Sosok Hj Rina, Demi Kecintaan Terhadap Bulukumba Terpanggil jadi Mitra MBG

4 days ago 9

Bulukumba, Beritabulukumba.com – Sejak menjadi mitra penyedia Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bulukumba, kafe Grand 99, menjadi sorotan.

Bahkan dinilai memonopoli mitra Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bulukumba.

Di balik berbagai isu dan tuduhan tak berdasar, pemilik Grand 99 Hj. Hamrina, terus bekerja dan mengabdikan diri untuk Kabupaten Bulukumba.

Meski dalam hati Hj Rina, sapaanya, apa yang dihembuskan tidak sesuai fakta dan niat baiknya.

“Kenapa saya mau jadi mitra, bukan cuma keuntungan kupikir. Saya ini juga pikir bagaimana siswa kita di Bulukumba bisa makan sehat dan enak di sekolah,” ungkapnya.

Dia bercerita bahwa tak mudah untuk menjadi mitra MBG, harus melalui proses yang transparan dan ketat.

Selain itu, katanya dapur produksi juga harus lulus uji standar oleh BGN.

“Jujur, saya tidak pernah khawatir jika Grand 99 diganti, tapi pertanyaannya, adakah penyedia lain yang memenuhi kualifikasi seperti kami? Mau berkorban untuk program ini bagi anak-anak,” tegasnya.

Bukan tanpa alasan, sejak terpilih sebagai mitra penyedia MBG, karyawan Grand99 rela bekerja siang lama demi menjaga kualitas makanan untuk siswa.

“Jadi jangan kita pikir enaknya saja, kami dan tim di sini (Grand99) bekerja untuk anak-anak kita, demi siapa untuk Bulukumba,” jelasnya lagi.

Terkait isu telur basi dan makanan basi yang dibesar-besarkan, Hj Rina menganggap itu tidak berdasar.

“Manamungkin kami tega memberikan telur basi. Kalau saya dituduh macam-macam, saya berusaha bersabar dan memaafkan saja saat ini,” tuturnya.” katanya.

Lebih jauh Hj Rina mengungkap bahwa telur yang dibagikan dimasak dalam satu wadah.

“Jika memang ada telur yang bermasalah, maka seharusnya seluruh siswa mengalami sakit perut, bukan hanya beberapa. Kalau ada yang busuk, tentu semua makanan akan terpengaruh dan semua siswa mengeluhkan hal yang sama,” jelasnya.

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) BGN Bulukumba, Wahyu Saputra Sakti, memastikan bahwa kasus siswa yang mengalami mual dan muntah bukan disebabkan oleh menu MBG.

“Dari hasil pemeriksaan sampel makanan di sekolah dan dapur produksi, tidak ditemukan indikasi bahwa menu MBG menjadi penyebab utama,” ujarnya.

Insiden mual dan muntah diduga kuat terjadi karena sensitivitas individu terhadap makanan tertentu.

“Kalau benar ada keracunan, pasti seluruh siswa di kelas atau sekolah itu terdampak. Tapi faktanya, hanya beberapa anak yang mengalami gejala tersebut,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bulukumba, Andi Buyung Saputra yang hadir menepis isu keracunan massal.

Hal itu dikuatkan dengan hasil pemeriksaan tim kesehatan yang menunjukkan bahwa empat murid yang mengalami mual dan muntah tidak membutuhkan perawatan medis khusus.

“Dari empat anak yang diperiksa, tidak ada indikasi keracunan makanan. Bisa jadi mereka tidak terbiasa dengan rasa makanan atau belum sarapan sebelum makan menu MBG,” jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulukumba, dr. Amrullah yang turut hadir di Konferensi Pers tersebut. ***

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|