Memahami Sudut Pandang Orang Ketiga dan Jenisnya

Liputan6.com, Jakarta - Dalam dunia kepenulisan, pemilihan perspektif bisa memegang peran yang sangat penting untuk dapat menciptakan karya tulis yang menarik dan berkesan bagi pembacanya. Salah satu perspektif yang banyak dan populer digunakan adalah sudut pandang orang ketiga, yang telah banyak digunakan oleh para penulis di berbagai belahan dunia. Teknik ini memuat penulis bisa menyampaikan ceritanya dengan lebih fleksibel serta memberikan kebebasan dalam eksplorasi berbagai karakter. 

Penguasaan sudut pandang orang ketiga menjadi kunci sukses bagi para penulis yang ingin menghasilkan karya tulis berkualitas tinggi. Karena dengan perspektif sudut pandang orang ketiga, pembaca bisa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alur, karakter dan konflik yang ada dalam cerita. Banyak juga novel bestseller dan karya sastra terkenal yang menggunakan teknik naratif ini, untuk menciptakan pengalaman membaca yang tidak terlupakan.

Berikut ini telah Liputan6 rangkum penjelasan lengkap tentang sudut pandang orang ketiga mulai dari pengertian dasar, karakteristik, hingga berbagai jenisnya, pada Selasa (9/12).

Memahami konsep sudut pandang orang ketiga menjadi langkah langsung dan fundamental bagi setiap penulis yang ingin menguasai serta menggunakan teknik naratif ini dalam tulisannya. Perspektif sudut pandang orang ketiga memiliki definisi yang jelas dan karakteristik khusus yang membedakannya dari sudut pandang lainnya. Lantas bagaimana esensi dan mekanisme kerja sudut pandang orang ketiga dalam konteks penceritaan?

Sudut pandang orang ketiga merupakan teknik penceritaan di mana narator berposisi sebagai pengamat eksternal atau luar cerita, yang tidak terlibat secara langsung dalam alur cerita. Dalam pendekatan ini, penulis menggunakan kata ganti persona ketiga seperti ‘dia’, ‘ia’, ‘mereka’ atau menyebutkan karakter dengan nama langsung. Narrator sendiri berfungsi sebagai penyampai informasi yang memiliki akses terhadap pikiran, perasaan, dan tindakan para tokoh dengan tingkat keterbatasan yang bervariasi.

Teknik ini memberikan jarak emosional antara narator dengan peristiwa yang dikisahkan, memungkinkan penyajian cerita yang lebih objektif dibandingkan sudut pandang orang pertama. Penulis bisa dengan mudah mengontrol sejauh mana informasi dibagikan kepada pembaca, menciptakan suspense dan mengatur ritme cerita sesuai dengan kebutuhan naratif.

Setiap teknik naratif memiliki ciri-ciri khas yang dapat diidentifikasi dengan mudah oleh pembaca maupun penulis. Sudut pandang orang ketiga memiliki sejumlah karakteristik unik yang membedakannya dari perspektif naratif lainnya. Memahami ciri-ciri ini sangat penting untuk membantu penulis menerapkan teknik dengan konsisten dan membantu pembaca mengenali gaya penceritaan yang digunakan.

Penggunaan sudut pandang orang ketiga memiliki beberapa karakteristik yang mudah diidentifikasi. Pertama, konsistensi penggunaan pronoun ketiga tungggal maupun jamak untuk merujuk pada semua karakter dalam cerita. Kedua, narator berperan sebagai entitas yang berada di luar dunia cerita dan tidak memiliki identitas fisik dalam narasi.

Ketiga, tingkat pengetahuaan narator bervariasi tergantung pada jenis sudut pandang orang ketiga yang dipilih. Hal ini mempengaruhi seberapa dalam pembaca dapat memahami motivasi dan konflik internal karakter. Keempat, fleksibilitas perpindahan fokus antar karakter memberikan dimensi yang lebih kaya dalam pengembangan plot dan subplot.

Sudut pandang orang ketiga tidaklah monolitik, melainkan terbagi menjadi beberapa variasi yang masing-masing memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Pemahaman terhadap berbagai jenis ini sangat krusial bagi penulis untuk memilih pendekatan yang paling sesuai dengan visi kreatif dan kebutuhan cerita mereka. Setiap jenis menawarkan tingkat akses informasi dan fleksibilitas naratif yang berbeda-beda.

1. Sudut Pandang Orang Ketiga Mahatahu (Omniscient)

Pada jenis sudut pandangn orang ketiga yang pertama, narator memiliki pengetahuan universal tentang semua aspek cerita. Mereka dapat mengakses pikiran, perasaan, latar belakang, dan motivasi setiap karakter tanpa batasan. Narator mahatahu juga mengetahui peristiwa yang terjadi di berbagai lokasi secara bersamaan dan dapat memberikan informasi tentang masa lalu atau petunjuk tentang masa depan.

Keunggulan pendekatan ini terletak pada kemampuannya memberikan perspektif yang komprehensif dan mendalam. Pembaca memperoleh pemahaman holistik tentang dinamika cerita dan kompleksitas hubungan antar karakter. Namun, penulis harus berhati-hati agar tidak memberikan terlalu banyak informasi yang dapat mengurangi elemen misteri atau suspense.

2. Sudut Pandang Orang Ketiga Terbatas (Limited)

Perspektif terbatas membatasi pengetahuan narator pada satu atau beberapa karakter tertentu. Meskipun tetap menggunakan pronoun orang ketiga, narator hanya dapat mengakses pikiran dan perasaan karakter terpilih. Pendekatan ini menciptakan intimasi yang lebih kuat antara pembaca dengan karakter fokus sambil tetap mempertahankan objektivitas naratif.

Teknik ini sangat efektif untuk menciptakan empati dan koneksi emosional yang mendalam. Pembaca mengalami perjalanan cerita melalui perspektif karakter tertentu, merasakan keterbatasan informasi yang sama dengan tokoh tersebut. Hal ini membuat pengalaman membaca menjadi lebih intens dan personal.

3. Sudut Pandang Orang Ketiga Objektif (Objective)

Jenis objektif menampilkan cerita seperti kamera yang merekam peristiwa tanpa memberikan akses ke pikiran atau perasaan internal karakter mana pun. Narator hanya melaporkan tindakan, dialog, dan situasi yang dapat diamati secara eksternal. Pembaca harus menyimpulkan motivasi dan emosi karakter melalui kata-kata dan perbuatan mereka.

Pendekatan ini menciptakan gaya penceritaan yang mirip dengan naskah drama atau skenario film. Keefektifannya bergantung pada kemampuan penulis dalam menyampaikan informasi penting melalui detail visual dan dialog yang kuat. Meskipun tampak sederhana, teknik dalam sudut pandang orang ketiga ini membutuhkan keterampilan tinggi untuk menghasilkan cerita yang engaging tanpa akses langsung ke dunia internal karakter.

Pertanyaan dan Jawaban (Q&A)

Q: Kapan sebaiknya menggunakan sudut pandang orang ketiga dibanding sudut pandang lainnya?

A: Sudut pandang orang ketiga ideal ketika Anda ingin mengeksplorasi multiple karakter, memerlukan fleksibilitas naratif, atau ingin menciptakan jarak emosional tertentu dalam cerita. Ini juga cocok untuk genre fantasi, sci-fi, atau novel dengan plot kompleks.

Q: Bisakah menggabungkan berbagai jenis sudut pandang orang ketiga dalam satu cerita?

A: Ya, tetapi harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan konsisten. Beberapa penulis berpengalaman menggunakan teknik ini dengan membuat section atau chapter terpisah untuk setiap perspektif, namun pemula sebaiknya fokus pada satu jenis saja.

Q: Bagaimana cara menghindari kebingungan pembaca saat menggunakan sudut pandang orang ketiga mahatahu?

A: Gunakan transisi yang jelas saat berpindah fokus antar karakter, beri jeda paragraf yang memadai, dan pastikan setiap perpindahan memiliki tujuan naratif yang jelas. Hindari lompatan perspektif yang terlalu sering dalam satu scene.