Penemuan Borgol Tertua di Dunia Ungkap Sisi Gelap Tambang Emas Mesir Kuno

22 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta Dua set borgol besi yang diperkirakan berasal dari abad ke-3 SM ditemukan di situs tambang emas kuno di Ghozza, Mesir. Temuan ini ditemukan oleh tim arkeolog internasional yang dipimpin oleh Bérangère Redon dari Laboratorium HiSoMA, Prancis. Temuan tersebut mengungkap sisi kelam eksploitasi manusia dalam sejarah penambangan emas di era Ptolemeus I.

Borgol itu ditemukan di dalam bangunan penyimpanan kuno yang berada di kompleks tambang Ghozza, yang aktif digunakan antara tahun 250 hingga 200 SM. Ghozza merupakan tambang paling utara dari jaringan pertambangan emas di Mesir Kuno pada masa dinasti Ptolemeus. Lokasi ini juga memiliki jejak pemukiman, pemandian, dan jalan yang membentuk gambaran kehidupan para penambang di masa lalu.

Para arkeolog menemukan tujuh cincin pergelangan kaki dan beberapa mata rantai yang diduga digunakan untuk membatasi pergerakan para penambang. Penemuan ini menguatkan teks-teks kuno yang menyebutkan bahwa tawanan perang dan penjahat juga dipekerjakan dalam tambang. "Objek-objek ini memberi kita bukti yang tak terbantahkan mengenai status para penambang, yang belum kita miliki hingga sekarang," kata Redon.

Penemuan ini juga memperkuat dugaan bahwa kerja paksa digunakan untuk mendukung kekayaan Ptolemeus I, yang digunakan untuk membiayai ambisi militer. Berikut penemuan borgol kuno ini dirangkum Liputan6.com dari Live Science, Jumat (18/4/2025). 

Temuan penting peninggalan masa lampau kejutkan dunia arkeologi. Mumi yang ditaksi berusia 1.200 tahun ditemukan di wilayah Peru.

Jejak Perbudakan di Ghozza

Penemuan dua set borgol ini memberi bukti fisik kuat adanya kerja paksa di Ghozza. Sebelumnya, asumsi arkeolog menyatakan bahwa tambang ini hanya diisi oleh pekerja bebas. Namun, Redon mengatakan, Objek-objek ini memberi kita bukti yang tak terbantahkan mengenai status para penambang, yang belum kita miliki hingga sekarang.

Satu set borgol terdiri dari tujuh cincin pergelangan kaki dan dua mata rantai. Set lainnya berisi empat mata rantai dan pecahan cincin. Temuan itu menunjukkan bahwa borgol digunakan untuk membatasi gerak penambang di permukaan tambang.

Ini menjadi bukti langka bahwa bahkan di tambang yang tak memiliki asrama penjagaan pun, kerja paksa tetap berlangsung. Keberadaan belenggu mengindikasikan adanya kontrol ketat terhadap beberapa penambang.

 "Kami mengira bahwa pekerjaan para penambang itu pasti melibatkan orang-orang bebas, karena kami tidak menemukan asrama yang dijaga di Ghozza," kata Redon

Transfer Pengetahuan Yunani ke Mesir Lewat Borgol Besi

Borgol yang ditemukan di Ghozza sangat mirip dengan belenggu dari tambang perak Laurion di Yunani. Hal ini mengindikasikan pengaruh kuat teknologi pertambangan Yunani di wilayah Mesir kuno. Redon menulis bahwa orang Yunani membawa keahlian mereka ke Mesir selama era Ptolemeus.

Kemiripan desain ini bukan kebetulan, melainkan bagian dari pertukaran pengetahuan lintas peradaban. Teknologi pengamanan dan kontrol buruh tampaknya juga ikut "diimpor" bersama metode ekstraksi logam. Ini mengungkap bahwa kolonialisasi bukan hanya soal kekuasaan politik, tapi juga sistem eksploitasi tenaga kerja.

Penerapan teknologi Yunani ini membantu Ptolemeus I menambang emas dalam skala besar. Emas ini penting untuk membiayai ambisi militernya setelah kematian Alexander Agung. 

"Emas Mesir yang ditambang akan membantu mendanai kampanye militer Ptolemeus I dengan mengorbankan para pekerja," tulis Redon.

Tambang Emas yang Menyimpan Cerita Kelam

Ghozza bukan hanya tambang, tapi kompleks besar dengan desa, jalan, dan pemandian. Ratusan pecahan tembikar (ostraca) ditemukan di sana, memberi gambaran aktivitas harian para penambang. Beberapa buruh diketahui menerima bayaran dan memproses bijih dengan alat sederhana.

Namun, temuan borgol menunjukkan bahwa tidak semua penambang adalah pekerja bebas. Tambang ini ternyata menyimpan sisi gelap berupa eksploitasi terhadap tahanan dan penjahat. Penemuan ini mengubah pandangan arkeolog sebelumnya tentang struktur kerja di Ghozza.

Redon menyebutkan dalam penelitian terdahulu bahwa, Asrama-asrama di tambang-tambang Mesir kuno lainnya dijaga oleh pos jaga di dekat pintu masuknya yang sempit. Walau Ghozza tidak memiliki penjagaan serupa, kerja paksa tetap terjadi. Ini mengungkap fleksibilitas sistem kontrol dalam tambang kuno Mesir.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|