Spesies Serigala Raksasa Bangkit Lagi Usai Dinyatakan Punah Lebih dari 12.500 Tahun Lalu

1 week ago 14

Liputan6.com, Jakarta Sebuah terobosan ilmiah baru diumumkan oleh Colossal Biosciences, perusahaan de-extinction pertama di dunia yang berhasil menghidupkan kembali spesies serigala raksasa atau dire wolf yang telah dinyatakan punah lebih dari 12.500 tahun lalu. Colossal, yang dikenal atas kemajuan teknologi de-extinction-nya, merilis kabar menggembirakan bahwa tiga anak serigala raksasa berhasil dilahirkan, menandai pencapaian luar biasa dalam dunia bioteknologi dan konservasi. Proyek ini menandai keberhasilan pertama dalam menghidupkan kembali spesies yang telah lama punah menggunakan teknik pengeditan genetik yang canggih.

Dalam pengumuman tersebut, Ben Lamm, CEO Colossal Biosciences, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini. "Saya sangat bangga dengan tim ini. Ini adalah tonggak sejarah yang membuktikan bahwa teknologi de-extinction kami bekerja," ujarnya dikutip dari businesswire.com. Keberhasilan ini tidak hanya mencatatkan sejarah dalam penghidupan kembali serigala raksasa, tetapi juga membuka peluang bagi spesies lainnya yang mungkin dapat dibangkitkan melalui teknologi serupa.

Dire wolf, yang terkenal melalui serial televisi Game of Thrones, merupakan salah satu spesies terbesar dalam keluarga anjing Amerika yang pernah menghuni benua tersebut selama zaman Pleistosen. Namun, spesies ini punah seiring berakhirnya zaman es terakhir. Keberhasilan Colossal menunjukkan bahwa dengan teknologi yang semakin maju, kehidupan dapat kembali diciptakan, membuka jalan bagi konservasi spesies lain yang terancam punah.

1. Awal Mula Teknologi De-Extinction

Teknologi de-extinction yang digunakan oleh Colossal Biosciences mengandalkan rekayasa genetika untuk menghidupkan kembali spesies yang telah lama punah. Proyek de-extinction serigala raksasa dimulai dengan pengumpulan DNA kuno dari fosil yang ditemukan di berbagai lokasi di Amerika. Tim Colossal berhasil mengisolasi DNA dari dua fosil serigala raksasa yang berusia lebih dari 13.000 tahun. Dengan menggunakan metode pengeditan genetik yang canggih, mereka memodifikasi genom serigala abu-abu untuk meniru variasi genetik dari serigala raksasa yang telah punah.

"Sumber keragaman ekosistem lainnya berasal dari teknologi baru untuk menghidupkan kembali gen yang hilang, termasuk pengurutan DNA purba, analisis sifat polifiletik, penyuntingan garis keturunan multipleks, dan kloning. Dire Wolf adalah contoh awal dari hal ini, termasuk jumlah penyuntingan genomik yang paling tepat pada vertebrata yang sehat sejauh ini," kata ahli genetika Harvard dan salah satu pendiri Colossal, Dr. George Church. Upaya ini melibatkan banyak penelitian dan pengujian untuk memastikan bahwa perubahan yang dilakukan tidak hanya aman, tetapi juga menghidupkan kembali sifat-sifat khas dari serigala raksasa.

2. Mengedit Genom Serigala Raksasa

Tim Colossal melakukan pengeditan genom yang sangat teliti pada genetik serigala abu-abu untuk mendekati genom serigala raksasa. Dengan menggunakan teknologi CRISPR dan editing multipel, mereka menambahkan 15 varian genetik kuno yang telah punah lebih dari 12.000 tahun lalu. Salah satu perubahan signifikan adalah pada warna bulu, di mana dire wolf diperkirakan memiliki bulu berwarna putih dengan rambut yang tebal, sebuah penemuan yang tidak dapat dilihat langsung dari fosil.

Proses ini menggabungkan DNA kuno dengan material dari serigala abu-abu, yang diketahui merupakan kerabat terdekat dari serigala raksasa. Pengeditan ini melibatkan analisis mendalam terhadap genom serigala raksasa untuk memastikan bahwa mereka dapat menciptakan individu yang benar-benar mencerminkan spesies kuno tersebut.

3. Tantangan dan Keberhasilan Proses Kloning

Penciptaan serigala raksasa tidak hanya berakhir dengan pengeditan genetik. Proses kloning dilakukan melalui somatic cell nuclear transfer, di mana sel donor dari serigala abu-abu dipindahkan ke sel telur yang telah dikeluarkan inti selnya. Selanjutnya, embrio yang telah dimodifikasi dipindahkan ke induk pengganti untuk perkembangan lebih lanjut. Tiga kelahiran anak serigala raksasa berhasil terjadi setelah serangkaian percobaan dan pengujian yang sangat ketat.

"Ini merupakan lompatan teknologi yang luar biasa dalam upaya rekayasa genetika baik untuk sains maupun untuk konservasi serta pelestarian kehidupan, dan contoh luar biasa tentang kekuatan bioteknologi untuk melindungi spesies, baik yang masih ada maupun yang punah," kata Dr. Christopher Mason, penasihat ilmiah Colossal Biosciences.

4. Kehidupan Serigala Raksasa di Habitat Alami

Setelah kelahiran serigala raksasa, mereka ditempatkan di sebuah habitat yang aman dan luas, yang dikelola oleh Colossal Biosciences. Habitat ini merupakan area seluas lebih dari 2.000 hektare yang dilindungi dengan pagar setinggi 10 kaki dan dilengkapi dengan fasilitas medis serta pengawasan ketat melalui kamera dan drone.

Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa spesies yang baru dibangkitkan ini dapat hidup dengan aman dan berkembang biak di masa depan. Keberhasilan ini juga membuka peluang untuk menghidupkan kembali spesies lainnya yang sudah punah.

5. Potensi Rewilding dan Pengaruh terhadap Ekosistem

Colossal Biosciences tidak hanya fokus pada penghidupan kembali spesies yang telah punah, tetapi juga berencana untuk melakukan rewilding atau pengembalian spesies ke habitat alami mereka. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan keseimbangan ekosistem dan memperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh perubahan iklim dan kehilangan habitat. Dengan kembalinya serigala raksasa dan spesies lainnya, Colossal berharap dapat membantu memperbaiki ekosistem dan meningkatkan keanekaragaman hayati global.

Pertanyaan Populer (PAA):

Apa itu serigala raksasa dan mengapa mereka punah?

Serigala raksasa (dire wolf) adalah spesies anjing purba yang hidup di Amerika selama zaman Pleistosen. Mereka punah sekitar 13.000 tahun lalu akibat perubahan iklim dan hilangnya sumber daya makanan.

Bagaimana serigala raksasa dapat dihidupkan kembali?

Serigala raksasa dihidupkan kembali melalui teknologi de-extinction yang menggabungkan DNA kuno dengan teknik pengeditan genetik modern, seperti CRISPR.

Apa tujuan utama dari proyek de-extinction Colossal?

Tujuan utama Colossal adalah untuk menghidupkan kembali spesies yang telah punah dan membantu konservasi spesies yang terancam punah melalui inovasi teknologi genetika.

Apa dampak dari kembalinya serigala raksasa terhadap ekosistem?

Kembalinya serigala raksasa dapat membantu mengembalikan keseimbangan ekosistem dengan meningkatkan biodiversitas dan memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh hilangnya spesies kunci.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|