merupakan seorang biarawan dari Ordo Dominikan yang identik dengan busana putih yang mencerminkan kesederhanaan dan pengabdian.

Meskipun Paus sebelumnya umumnya mengenakan jubah merah sebagai simbol kekuasaan dan pengorbanan, Paus Pius V memilih mempertahankan pakaian putih khas Dominikan saat diangkat menjadi Paus, yang kemudian menjadi standar warna busana kepausan hingga hari ini.

Dokumen liturgi tertua yang mencatat penggunaan jubah putih dalam seremoni pengangkatan Paus adalah Ordo XIII yang ditulis pada 1274 di masa Paus Gregorius X, yang menyebutkan bahwa Paus mengenakan jubah putih dan merah secara bersamaan untuk menyeimbangkan simbol kasih dan pengorbanan Kristus.

Makna Mendalam Warna Putih: Simbol Kasih, dan Representasi Kristus

Warna putih dalam tradisi Katolik melambangkan kepolosan, kasih, dan kemurnian – sifat yang dilekatkan pada sosok Kristus dan secara simbolis harus tercermin dalam kehidupan dan pelayanan seorang Paus di bumi.

Menurut ahli liturgi abad pertengahan, William Duranti, warna putih adalah representasi kasih sayang dan kepolosan, sementara warna merah yang dulu dipakai Paus di bagian luar jubah melambangkan belas kasihan, membentuk narasi bahwa seorang Paus adalah perwakilan dari pengorbanan Yesus Kristus.

Busana putih yang dikenakan oleh Paus Fransiskus tidak hanya menegaskan misinya sebagai pemimpin rohani tetapi juga sebagai simbol dari kemurnian pelayanan yang harus dijalankan dengan rendah hati, terlepas dari segala kemewahan duniawi yang dapat menyilaukan. Banyak yang mengaggumi pakaian putih yang dikenakan oleh Paus Fransiskus ini, termasuk salah satunya Perancang mode asal Indonesia Adrie Basuki.

"Penampilan Paus Fransiskus dalam kesederhanaan sesungguhnya menggambarkan bahwa dalam fesyen yang paling penting adalah bisa menggambarkan persona diri tanpa harus terpengaruh dengan opini publik," katanya, mengutip Merdeka.com.

Elemen Busana Paus: Dari Zucchetto hingga Cincin Nelayan

Setiap bagian dari pakaian Paus memiliki fungsi dan simbol yang kuat, mulai dari zucchetto – topi putih kecil yang hanya dikenakan oleh Paus – hingga mozzetta, mantel pendek yang melambangkan otoritas spiritual dan hanya dikenakan oleh pejabat tinggi gereja.

Paus juga mengenakan cassock atau soutane, jubah panjang berwarna putih polos yang dipadukan dengan oversleeves dan pectoral cross – salib dada yang sering kali menggambarkan Yesus membawa seekor domba, menandakan pemeliharaan dan kasih terhadap umat.

Cincin nelayan, yang mengacu pada kehidupan Santo Petrus sebagai nelayan sebelum menjadi Paus pertama, menjadi simbol pengesahan kepausan dan digunakan untuk menandatangani dokumen resmi, menjadikannya sebagai penghubung antara masa kini dan warisan apostolik.

Transformasi Mode Kepausan: Dari Ornamen Emas ke Kesederhanaan Fransiskus

Dalam era modern, khususnya setelah Konsili Vatikan II, banyak Paus mulai menyederhanakan ornamen pakaian mereka sebagai bentuk penyesuaian terhadap semangat zaman dan upaya mendekatkan gereja kepada umat secara inklusif dan penuh empati.

Paus Fransiskus secara konsisten menolak simbol-simbol kemewahan dalam berpakaian, lebih memilih pectoral cross dari perak dibanding emas, mengenakan jam tangan sederhana, serta sepatu hitam polos, sebagai bentuk pernyataan sikap akan pelayanan yang tidak bersandar pada tampilan luar.

Langkah ini menandai pergeseran signifikan dari simbol kekuasaan menuju simbol kesederhanaan dan komitmen terhadap kaum miskin, menjadikan pakaian putih Paus tidak lagi sekadar warisan, tetapi cerminan aktual dari filosofi hidup yang dijalani.

Pakaian Liturgis dan Perayaan: Saat Busana Jadi Simbol Upacara Rohani

Selain pakaian harian, Paus juga mengenakan busana liturgis khusus saat misa dan upacara keagamaan, seperti mitra – topi runcing yang menjadi lambang otoritas keimaman – serta chasuble, jubah luar yang melambangkan otoritas pastoral dan berubah warna sesuai kalender liturgi.

Pallium, sejenis selendang dari wol yang dikenakan di atas bahu, menjadi simbol penggembalaan dan otoritas pengajaran, sementara stola yang diselempangkan di leher menegaskan peran sakramental dan pelayanan Paus dalam misa.

Tiara kepausan yang dahulu menjadi mahkota simbol kekuasaan duniawi kini telah ditinggalkan sejak Paus Paulus VI meletakkannya sebagai simbol solidaritas kepada kaum miskin, menegaskan bahwa kepemimpinan rohani tak membutuhkan lambang duniawi untuk menjadi otentik dan bermakna.

Pertanyaan Populer Seputar Pakaian Putih Paus

1. Mengapa Paus selalu memakai pakaian putih?

Pakaian putih melambangkan kepolosan dan kasih, serta merupakan warisan dari Paus Pius V yang merupakan biarawan Dominikan.

2. Apakah semua pejabat gereja memakai warna putih?

Tidak. Warna putih hanya untuk Paus, sementara kardinal memakai merah, uskup ungu, dan imam biasa hitam.

3. Apa fungsi dari zucchetto yang dipakai Paus?

Zucchetto adalah topi kecil simbol kerendahan hati dan hanya boleh dikenakan oleh Paus dalam warna putih.

4. Mengapa tiara Paus tidak lagi digunakan?

Tiara ditinggalkan oleh Paus Paulus VI sebagai bentuk penolakan terhadap simbol kemewahan dan kekuasaan duniawi.

5. Apakah ada makna tertentu dari cincin nelayan yang dikenakan Paus?

Cincin nelayan melambangkan warisan dari Santo Petrus, Paus pertama, dan digunakan sebagai simbol resmi pengesahan dokumen.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|