Apakah Imsak Masih Boleh Makan? Pahami Penjelasannya

6 days ago 6

Liputan6.com, Jakarta Setiap bulan Ramadan, istilah imsak selalu menjadi perhatian umat Muslim. Banyak yang menganggap imsak sebagai tanda berakhirnya waktu sahur dan dimulainya ibadah puasa. Namun, benarkah setelah imsak seseorang sudah tidak boleh makan dan minum lagi?

Kebingungan ini sering muncul karena di Indonesia, imsak dikumandangkan beberapa menit sebelum adzan subuh. Beberapa orang langsung menghentikan makan sahur begitu mendengar imsak, sementara sebagian lainnya tetap melanjutkan hingga adzan subuh berkumandang. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kapan batas akhir sahur yang sebenarnya.

Para ulama memiliki berbagai pandangan terkait imsak dan batas waktu sahur. Berdasarkan dalil-dalil dalam Al-Qur’an dan hadis, ada penjelasan rinci mengenai kapan waktu berpuasa benar-benar dimulai. Berikut hukum makan setelah imsak dan apa sebenarnya tujuan dari penetapan waktu imsak.

Promosi 1

1. Apa Itu Imsak dan Bagaimana Asal-usulnya?

Secara bahasa, imsak berasal dari kata “al-imsak” yang berarti menahan diri. Dalam konteks puasa, istilah ini digunakan untuk menggambarkan waktu ketika seseorang dianjurkan untuk mulai menahan diri dari makan dan minum sebelum masuknya waktu subuh.

Menurut Agus Supriadi, Lc., M.H.I, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang, istilah imsak mulai populer sejak era Turki Usmani dan Mesir sekitar tahun 1400-an. “Biasanya waktu imsak digunakan untuk membersihkan diri atau mulut dari sisa-sisa makanan setelah sahur. Bisa dengan berkumur atau juga menyikat gigi,” jelasnya, dikutip dari malangkota.go.id.

Di Indonesia, Kementerian Agama menetapkan waktu imsak sebagai pengingat bagi umat Muslim agar bersiap untuk berpuasa. Biasanya, imsak jatuh sekitar 10-15 menit sebelum adzan subuh. Namun, apakah imsak berarti seseorang sudah tidak boleh makan dan minum lagi?

2. Dalil Al-Qur’an dan Hadis tentang Batas Akhir Sahur

Al-Qur’an dengan jelas menyebutkan batas akhir sahur dalam Surah Al-Baqarah ayat 187:

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Ayat ini menunjukkan bahwa seseorang masih diperbolehkan makan dan minum hingga fajar (waktu subuh) tiba. Hadis Nabi Muhammad SAW juga menegaskan hal ini. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum.”

Dari hadis ini, dapat dipahami bahwa waktu berpuasa benar-benar dimulai ketika adzan subuh dikumandangkan, bukan pada waktu imsak.

3. Pandangan Ulama: Imsak untuk Kehati-hatian, Bukan Larangan

Para ulama menyepakati bahwa imsak bukan batas wajib berhenti makan, melainkan sebagai bentuk kehati-hatian agar tidak kebablasan hingga masuk waktu subuh.

Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz, mantan ketua Komisi Fatwa Arab Saudi, menyatakan bahwa tidak ada dalil yang mewajibkan berhenti makan 15 menit sebelum subuh. “Yang sesuai dengan dalil adalah menahan diri dari makan dan minum saat terbit fajar,” ujarnya.

Senada dengan itu, Imam Al-Mawardi dalam kitab Iqna’ menuturkan, “Lebih baik berimsak sedikit lebih awal sebelum terbitnya fajar agar puasa lebih sempurna, namun bukan sebagai kewajiban.”

4. Apakah Makan Setelah Imsak Membatalkan Puasa?

Berdasarkan penjelasan ulama dan dalil yang ada, makan setelah imsak tidak membatalkan puasa. Selama adzan subuh belum berkumandang, seseorang masih diperbolehkan untuk menyelesaikan sahurnya.

Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah SAW:

“Jika salah seorang di antara kalian mendengar adzan sedangkan sendok terakhir masih ada di tangannya, maka janganlah dia meletakkan sendok tersebut hingga dia menyelesaikannya.” (HR. Abu Daud, Hasan Shahih)

Hadis ini menunjukkan bahwa jika adzan berkumandang sementara seseorang masih dalam kondisi makan, ia diperbolehkan untuk menyelesaikan suapan terakhirnya sebelum benar-benar mulai berpuasa.

Namun, Dalam Al Majmu’, Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan, "Kami katakan bahwa jika fajar terbit sedangkan makanan masih ada di mulut, maka hendaklah dimuntahkan dan ia boleh teruskan puasanya. Jika ia tetap menelannya padahal ia yakin telah masuk fajar, maka batallah puasanya."

5.Imsak Bukan Tanda Dimulainya Puasa

Dari berbagai sumber dan pendapat ulama, dapat disimpulkan bahwa imsak bukanlah batas akhir sahur. Waktu imsak hanya dibuat sebagai peringatan agar seseorang lebih berhati-hati dalam menyelesaikan sahurnya sebelum waktu subuh benar-benar tiba.

Bagi yang masih makan saat imsak, tidak perlu khawatir. Seseorang tetap boleh makan dan minum hingga adzan subuh dikumandangkan. Namun, lebih baik jika sudah bersiap untuk berhenti makan beberapa saat sebelum subuh demi kehati-hatian.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Imsak dan Sahur

Q: Apakah sahur harus berhenti saat imsak?

A: Tidak, sahur boleh dilakukan hingga adzan subuh berkumandang.

Q: Apakah makan setelah imsak membatalkan puasa?

A: Tidak, selama masih sebelum adzan subuh, puasa tetap sah.

Q: Apa tujuan adanya waktu imsak?

A: Imsak ditetapkan untuk memberi peringatan agar tidak kebablasan saat sahur.

Q: Dari mana asal-usul waktu imsak?

A: Imsak berasal dari era Turki Usmani dan Mesir sebagai bentuk kehati-hatian sebelum subuh.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|