Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda membayangkan mengonsumsi partikel plastik seukuran satu kartu kredit setiap minggu? Fakta mengejutkan ini menunjukkan betapa seriusnya paparan mikroplastik dalam kehidupan kita sehari-hari. Partikel plastik kecil yang seringkali tidak terlihat oleh mata telanjang ini telah merambah ke berbagai aspek lingkungan, mencemari udara, air, dan tanah.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran mendalam, mengingat dampaknya yang potensial terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Keberadaan mikroplastik kini menjadi ancaman tersembunyi yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak.
Artikel ini akan berfokus pada bahaya mikroplastik sebagai ancaman tersembunyi bagi kesehatan manusia. Tujuannya adalah memberikan panduan komprehensif untuk memahami apa itu mikroplastik, sumbernya, cara masuk ke tubuh, dampak kesehatan, dan yang paling penting, cara mencegah serta mengurangi paparannya. Jadi simak informasi selengkapnya berikut ini, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (17/11/2025).
Apa Itu Mikroplastik?
Mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil dan dapat mencemari lingkungan. Meskipun ada berbagai pendapat mengenai ukurannya, mikroplastik didefinisikan memiliki diameter yang kurang dari 5 milimeter. Partikel yang lebih kecil dari 1 mikrometer dikenal sebagai nanoplastik, menunjukkan variasi ukuran yang luas dari ancaman tak kasat mata ini.
Terdapat dua jenis mikroplastik utama yang perlu kita ketahui. Pertama adalah mikroplastik primer, yaitu partikel plastik kecil yang diproduksi dalam ukuran mikroskopis sejak awal. Contohnya termasuk pelet plastik sebagai bahan baku industri, serta microbeads yang ditemukan dalam produk kosmetik seperti scrub wajah dan pasta gigi.
Jenis kedua adalah mikroplastik sekunder, yang terbentuk dari degradasi atau pemecahan benda plastik yang lebih besar. Ini bisa berasal dari botol, tas plastik, atau serat sintetis dari pakaian. Proses degradasi ini terjadi akibat paparan sinar matahari (fotodegradasi), abrasi mekanis, serta aksi kimia, yang seiring waktu mengubah plastik besar menjadi partikel-partikel kecil.
Fakta yang mengkhawatirkan adalah mikroplastik telah ditemukan di berbagai organ dan jaringan manusia, termasuk otak, testis, jantung, lambung, kelenjar getah bening, dan plasenta. Bahkan, mikroplastik juga terdeteksi dalam urin, ASI, air mani, dan mekonium (tinja pertama bayi baru lahir), menunjukkan bahwa "kita lahir sudah tercemar," seperti yang diungkapkan oleh LaBeaud dari Stanford Medicine.
Dari Mana Sumber Mikroplastik?
Sumber mikroplastik sangat beragam dan tersebar luas di lingkungan kita, menjadikannya tantangan global yang kompleks.
Sumber Primer
Mikroplastik primer berasal dari produk yang sengaja dibuat dalam ukuran kecil. Kosmetik dan produk perawatan tubuh, seperti scrub wajah dan pasta gigi, seringkali mengandung microbeads. Setelah digunakan, microbeads ini bisa langsung masuk ke sistem air melalui saluran pembuangan karena ukurannya yang kecil memungkinkan mereka lolos dari proses penyaringan instalasi pengolahan air limbah.
Serat sintetis dari pakaian juga merupakan sumber signifikan. Serat mikroplastik dari pakaian sintetis bisa terlepas selama pencucian dan masuk ke saluran air. Penggunaan atau pencucian pakaian berbahan sintetis plastik dapat meninggalkan serpihan benang berbahan plastik sintetis yang kemudian mencemari lingkungan.
Selain itu, abrasi ban kendaraan dan cat jalan juga merupakan sumber mikroplastik yang terlepas ke udara. Serpihan ban kendaraan yang bergesekan dengan jalan akan hancur dan bercampur dengan emisi debu, menambah jumlah partikel mikroplastik di atmosfer.
Sumber Sekunder
Mikroplastik sekunder berasal dari degradasi atau penghancuran sampah/limbah plastik sekali pakai yang berukuran lebih besar, baik di laut maupun di daratan. Ini termasuk kantong plastik, botol plastik, gelas plastik, wadah berbahan plastik, bungkus nasi atau styrofoam, dan kemasan makanan siap saji. Degradasi terjadi setelah sampah tersebut dibuang ke lingkungan, melalui proses perubahan cuaca seperti paparan sinar matahari dan hujan, serta dinamika alam seperti hempasan ombak atau tiupan angin.
Jaring ikan yang terbengkalai atau yang dibuang di laut juga berkontribusi pada pembentukan mikroplastik sekunder. Jaring-jaring ini, seiring waktu, akan terurai menjadi partikel-partikel kecil yang kemudian mencemari ekosistem laut dan berpotensi masuk ke rantai makanan.
Sebuah studi yang dipublikasikan di Environmental Science & Technology pada April 2024 mengungkapkan fakta mencengangkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi mikroplastik tertinggi di dunia. Dari total 109 negara yang menjadi sampel riset, masyarakat Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan, yang sebagian besar bersumber dari air seperti makanan laut. Tingkat konsumsi ini mengalahkan Amerika Serikat yang hanya sekitar 2,4 gram per bulan, menunjukkan urgensi masalah ini di tanah air.
Bagaimana Cara Mikroplastik Masuk ke Dalam Tubuh Kita?
Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai jalur, menjadikannya ancaman yang sulit dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Jalur utama paparan mikroplastik meliputi konsumsi makanan dan minuman, inhalasi melalui pernapasan, dan kontak langsung.
1. Konsumsi (Melalui Makanan & Minuman)
Salah satu cara utama manusia terpapar mikroplastik adalah melalui konsumsi makanan dan minuman. Partikel-partikel kecil ini telah ditemukan dalam berbagai sumber makanan, terutama di laut, seperti ikan, kerang, dan makanan laut lainnya. Mikroplastik juga telah terdeteksi dalam air minum, baik dalam botol maupun air keran, menunjukkan kontaminasi yang meluas.
Sumber paparan mikroplastik di kehidupan sehari-hari juga berasal dari kemasan makanan dan minuman berbahan plastik. Air dalam botol sekali pakai, wadah makanan panas, serta lapisan plastik pada produk makanan berpotensi menjadi media perpindahan mikroplastik ke tubuh manusia, terutama saat terpapar panas.
2. Inhalasi (Melalui Pernapasan)
Mikroplastik tidak hanya ada di makanan dan minuman; mereka juga ada di udara yang kita hirup. Partikel-partikel kecil ini dapat terlepas ke udara dari berbagai sumber, termasuk abrasi ban mobil, pakaian sintetis, dan proses degradasi plastik di lingkungan. Fenomena ditemukannya mikroplastik dalam air hujan di Jakarta menandai fase baru pencemaran lingkungan yang berpotensi mengancam kesehatan manusia.
Hasil riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan partikel plastik mikroskopis tersebut berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan, hingga sisa pembakaran sampah plastik. Mikroplastik yang melayang di udara kemudian terbawa angin dan turun kembali bersama air hujan. Menurut para ahli, risiko paparan mikroplastik lebih tinggi di wilayah perkotaan yang padat penduduk karena konsentrasi sumbernya.
3. Kontak Langsung
Mikroplastik juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui paparan terhadap benda plastik yang sudah mengalami pelapukan. Meskipun mikroplastik umumnya dianggap tidak dapat menembus penghalang kulit, mereka masih dapat meningkatkan risiko paparan dengan mengendap di kulit.
Misalnya, penggunaan produk konsumen yang mengandung mikroplastik, seperti krim wajah dan pembersih wajah, akan meningkatkan risiko paparan. Partikel-partikel ini dapat menempel pada kulit dan berpotensi menyebabkan iritasi atau masuk ke tubuh melalui luka kecil atau pori-pori, meskipun mekanisme penyerapan melalui kulit masih terus diteliti.
Bahaya Mikroplastik bagi Kesehatan Manusia
Bukti ilmiah mengenai bahaya mikroplastik terhadap kesehatan manusia masih terus berkembang, namun sejumlah penelitian telah menunjukkan potensi dampak negatif yang serius. Ketika mikroplastik masuk ke dalam tubuh, partikel-partikel ini dapat menyebabkan peradangan, kerusakan sel, dan gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
Berikut adalah beberapa potensi bahaya mikroplastik yang perlu diwaspadai:
- Iritasi dan Peradangan Kronis: Endapan mikroplastik dalam tubuh merupakan benda asing yang tidak dapat dicerna atau diserap. Kondisi ini dapat menimbulkan iritasi, dan apabila terlalu lama menjadi peradangan sehingga memicu timbulnya tumor dan kanker.
- Gangguan Sistem Endokrin (Hormonal): Banyak jenis mikroplastik mengandung bahan kimia tambahan seperti bisphenol A (BPA) dan ftalat (phthalates), yang diketahui sebagai pengganggu sistem endokrin. Bahan kimia ini dapat mempengaruhi hormon dalam tubuh, berpotensi menyebabkan masalah reproduksi, obesitas, dan gangguan metabolisme.
- Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh: Paparan mikroplastik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Mikroplastik diduga dapat berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh dan berpotensi menyebabkan stres oksidatif serta perubahan DNA, yang dapat memicu berbagai penyakit.
- Masalah Pernapasan dan Jantung: Menghirup mikroplastik dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, memicu asma, bronkitis, dan kondisi pernapasan lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik yang terhirup dapat menyebabkan peradangan kronis pada paru-paru, yang berpotensi meningkatkan risiko penyakit pernapasan jangka panjang.
- Gangguan Reproduksi dan Kesuburan: Mikroplastik dapat mengganggu sistem reproduksi dan berpotensi menyebabkan masalah kesuburan. Pada studi hewan, partikel ini sudah ditemukan di beberapa organ dan berpotensi menyebabkan gangguan reproduksi, bahkan mempengaruhi keturunan dan generasi berikutnya.
- Risiko Kanker: Beberapa jenis mikroplastik mengandung zat seperti dioksin, yang dapat menyebabkan kanker. Beberapa jenis mikroplastik mengandung bahan kimia yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker), meningkatkan risiko perkembangan sel abnormal dalam tubuh.
- Efek Neurotoksik: Penelitian awal menunjukkan bahwa mikroplastik mungkin memiliki efek neurotoksik, yang berarti dapat mempengaruhi sistem saraf manusia. Hal ini terutama mengkhawatirkan mengingat banyaknya produk plastik yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti PBDEs (Polybrominated diphenyl ethers), yang diketahui dapat mempengaruhi perkembangan otak dan fungsi kognitif.
- Penumpukan (Akumulasi) dalam Tubuh: Salah satu kekhawatiran terbesar terkait mikroplastik adalah kemampuannya untuk terakumulasi dalam tubuh manusia seiring waktu. Meskipun ukurannya sangat kecil, mikroplastik dapat menembus jaringan tubuh dan terakumulasi di organ-organ seperti hati, ginjal, dan usus. Penelitian terbaru bahkan menemukan kandungan mikroplastik dalam darah manusia, jaringan reproduksi laki-laki (testis) hingga jaringan otak manusia.
Bagaimana Cara Mencegah dan Mengurangi Paparan Mikroplastik?
Mengurangi risiko kesehatan dari mikroplastik memerlukan tindakan proaktif dari individu, komunitas, dan pemerintah. Meskipun menghindari mikroplastik sepenuhnya adalah hal yang mustahil, para ahli di Stanford Medicine menunjukkan bahwa individu dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi paparan mereka.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri dan lingkungan:
- Kurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai: Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan dapat mengurangi jumlah mikroplastik yang masuk ke lingkungan. Mulai dari hal kecil seperti membawa botol minum sendiri atau menghindari kantong plastik saat berbelanja.
- Hindari Memanaskan Makanan dalam Wadah Plastik: Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik karena plastik akan terurai dan dapat larut ke dalam makanan. Panas kemungkinan besar meningkatkan pelepasan bahan kimia, jadi disarankan untuk mencuci barang plastik dengan tangan dan tidak menggunakan wadah plastik untuk memanaskan makanan di microwave.
- Batasi Konsumsi Makanan Laut yang Berisiko Tinggi: Jika mengonsumsi ikan, buang bagian perutnya karena berpotensi mengandung mikroplastik. Bivalvia (kerang-kerangan) yang dimakan utuh tanpa membuang ususnya dapat dianggap sebagai sumber makanan utama paparan mikroplastik bagi manusia.
- Gunakan Filter Air: Penggunaan filter air dapat membantu mengurangi partikel mikroplastik dalam air minum. Ini adalah langkah sederhana namun efektif untuk meminimalkan konsumsi mikroplastik dari sumber air rumah tangga.
- Pilih Pakaian dari Bahan Alami: Kurangi penggunaan pakaian berbahan serat sintetis dan cuci dengan mode gentle untuk mengurangi serat yang terlepas. Memilih pakaian dari bahan alami seperti katun atau linen dapat membantu mengurangi pelepasan mikroplastik ke lingkungan.
- Dukung Kebijakan Pengurangan Sampah Plastik: Dukung kebijakan yang mengurangi sampah plastik dan meningkatkan pengelolaan limbah plastik. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan pengurangan sampah dari hulu hingga hilir, sementara produsen besar memiliki peran strategis untuk mengembangkan sistem pengembalian kemasan dan daur ulang produk. Terapkan prinsip 3R: Reduce (kurangi), Reuse (gunakan kembali), dan Recycle (daur ulang) dalam kehidupan sehari-hari.
Bahaya mikroplastik adalah nyata dan membutuhkan perhatian serius dari setiap individu dan pemangku kepentingan. Meskipun tak terlihat, dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan sangat besar dan bersifat jangka panjang. Untuk melindungi diri kita dan generasi mendatang, diperlukan langkah-langkah tegas dan kolektif untuk mengurangi produksi, penggunaan, serta pencemaran mikroplastik di seluruh dunia.
FAQ
Q: Apa saja gejala awal terpapar bahaya mikroplastik?
A: Tidak ada gejala spesifik dan langsung yang dapat diidentifikasi sebagai gejala awal paparan mikroplastik. Dampaknya bersifat jangka panjang dan kumulatif, seperti peradangan kronis atau gangguan hormonal yang baru terasa setelah bertahun-tahun.
Q: Apakah air keran aman dari mikroplastik?
A: Air keran umumnya mengandung mikroplastik, meskipun konsentrasinya mungkin lebih rendah dibandingkan air minum dalam kemasan botol plastik. Untuk memastikan keamanan, disarankan untuk menggunakan filter air tambahan.
Q: Bagaimana cara mengetahui ada tidaknya mikroplastik dalam tubuh?
A: Saat ini, tes untuk individu masih terbatas dan mahal. Penelitian lebih banyak dilakukan dalam konteks studi ilmiah dengan sampel darah, feses, atau jaringan untuk memahami akumulasi dan dampaknya.
Q: Apakah memasak dengan peralatan kayu atau stainless steel sudah pasti aman?
A: Ya, jauh lebih aman. Material alami dan stainless steel tidak melepaskan partikel mikroplastik ke dalam makanan, tidak seperti wadah plastik yang dapat terurai saat dipanaskan.
Q: Apa peran pemerintah dan industri dalam mengatasi bahaya mikroplastik?
A: Pemerintah dapat membuat kebijakan pembatasan plastik sekali pakai, memberikan insentif daur ulang, dan memperkuat kebijakan pengurangan sampah. Industri memiliki peran strategis untuk mengembangkan sistem pengembalian kemasan dan daur ulang produk, serta mengembangkan alternatif yang lebih sehat.

1 week ago
18
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4878261/original/085170900_1719579578-IMG-20240628-WA0024.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428640/original/012417000_1764556043-Desain_grafis.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426539/original/005307400_1764309357-tumbler-7977369_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426687/original/071412600_1764314181-Blazer_Batik_Tunik_Panjang__Dipakai_Terbuka_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428259/original/099935100_1764487679-5_gamis_batik_hijab_modern_model_cardy.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428563/original/059203000_1764550552-unnamed__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428192/original/043587700_1764484186-rumah_kecil_nyaman_untuk_kerja_dari_rumah.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428260/original/039529700_1764487680-6_gamis_batik_hijab_modern_model_cardy.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5427371/original/077101000_1764383724-BORNEO_FC.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428444/original/008025400_1764506433-1001740678.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5427771/original/038199200_1764416273-WhatsApp_Image_2025-11-29_at_18.13.15_d2ca92ee.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424861/original/070248100_1764161796-Screen_Shot_2025-11-26_at_19.40.54.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5427903/original/026477500_1764438904-Madura_United_vs_Persib_Bandung.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428301/original/070548900_1764491174-Kotak_kecil_untuk_jajanan_pasar.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428381/original/061274100_1764498973-SnapInsta.to_591164091_18551155657027265_1443284932842836493_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5407930/original/096633000_1762757853-cf17a9d3-a41c-4a41-bbf1-1fbf2e5d9cdd.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428281/original/056098600_1764490415-Ide_kebun_sayur_dalam_ruangan.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428181/original/017262900_1764483279-InShot_20251130_131334363.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5230047/original/074237800_1747981052-WhatsApp_Image_2025-05-23_at_1.04.57_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3366387/original/028515400_1612263343-WhatsApp_Image_2021-01-30_at_13.40.58.jpeg)










:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5001271/original/045738300_1731378312-page.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347915/original/009314600_1757745786-ChatGPT_Image_Sep_13__2025__01_41_07_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338264/original/048399000_1756968798-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339933/original/067743600_1757137253-unnamed_-_2025-09-06T122212.122.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363741/original/074425700_1758961497-Gemini_Generated_Image_5iwydt5iwydt5iwy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4749488/original/094430200_1708534731-6_Pesona_Mas-mas_Jawa_Jerman_Nicholas_Saputra_dalam_Balutan_Beskap_Berbagai_Warna__3_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339299/original/025399500_1757052533-unnamed_-_2025-09-05T125024.466.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5228890/original/025290300_1747898841-ChatGPT_Image_May_22__2025__02_14_51_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345226/original/041083400_1757522822-WhatsApp_Image_2025-09-10_at_21.04.13.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338093/original/002133400_1756964690-Gemini_Generated_Image_e2yjtbe2yjtbe2yj.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5314799/original/018068700_1755141741-Screenshot_2025-08-14_101821.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352448/original/090606500_1758098726-Gemini_Generated_Image_zhur86zhur86zhur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339676/original/014879200_1757081736-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-07.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339336/original/027918600_1757053950-Gemini_Generated_Image_g2jz1pg2jz1pg2jz.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363626/original/003041100_1758954707-unnamed__32_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317791/original/081125900_1755406322-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5362760/original/090638300_1758873977-Gemini_Generated_Image_cqeijycqeijycqei.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4958566/original/092051000_1727865780-Mees.jpg)