Liputan6.com, Jakarta Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang penuh kegembiraan, dimana umat Muslim merayakan keberhasilan setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan. Lebaran bukan hanya soal makan besar atau pakaian baru, tetapi juga merupakan kesempatan untuk meraih pahala dengan mengamalkan sunah-sunah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagai hari kemenangan, Idul Fitri mengajarkan kita untuk menyambutnya dengan kebahagiaan yang dibarengi dengan amalan yang bernilai ibadah.
Namun, tak hanya sekadar ucapan selamat atau bermaaf-maafan, ada sejumlah amalan sunah yang bisa dilakukan di hari raya ini yang bisa mendatangkan pahala besar di sisi Allah. Amalan ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi menjadi bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan selama bulan Ramadhan. Berikut adalah beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di hari raya Idul Fitri yang sesuai dengan sunah Rasulullah SAW.
Untuk menyempurnakan perayaan Idul Fitri, umat Muslim disarankan untuk menghidupkan sunah-sunah Rasulullah di hari yang penuh berkah ini. Dengan mengamalkan amalan sunah tersebut, kita tidak hanya merayakan hari kemenangan secara lahiriah, tetapi juga mempererat hubungan dengan Allah dan sesama.
1. Bertakbir di Malam dan Hari Idul Fitri
Takbir merupakan amalan yang tidak boleh terlewatkan saat merayakan Idul Fitri. Takbir dimulai sejak malam terakhir Ramadhan hingga hari pertama Syawal. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk mengucapkan takbir sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 185 disebutkan bahwa "dan bertakbirlah kalian kepada Allah". Takbir ini mengandung makna kebesaran Allah yang diucapkan dengan penuh rasa syukur.
Takbir terbagi menjadi dua jenis: takbir muqayyad yang dibaca setelah shalat dan takbir mursal yang bisa dikumandangkan kapan saja. Dengan mengucapkan takbir ini, umat Muslim menandakan bahwa mereka menyempurnakan bulan Ramadhan dengan rasa syukur yang mendalam atas segala nikmat yang telah diberikan.
Rasulullah SAW menganjurkan agar takbir ini dikumandangkan secara lantang dan meriah sebagai bentuk rasa syukur yang tulus. Pada hari raya Idul Fitri, takbir menjadi simbol kemenangan dan kebahagiaan yang kita rasakan setelah sebulan beribadah.
2. Berhias dan Mengenakan Pakaian Terbaik
Pada hari raya Idul Fitri, umat Muslim disunahkan untuk berhias dan mengenakan pakaian terbaik yang dimiliki. Rasulullah SAW menganjurkan agar kita tampil rapi dan bersih sebagai bentuk penghormatan terhadap hari yang penuh berkah ini. Selain itu, berhias juga menunjukkan rasa syukur dan kebahagiaan karena dapat merayakan kemenangan setelah menjalani ibadah puasa.
Pakaian terbaik dan wangi yang dipakai pada hari raya juga menjadi bagian dari syiar Islam yang menunjukkan kebersihan dan kesopanan. Namun, meskipun dianjurkan untuk berhias, kita tetap diingatkan untuk menjaga aurat dan tidak berlebihan dalam berdandan. Hal ini agar penampilan kita tetap sesuai dengan tuntunan syariat Islam.
"Pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk menggunakan pakaian terbaik dan memakai wewangian terbaik," (HR Hakim). Ini adalah contoh yang harus kita teladani untuk merayakan hari raya dengan penuh keceriaan, namun tetap sesuai dengan ajaran agama.
3. Makan Sebelum Shalat Idul Fitri
Berbeda dengan hari raya Idul Adha, pada Idul Fitri disunahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum menunaikan shalat Idul Fitri. Rasulullah SAW biasa memakan beberapa buah kurma dalam jumlah ganjil sebelum berangkat ke tempat shalat. Hal ini menunjukkan bahwa hari tersebut adalah hari berbuka puasa setelah sebulan berpuasa di bulan Ramadhan.
"Pada waktu Idul Fitri, Rasulullah SAW tidak berangkat ke tempat shalat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil," (HR Ahmad). Dengan mengikuti sunah ini, kita dapat merasakan kebahagiaan berbuka puasa sekaligus mendekatkan diri kepada Allah melalui amalan yang dianjurkan.
Makan sebelum shalat Id juga menjadi simbol bahwa kita sudah mempersiapkan diri untuk menyambut hari kemenangan dengan rasa syukur yang mendalam. Kurma yang dimakan sebagai makanan pembuka juga mengingatkan kita pada sunah Rasulullah SAW dalam hal-hal yang sederhana namun penuh makna.
4. Shalat Idul Fitri di Lapangan
Shalat Idul Fitri adalah ibadah sunah yang dianjurkan dan dilaksanakan secara berjemaah di lapangan. Rasulullah SAW selalu menunaikan shalat Idul Fitri bersama keluarga dan sahabat, baik laki-laki, perempuan, hingga anak-anak. Shalat ini dilakukan dua rakaat dengan takbir yang mengiringi setiap gerakan.
Shalat Idul Fitri dilakukan dengan berbeda dari shalat biasa. Dalam rakaat pertama, takbir diucapkan tujuh kali, sementara pada rakaat kedua lima kali. Shalat ini menjadi simbol kebersamaan umat Muslim dalam merayakan kemenangan dan juga merupakan ibadah yang mendatangkan pahala yang sangat besar.
Pada hari raya Idul Fitri, umat Muslim dianjurkan untuk menunaikan shalat di tanah lapang atau tempat terbuka. Ini mengingatkan kita akan sunah Rasulullah yang selalu melaksanakan shalat Id di tempat terbuka, agar semakin banyak umat Muslim yang dapat bergabung dalam shalat dan merayakan hari kemenangan.
5. Saling Mengunjungi dan Silaturahmi
Idul Fitri adalah waktu yang tepat untuk menjalin silaturahmi dengan keluarga, sahabat, dan tetangga. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk saling mengunjungi dan mengucapkan selamat satu sama lain. Melalui kunjungan ini, kita dapat mempererat tali persaudaraan dan saling mendoakan kebahagiaan serta kebaikan.
Saling mengunjungi juga merupakan bentuk syukur atas kemenangan yang kita peroleh setelah sebulan berpuasa. Ini menunjukkan bahwa saling mengunjungi adalah bagian dari amalan yang sangat dianjurkan.
Silaturahim juga membuka pintu maaf-memaafkan, di mana kita dapat mengakui kesalahan dan memperbaiki hubungan dengan orang lain. Hal ini menjadi bagian dari merayakan Idul Fitri yang penuh berkah dan kedamaian.
6. Mengucapkan Selamat dan Doa untuk Sesama
Memberikan ucapan selamat di hari raya Idul Fitri adalah amalan yang sangat dianjurkan. Ucapan seperti "Taqabbalallahu minna wa minkum" atau "Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin" merupakan bentuk doa dan ungkapan syukur kepada Allah. Ucapan ini mengandung doa agar amal ibadah kita diterima oleh Allah dan agar kita semua senantiasa dalam keadaan baik.
Mengucapkan selamat tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga bentuk perhatian dan kasih sayang kepada sesama. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk saling mengucapkan kata-kata yang baik, sebagai bentuk membangun kebaikan dan kedamaian dalam masyarakat.
Ucapan selamat ini juga menjadi cara untuk saling mengingatkan akan pentingnya menjaga ukhuwah dan rasa persaudaraan di antara umat Islam. Melalui ucapan ini, kita berharap agar keberkahan dan kedamaian senantiasa menyertai kita dan sesama umat Muslim.
Pertanyaan dan Jawaban:
Apa saja amalan sunah yang dianjurkan di hari Idul Fitri?
Beberapa amalan sunah di antaranya adalah bertakbir, mengenakan pakaian terbaik, makan sebelum shalat Id, menunaikan shalat Id, saling mengunjungi, dan memberikan ucapan selamat kepada sesama.
Kenapa kita disunahkan makan sebelum shalat Idul Fitri?
Makan sebelum shalat Idul Fitri menunjukkan bahwa hari tersebut adalah hari berbuka setelah berpuasa selama Ramadhan dan mengikuti sunah Rasulullah yang biasa memakan kurma dalam jumlah ganjil.
Bagaimana cara melaksanakan shalat Idul Fitri?
Shalat Idul Fitri dilakukan dua rakaat, dengan takbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua. Shalat ini dianjurkan dilakukan di lapangan terbuka untuk menunjukkan kebersamaan umat Muslim.