Pria Ini Simpan Mayat Ayahnya 2 Tahun di Lemari, Alasannya Bikin Miris

2 weeks ago 10

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria di Jepang berusia 56 tahun, Nobuhiko Suzuki, nekat menyembunyikan jenazah ayahnya di dalam lemari selama lebih dari dua tahun. Tindakan ini dilakukan untuk menghindari biaya mahal pemakaman.

Sang ayah, yang berusia 86 tahun, meninggal pada Januari 2023. Tak hanya itu, Suzuki juga diselidiki atas dugaan penipuan karena diduga terus menerima dan menggunakan pensiun ayahnya selama dua tahun setelah kematian sang ayah.

Kasus ini terungkap ketika restoran Tiongkok milik Suzuki di Tokyo tutup selama seminggu, membuat para tetangga curiga dan melapor ke polisi. Saat polisi memeriksa rumahnya, mereka menemukan kerangka sang ayah tersembunyi dalam sebuah lemari.

Penemuan mengerikan ini telah menggemparkan masyarakat Jepang dan memicu perdebatan di dunia maya. Kasus ini menyoroti permasalahan biaya pemakaman yang tinggi di Jepang, yang menjadi beban berat bagi banyak keluarga.

Berikut ulasan lengkapnya yang dilansir Liputan6.com dari DNA India, Senin (28/4/2025).

Arkeolog membuka 30 peti mati berisi mumi yang diperkirakan berusia 3.000 tahun di Luxor, Mesir. Terdapat 23 mumi laki-laki, lima perempuan, dan dua anak-anak.

Biaya Pemakaman di Jepang: Beban Berat bagi Banyak Keluarga

Banyak netizen yang mengungkapkan simpati mereka kepada Suzuki, memahami kesulitan ekonomi yang mungkin dialaminya. Namun, tidak sedikit pula yang mengecam tindakannya, menganggapnya tidak manusiawi dan melanggar hukum.

Biaya pemakaman di Jepang memang dikenal sangat tinggi. Proses pemakaman tradisional Jepang yang rumit dan melibatkan banyak ritual, serta harga lahan pemakaman yang mahal, menjadi faktor utama penyebab tingginya biaya tersebut.

Tidak hanya itu, keluarga juga harus mempersiapkan berbagai biaya lain, seperti biaya kremasi, biaya upacara pemakaman, dan biaya pembuatan nisan (batu nisan). Hal ini tentu menjadi beban berat bagi banyak keluarga, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi ekonomi yang kurang mampu.

Kasus Suzuki ini menjadi sorotan karena menggambarkan realitas pahit yang dihadapi banyak keluarga di Jepang terkait biaya pemakaman.

Dugaan Penipuan Pensiun

Dalam pemeriksaan, Suzuki mengakui perbuatannya dan menyatakan bahwa kesulitan keuangan menjadi alasan utamanya. Ia mengatakan kepada pihak berwenang bahwa biaya pemakaman di Jepang sangat mahal.

Menurut pengakuannya, suatu hari di awal tahun 2023, ia pulang ke rumah dan mendapati ayahnya sudah tidak bernyawa. Daripada melaporkan kematian tersebut, Suzuki memilih untuk menyembunyikan jasad sang ayah dan tetap menerima dana pensiun, yang kini tengah diselidiki lebih lanjut oleh pihak berwenang.

Biaya pemakaman di Jepang sendiri memang tergolong tinggi, dengan rata-rata mencapai 1,3 juta yen, atau sekitar lebih dari Rp7,5 juta menurut survei San Holdings Inc. Fenomena ini menyoroti tekanan ekonomi yang dapat mendorong tindakan-tindakan ekstrem.

Kasus ini juga menimbulkan pertanyaan tentang dukungan sosial bagi lansia dan keluarga mereka yang menghadapi kesulitan ekonomi di Jepang. Perlu adanya evaluasi sistem dan kebijakan yang ada untuk memastikan bahwa setiap individu dapat mendapatkan pemakaman yang layak, terlepas dari kondisi keuangan mereka.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|