Liputan6.com, Jakarta Cara Anda tersenyum ternyata bukan hanya soal ekspresi bahagia. Sebuah studi sosial menunjukkan bahwa senyuman dapat mengungkapkan sisi kepribadian yang tersembunyi. Foto di LinkedIn atau paspor bisa menjadi kunci untuk mengenal lebih dalam siapa Anda.
Penelitian ini dilakukan oleh Zak Witkower, seorang psikolog sosial dari Kanada. Ia mempelajari ekspresi wajah lebih dari 300 orang saat tersenyum di depan kamera. Hasilnya menunjukkan bahwa tipe senyum tertentu mencerminkan sifat hangat, jujur, dan teliti.
Senyuman yang melibatkan otot mata dan mulut, disebut Senyum Duchenne, dinilai paling akurat dalam mengungkap karakter. Tipe senyum ini dianggap sulit dipalsukan. Senyum Duchenne adalah senyum tulus yang melibatkan otot di sekitar mata (orbicularis oculi), sehingga mata tampak berkerut. Senyum ini sering disebut "senyum mata" atau "smizing" karena melibatkan ekspresi mata, bukan hanya mulut.
Senyuman itu kini menjadi alat komunikasi nonverbal yang jauh lebih kuat dari yang kita bayangkan. Melalui foto profil media sosial, banyak informasi personal terbuka begitu saja. Anda mungkin tak sadar bahwa senyum Anda sedang “berbicara” atas nama diri Anda.
Berikut fakta senyum yang ungkap kepribadian dirangkum Liputan6.com dari Neuroscience News, Selasa (22/4/2025).
Pemilik tiga zodiak ini dikenal sebagai pribadi yang baik hati.
Senyuman Melibatkan Otot Wajah
Senyum Duchenne melibatkan otot mata dan mulut secara alami saat seseorang merasa benar-benar senang. Menurut Zak Witkower, "Senyum Duchenne juga dapat memberi tahu orang lain banyak hal tentang kepribadian Anda." Senyum ini tidak mudah dipalsukan karena berkaitan dengan emosi tulus.
Penelitian menunjukkan bahwa tipe senyum ini paling akurat menggambarkan sifat hangat, dapat dipercaya, dan teliti. Witkower menjelaskan, "Seseorang yang menganggap dirinya memiliki karakter yang dingin tidak dapat dengan mudah beralih ke senyum yang menyenangkan seperti Senyum Duchenne." Senyum palsu sering terlihat dari tidak aktifnya otot sekitar mata.
Hanya setengah dari partisipan dalam studi yang bisa menunjukkan senyum Duchenne saat diminta. Ini menunjukkan bahwa senyum tersebut muncul secara alami, bukan hasil latihan. Orang dengan karakter hangat cenderung memunculkannya tanpa sadar.
Wajah Tersenyum Lebih Akurat Ungkap Kepribadian
Sebanyak 1.000 peserta diminta menilai kepribadian dari foto orang yang tersenyum dan netral. Hasil penilaian kemudian dibandingkan dengan deskripsi pribadi dari subjek aslinya.
Tidak semua orang tersenyum dengan cara yang sama, tetapi terutama orang-orang yang menggambarkan dirinya sebagai orang yang hangat, dapat dipercaya, teliti, atau tidak terlalu agresif dan sombong secara alami menunjukkan senyuman yang spesifik.
Penilaian kepribadian seseorang dari wajah tersenyum ternyata lebih akurat dibanding wajah netral. Witkower mengatakan, "Penonton yang membuat penilaian berdasarkan wajah yang tersenyum umumnya lebih akurat daripada mereka yang menilai wajah yang netral." Senyum Duchenne memberi petunjuk lebih jelas pada karakter seseorang.
Risiko Privasi dari Sebuah Senyuman
Witkower mengingatkan bahwa senyuman bisa membuka informasi yang seharusnya bersifat pribadi. "Senyum kita ada di mana-mana. Di profil LinkedIn, di situs kencan, di buku tahunan, di lencana karyawan—sering kali itulah hal pertama yang dilihat orang dari Anda, bahkan sebelum Anda memperkenalkan diri." Senyuman menjadi 'jejak digital' yang sulit dikendalikan.
Orang kini bisa menilai kepribadian Anda hanya dari satu foto. Tanpa perlu berbicara, ekspresi itu sudah memberi informasi personal. Witkower mempertanyakan, "Dan pertanyaannya adalah apakah itu adil. Anda kurang lebih dipaksa untuk memberikan informasi semacam ini tentang diri Anda di semua tempat yang tidak lagi dapat Anda kendalikan."
Kondisi ini menimbulkan dilema baru soal privasi visual. Apa yang tampak sederhana seperti senyuman, ternyata bisa menjadi pintu masuk untuk memahami seseorang. Kesadaran akan hal ini penting agar kita lebih bijak dalam menampilkan diri di ruang digital.