Apa Itu Puasa Syawal? Dilaksanakan 6 Hari Setelah Lebaran Idul Fitri

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta Puasa Syawal merupakan amalan sunnah yang dianjurkan bagi umat Muslim setelah berakhirnya bulan Ramadhan. Ibadah ini menjadi momen istimewa untuk memperpanjang keberkahan serta suasana bulan suci, yang dianjurkan selama enam hari di bulan Syawal, dimulai sejak tanggal 2 Syawal hingga 7 Syawal. Amalan ini menawarkan keutamaan luar biasa, bahkan disebut-sebut memiliki pahala setara berpuasa selama satu tahun penuh, seperti yang diriwayatkan dalam hadits Rasulullah SAW.

Keutamaan puasa Syawal begitu besar sehingga sangat dianjurkan untuk dijalankan. Selain pahala yang berlimpah, puasa ini juga dianggap sebagai penyempurna ibadah puasa Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda (Hadits riwayat Muslim), "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." Dengan demikian, puasa Syawal menjadi bukti kesungguhan dan ketaatan seorang muslim dalam beribadah, memperpanjang keberkahan yang telah diraih selama Ramadhan.

Puasa Syawal bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi juga sarana meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT. Konsistensi dalam beribadah, yang ditunjukkan dengan melanjutkan puasa setelah Ramadhan, menjadi cerminan keimanan yang kuat. Amalan ini juga mengajarkan kita pentingnya konsistensi dalam beribadah, bukan hanya di bulan Ramadhan saja, tetapi juga di bulan-bulan lainnya. Mari kita mengenali lebih lanjut, apa itu puasa Syawal sebagai bentuk syukur dan ketaatan kepada Allah SWT, dirangkum Liputan6.

Promosi 1

Apa Itu Puasa Syawal dan Bagaimana Aturannya?

Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dilakukan selama enam hari di bulan Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

"Barang siapa berpuasa Ramadan, lalu diiringi dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR Muslim), mengutip kemenag.go.id. Berikut aturan puasa Syawal:

  • Puasa ini dapat dimulai sejak tanggal 2 Syawal atau sehari setelah Idul Fitri.
  • Berdasarkan keterangan dalam kitab Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj, ulama menyebutkan bahwa puasa Syawal boleh dilakukan secara berturut-turut maupun terpisah sepanjang masih dalam bulan Syawal.
  • Oleh karena itu, umat Islam memiliki fleksibilitas dalam memilih waktu pelaksanaannya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
  • Selain itu, tata cara puasa Syawal sama seperti puasa lainnya, yakni menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Keutamaan Puasa Syawal

Puasa Syawal memiliki beberapa keutamaan yang luar biasa, yakni sebagai tanda diterimanya ibadah puasa Ramadan. Ulama berpendapat bahwa jika seseorang diberikan kemudahan untuk menjalankan ibadah setelah Ramadan, maka itu merupakan tanda bahwa amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Pahala yang setimpal dengan puasa satu tahun penuh: Hadits Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan ini dengan sangat jelas.
  • Penyempurna ibadah Ramadhan: Puasa Syawal dianggap sebagai penggenap kekurangan dalam ibadah puasa Ramadhan.
  • Tanda diterimanya ibadah Ramadhan: Melanjutkan ibadah puasa menunjukkan kesungguhan dan penerimaan Allah SWT atas ibadah di bulan Ramadhan.
  • Meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT: Puasa Syawal merupakan bentuk ketaatan dan kedekatan diri kepada Allah SWT.
  • Mengajarkan konsistensi dalam beribadah: Puasa Syawal melatih konsistensi dalam beribadah, tidak hanya di bulan Ramadhan.

Apakah Puasa Syawal Harus Berturut-Turut?

Banyak orang bertanya apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berturut-turut atau bisa dilakukan secara terpisah. Para ulama memiliki pendapat yang berbeda mengenai hal ini.

Imam Syafi’i dan Imam An-Nawawi berpendapat bahwa puasa Syawal lebih utama dilakukan secara berturut-turut mulai dari tanggal 2 hingga 7 Syawal. Namun, menurut Imam Ahmad bin Hambal dan beberapa ulama lain, puasa ini tetap sah dan mendapat keutamaan meskipun dikerjakan secara terpisah dalam bulan Syawal.

Pendapat ini didukung oleh Syekh Ibnu Hajar al-Haitami yang menyebutkan dalam kitabnya bahwa puasa Syawal tidak harus dilakukan berturut-turut, melainkan dapat dilakukan sesuai kenyamanan individu selama masih berada dalam bulan Syawal. Dengan demikian, seseorang dapat memilih jadwal yang paling sesuai dengan kondisinya.

Cara Melaksanakan Puasa Syawal dengan Benar

Untuk menjalankan puasa Syawal dengan benar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya adalah niat puasa yang harus dilakukan sejak malam hari atau sebelum fajar. Berikut adalah lafal niat puasa Syawal yang dapat dibaca:

Nawaitu shauma ghadin an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta’ala. (Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Ta’ala).

Jika seseorang lupa berniat di malam hari, masih diperbolehkan membaca niat di siang hari asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Selain itu, puasa Syawal tidak boleh dilakukan pada tanggal 1 Syawal karena pada hari tersebut umat Islam diperintahkan untuk berbuka dan merayakan Idul Fitri. Sebaiknya, puasa ini dilakukan mulai tanggal 2 Syawal hingga akhir bulan tersebut.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik (People Also Ask Google)

1. Apakah puasa Syawal boleh dilakukan tidak berurutan?

Ya, puasa Syawal boleh dilakukan secara terpisah selama masih dalam bulan Syawal, sesuai pendapat sebagian ulama.

2. Apakah puasa Syawal bisa digabungkan dengan puasa qadha Ramadan?

Beberapa ulama membolehkan, namun lebih utama jika dilakukan secara terpisah agar masing-masing mendapatkan pahala penuh.

3. Bagaimana jika seseorang tidak sempat menjalankan puasa Syawal?

Karena puasa Syawal hukumnya sunnah, tidak ada kewajiban bagi seseorang untuk menjalankannya, tetapi ia akan kehilangan keutamaannya.

4. Apa saja manfaat puasa Syawal bagi umat Islam?

Puasa Syawal menyempurnakan pahala puasa Ramadan, mendatangkan pahala setara puasa setahun, dan menjadi tanda diterimanya ibadah Ramadan.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|