Sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha memiliki waktu pelaksanaan yang sama dalam rentang waktu, yaitu dimulai dari terbitnya matahari hingga tergelincirnya matahari (waktu Zuhur). Namun, terdapat perbedaan dalam waktu yang disunnahkan untuk melaksanakannya.
Berdasarkan penjelasan dalam buku Praktek Shalat 'Ied karya Galih Maulana Lc, waktu awal sholat Id adalah ketika matahari terbit, sedangkan waktu akhirnya bertepatan dengan tergelincirnya matahari. Hal ini sesuai dengan pendapat ulama Syafi'iyah yang menyatakan bahwa waktu sholat Id yang paling utama adalah ketika matahari sudah naik sekitar setombak.
Pendapat ini juga diperkuat oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Al-Fatawa (16/229), yang menyebutkan bahwa waktu sholat Id dimulai dari matahari naik setinggi satu tombak hingga tergelincirnya matahari. Namun, terdapat sunnah dalam menentukan waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha:
- Sholat Idul Adha dianjurkan untuk disegerakan
- Sholat Idul Fitri dianjurkan untuk diakhirkan
Perbedaan ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Jundab bin Abdillah Al-Bajali radhiyallahu 'anhu:
"Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sholat Idul Fitri bersama kami saat matahari setinggi dua tombak. Dan beliau sholat Idul Adha saat matahari setinggi satu tombak." (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani)
Dari hadits ini, dapat disimpulkan bahwa:
- Sholat Idul Fitri dilakukan saat matahari setinggi dua tombak (sekitar 15 menit setelah terbit matahari)
- Sholat Idul Adha dilakukan lebih awal, yaitu saat matahari setinggi satu tombak (sekitar 12 menit setelah terbit matahari)
Tujuan Perbedaan Waktu Pelaksanaan
Para ulama menjelaskan bahwa perbedaan ini memiliki hikmah tertentu:
- Sholat Idul Fitri diakhirkan untuk memberikan waktu bagi umat Islam dalam menunaikan zakat fitrah. Hal ini bertujuan agar zakat fitrah dapat didistribusikan sebelum sholat, sehingga para penerima manfaat dapat merasakan kebahagiaan di hari raya.
- Sholat Idul Adha disegerakan agar waktu penyembelihan hewan kurban menjadi lebih panjang. Dengan demikian, daging kurban dapat segera dibagikan kepada fakir miskin dan mereka bisa merasakan kebahagiaan Idul Adha lebih awal.
Pendapat ini juga diperjelas oleh Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni (jilid 2, halaman 390):
"Disunnahkan menyegerakan sholat Idul Adha agar waktunya lapang untuk menyembelih (hewan kurban), dan mengakhirkan sedikit sholat Idul Fitri agar waktu menunaikan zakat fitrah juga lapang. Ini adalah pendapat Imam Asy-Syafi'i, dan aku tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat dalam hal ini."
Dengan demikian, perbedaan waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha bukan hanya sebatas teknis waktu, tetapi juga memiliki tujuan sosial dan manfaat bagi umat Islam.