Kenapa Asam Urat Sering Kambuh di Malam Hari? Begini Cara Mengatasinya

10 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Rasa nyeri yang muncul tiba-tiba di tengah malam, terutama pada sendi jempol kaki, sering kali menjadi tanda khas kambuhnya asam urat. Kondisi ini bukan hanya mengganggu tidur, tapi juga bisa berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan jika tidak ditangani dengan benar.

Fenomena asam urat kambuh di malam hari memang bukan tanpa sebab. Ada sejumlah proses biologis yang berkontribusi terhadap kondisi ini, mulai dari suhu tubuh yang menurun, hingga pengaruh pola makan dan kebiasaan harian yang tampak sepele. Banyak penderita tidak menyadari bahwa kebiasaan tertentu di siang hari dapat memicu rasa nyeri yang intens saat malam datang.

Namun, di balik itu semua, terdapat langkah-langkah preventif yang efektif jika diketahui sejak awal. Mulai dari mengenali tanda-tanda awal kambuh, mengatur pola makan, hingga memahami posisi tidur yang aman, semua dapat membantu meringankan atau bahkan mencegah kambuhnya serangan asam urat di malam hari.

Perubahan Suhu Tubuh saat Malam Picu Kristalisasi Asam Urat

Saat malam hari, suhu tubuh manusia cenderung menurun secara alami akibat ritme sirkadian, dan kondisi inilah yang memicu proses kristalisasi asam urat di persendian karena senyawa urat lebih mudah mengendap dalam suhu rendah. Kristal-kristal ini akan menumpuk di sendi, terutama di bagian tubuh yang jauh dari jantung seperti jempol kaki yang suhu lokalnya lebih dingin dibanding bagian tubuh lainnya. Proses inilah yang menyebabkan peradangan mendadak sehingga menimbulkan nyeri hebat yang identik dengan serangan asam urat di malam hari.

Penurunan suhu tersebut tidak hanya memicu pengendapan kristal, tetapi juga memperlambat sirkulasi darah ke ekstremitas tubuh sehingga metabolisme asam urat tidak berlangsung optimal. Akibatnya, kemampuan tubuh untuk membuang kelebihan asam urat pun ikut terganggu pada malam hari. Hal ini menjelaskan mengapa nyeri akibat asam urat kerap muncul saat tidur, dan tidak terasa pada siang hari saat tubuh dalam kondisi aktif.

Dalam buku "Gout and Other Crystal Arthropathies" oleh Robert Terkeltaub, dijelaskan bahwa suhu dan tingkat hidrasi sangat berpengaruh terhadap pembentukan kristal urat, terutama ketika tubuh berada dalam kondisi istirahat dan dingin, menjadikan waktu malam sebagai momen paling rentan terhadap kambuhnya asam urat.

Posisi Tidur dan Tekanan pada Sendi Menyebabkan Peradangan

Cara tidur yang salah tanpa disadari juga menjadi pemicu serangan asam urat di malam hari karena tekanan terus-menerus pada sendi tertentu bisa memperburuk kondisi inflamasi. Posisi tidur yang terlalu lama menekan satu sisi tubuh atau sendi seperti pergelangan kaki atau jempol kaki dapat memicu iritasi dan memperparah kristalisasi asam urat yang sudah terbentuk. Kombinasi antara suhu dingin, tekanan, dan aliran darah yang melambat menyebabkan sendi menjadi lebih rentan terhadap peradangan akut.

Selain itu, kurangnya pergerakan saat tidur membuat sendi menjadi lebih kaku dan pembuluh darah tidak bekerja optimal dalam mendistribusikan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk mengurangi penumpukan asam urat. Kekakuan ini menambah sensasi nyeri yang terasa intens ketika penderita asam urat terbangun di tengah malam karena serangan tiba-tiba.

Oleh karena itu, penting untuk mengatur posisi tidur yang ergonomis dan menghindari tekanan berlebih pada area tubuh yang sering menjadi target penumpukan kristal asam urat seperti jari kaki, lutut, dan pergelangan tangan.

Dehidrasi dan Asupan Cairan Rendah Menyebabkan Akumulasi Urat

Kekurangan cairan di malam hari menjadi salah satu penyebab utama kambuhnya asam urat karena tubuh yang dehidrasi tidak mampu membuang asam urat secara efisien melalui urine. Saat malam, seseorang biasanya mengurangi asupan cairan karena tidak ingin terbangun untuk buang air kecil, padahal kebiasaan ini justru memperparah risiko akumulasi asam urat dalam tubuh. Ketika cairan tubuh menurun, konsentrasi asam urat dalam darah meningkat sehingga mempercepat pembentukan kristal.

Tidak hanya itu, selama tidur tubuh kehilangan cairan melalui keringat tanpa disadari, dan hal ini membuat kondisi internal menjadi semakin kering. Dalam keadaan dehidrasi, ginjal akan bekerja lebih keras dan tidak optimal dalam menyaring asam urat, sehingga senyawa ini tertahan dalam darah lebih lama dan berisiko menumpuk di sendi.

Untuk menghindarinya, penderita disarankan untuk mengonsumsi cukup air menjelang tidur dan mempertahankan hidrasi seimbang sepanjang hari guna mendukung metabolisme dan pengeluaran asam urat yang stabil.

Pola Makan Tinggi Purin di Siang Hari Berefek Malamnya

Konsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan, daging merah, seafood, atau makanan olahan di siang hari akan meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh secara bertahap dan puncaknya terjadi beberapa jam setelah makan. Metabolisme purin berlangsung lambat, dan ketika tubuh beristirahat di malam hari, sistem ekskresi melambat, menyebabkan asam urat yang diproduksi dari makanan tidak segera tereliminasi. Akibatnya, senyawa tersebut menumpuk dalam darah dan memicu kristalisasi pada sendi.

Karena proses metabolisme berlangsung terus bahkan saat tidur, kombinasi antara tingginya kadar purin dari makan malam serta kondisi tubuh yang tidak aktif mempercepat serangan asam urat di waktu malam. Inilah alasan mengapa penderita asam urat sebaiknya menghindari konsumsi makanan tinggi purin menjelang malam hari dan menggantinya dengan menu rendah purin seperti sayur hijau, buah rendah fruktosa, dan protein nabati.

Cara Efektif Menghindari Serangan Asam Urat di Malam Hari

Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk menghindari kambuhnya asam urat saat malam adalah dengan menjaga hidrasi sepanjang hari dan memastikan tubuh mendapatkan cukup cairan sebelum tidur. Air putih membantu ginjal membuang asam urat secara efisien dan menjaga kadar senyawa ini tetap stabil dalam darah. Disarankan juga untuk membatasi konsumsi kafein dan alkohol karena bersifat diuretik yang justru dapat memperburuk dehidrasi.

Kedua, pola makan rendah purin perlu diterapkan dengan menghindari konsumsi daging merah, jeroan, dan makanan laut terutama menjelang sore hingga malam hari. Sebagai gantinya, konsumsi makanan yang kaya antioksidan seperti ceri, stroberi, dan brokoli sangat dianjurkan karena dapat membantu menghambat pembentukan kristal asam urat.

Ketiga, menjaga berat badan ideal dan olahraga ringan seperti jalan kaki secara teratur juga membantu mencegah kambuhnya asam urat. Aktivitas fisik meningkatkan sirkulasi darah dan mendukung metabolisme tubuh dalam membuang limbah purin, sehingga risiko serangan di malam hari dapat ditekan secara signifikan.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Asam Urat Kambuh di Malam Hari (People Also Ask)

1. Kenapa asam urat sering kambuh di malam hari?

Karena suhu tubuh menurun saat tidur, menyebabkan kristalisasi asam urat di sendi, terutama pada bagian tubuh yang dingin.

2. Apakah makanan yang dikonsumsi siang hari bisa memicu kambuh malam harinya?

Ya, makanan tinggi purin yang dikonsumsi siang hari akan dimetabolisme lambat dan memuncak di malam hari, memicu serangan.

3. Apakah posisi tidur bisa memperparah nyeri asam urat?

Bisa, karena tekanan pada sendi tertentu saat tidur bisa memperburuk inflamasi dan memicu nyeri mendadak.

4. Bagaimana cara menghindari serangan asam urat saat tidur?

Dengan cukup minum air, menghindari makanan tinggi purin, dan memilih posisi tidur yang tidak menekan sendi.

5. Apakah minum air sebelum tidur efektif mencegah asam urat?

Ya, hidrasi yang cukup membantu ginjal mengeluarkan asam urat dan mencegah pengendapannya di malam hari.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|