Liputan6.com, Jakarta Keputusan menikah sering kali menimbulkan pertimbangan panjang, terlebih bagi mereka yang masih berada di awal perjalanan pendidikan. Namun, berbeda dengan kebanyakan perempuan muda, Najwa Shihab saat itu jusrtu memutuskan untuk melangkah ke pelaminan saat usianya masih 20 tahun. Keputusan itu diambil bukan karena desakan atau paksaan, melainkan atas dasar keyakinan bahwa kebahagiaan tidak selalu perlu ditunda.
Pernikahan yang berlangsung puluhan tahun itu diawali dari pertemuan di kampus dan diperkuat oleh proses refleksi spiritual yang mendalam. Keberanian untuk menerima pinangan di usia muda, diikuti dengan perjalanan panjang sebagai pasangan suami istri, menjadikan kisah ini sebagai potret keluarga yang dibangun di atas komitmen dan kepercayaan. Semangat untuk tetap mengejar pendidikan serta membina rumah tangga dijalankan secara seimbang, mencerminkan nilai hidup yang saling mendukung.
Setelah hampir tiga dekade menjalani kehidupan bersama, takdir berkata lain ketika sang suami meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya. Kepergian itu menyisakan duka mendalam, tetapi juga meninggalkan jejak kenangan penuh makna yang tak lekang oleh waktu. Berikut kisah perjalanan cinta mereka, dari bangku kuliah hingga maut memisahkan, dirangkum Liputan6, (21/5).
1. Pertemuan di Kampus: Awal Jalinan Hati yang Tak Disangka
Dikutip dari kapanlagi.com, Najwa Shihab diketahui pertama kali bertemu dengan Ibrahim Sjarief Assegaf saat berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Keduanya dipertemukan dalam lingkup kampus, di mana Ibrahim Sjarief Assegaf merupakan seniornya di sana. Pertemanan awal antara mereka kemudian terjalin lebih lanjut, meski usia Najwa saat itu masih sangat muda dan dunia karier belum mulai digelutinya.
Sosok Ibrahim yang dikenal cerdas dan penuh prinsip membuat Najwa merasa nyaman dan akhirnya membuka hatinya untuk menerima kehadiran pria itu secara serius dalam hidupnya. Dinamika pergaulan di kampus menjadi latar kisah cinta mereka yang dimulai tanpa gembar-gembor, tetapi perlahan tumbuh menjadi fondasi dari kehidupan rumah tangga yang kelak mereka bangun bersama.
2. Pinangan Serius dan Syarat Tegas dari Sang Ayah
Tanpa ingin berlama-lama dan hendak mengungkapkan keseriusannya terhadap Najwa, Ibrahim langsung memutuskan untuk mengajukan permohonan pinangan secara resmi kepada ayah Najwa yakni Quraish Shihab. Keinginan tersebut tidak langsung diterima begitu saja karena sang ayah memberikan syarat tegas, yakni, Ibrahim hanya boleh menikahi Najwa apabila telah menyelesaikan skripsi dan dinyatakan lulus kuliah. Ibrahim kemudian tak patah arang. Ia langsung bertekad untuk memaksimalkan perkuliahannya dengan baik.
Kesungguhan Ibrahim diuji lewat persyaratan tersebut, dan ia dengan penuh tanggung jawab menerima dan menyanggupi syarat tersebut tanpa ragu. Sikap tegas ayah Najwa menunjukkan bahwa restu dalam pernikahan tidak hanya soal perasaan cinta, melainkan juga kesiapan secara akademik dan moral untuk menjadi suami yang pantas.
3. Jawaban Doa di Depan Ka'bah: Keyakinan Najwa Menjadi Istri
Di waktu yang bersamaan, Najwa juga tidak serta-merta langsung menerima pinangan tersebut dan memutuskan untuk mencari petunjuk melalui salat istikharah saat menjalankan ibadah umrah di Mekkah. Di depan Ka'bah yang sakral, ia memanjatkan doa untuk mendapatkan kejelasan hati dan menentukan langkah hidupnya dengan bijak serta penuh ketenangan. Najwa meminta pentunjuk agar semuanya berjalan sesuai rencana yang di Atas.
Tak berapa lama, jawaban dirasakan muncul setelah melaksanakan ibadah tersebut dan menjadi titik balik yang membuatnya yakin bahwa Ibrahim adalah pasangan yang tepat untuk menjalani kehidupan bersama. Dengan hati yang mantap, Najwa kembali dari Tanah Suci membawa keyakinan penuh bahwa jalan hidupnya akan lebih bermakna jika dijalani bersama sosok pria yang telah memintanya secara serius.
4. Pernikahan di Solo dengan Adat Beragam: Awal Hidup Baru
Pernikahan antara Najwa dan Ibrahim dilangsungkan pada tahun 1997 di kota Solo, Jawa Tengah, dalam sebuah perayaan yang menggabungkan unsur budaya Bugis, Betawi, dan Jawa. Meski usia Najwa saat itu masih berusia sekitar 20 tahun dan baru duduk di semester tiga kuliah, ia tetap melanjutkan pendidikan hingga lulus meski statusnya sudah menjadi seorang istri.
Kehidupan rumah tangga mereka dijalani dengan penuh dukungan dan saling pengertian, yang terbukti dari kuatnya hubungan mereka selama lebih dari dua dekade. Pilihan menikah muda bagi Najwa bukan karena paksaan atau perencanaan kaku, tetapi karena dorongan untuk tidak menunda kebahagiaan saat momen itu sudah terasa tepat.
5. Hidup Bersama Selama 28 Tahun hingga Perpisahan Abadi
Setelah menikah, pasangan ini menjalani kehidupan bersama dengan penuh komitmen hingga dikaruniai seorang putra bernama Izzat empat tahun kemudian. Meski pernah mengalami duka ketika anak kedua mereka meninggal hanya beberapa jam setelah lahir, kekuatan cinta dan kebersamaan tetap mereka jaga sepanjang waktu.
Selama hampir tiga dekade, kehidupan Najwa dan Ibrahim diwarnai oleh kesetiaan yang kokoh hingga akhirnya dipisahkan oleh maut akibat stroke yang merenggut nyawa Ibrahim. Kehilangan tersebut menyisakan kenangan mendalam yang tidak akan pernah tergantikan, karena cinta mereka telah membentuk perjalanan hidup yang sarat makna dan keteguhan.
5 Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik (People Also Ask - Google)
1. Siapa nama suami Najwa Shihab dan kapan mereka menikah?
Suaminya adalah Ibrahim Sjarief Assegaf, mereka menikah pada tahun 1997 di Solo.
2. Mengapa Najwa Shihab memutuskan untuk menikah muda?
Ia memilih menikah muda karena merasa telah menemukan pasangan yang tepat dan tidak ingin menunda kebahagiaan.
3. Bagaimana proses Najwa Shihab menerima lamaran suaminya?
Ia melakukan salat istikharah di depan Ka'bah saat umrah sebelum akhirnya yakin untuk menerima lamaran.
4. Apa tantangan terbesar dalam pernikahan mereka?
Salah satunya adalah kehilangan anak kedua mereka yang meninggal hanya beberapa jam setelah lahir.
5. Apa penyebab meninggalnya suami Najwa Shihab?
Ibrahim Sjarief Assegaf meninggal dunia akibat sakit stroke pada usia 48 tahun.