Liputan6.com, Jakarta Lebaran di Indonesia tidak hanya identik dengan silaturahmi dan hidangan khas, tetapi juga berbagai tradisi unik yang diwariskan turun-temurun. Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam merayakan hari kemenangan ini, termasuk Bengkulu yang memiliki tradisi khas bernama Ronjok Sayak.
Ronjok Sayak merupakan tradisi pembakaran batok kelapa yang dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai di Bengkulu. Ritual ini bukan sekadar kegiatan membakar batok kelapa, tetapi juga memiliki nilai simbolis dan filosofi mendalam. Tradisi ini melambangkan pembersihan diri dan semangat kebersamaan dalam menyambut hari yang suci.
Lantas, bagaimana asal-usul dan makna di balik tradisi Ronjok Sayak? Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (1/4/2025), berikut informasi selengkapnya.
Apa Itu Ronjok Sayak?
Ronjok Sayak adalah sebuah tradisi khas Suku Serawai di Bengkulu yang dilakukan pada malam Lebaran. Tradisi ini melibatkan proses pengumpulan dan pembakaran batok kelapa dalam jumlah besar hingga membentuk tumpukan api yang menyala terang di malam hari.
Masyarakat percaya bahwa api yang menyala dalam Ronjok Sayak melambangkan semangat baru dan pembersihan diri setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa. Selain itu, tradisi ini juga menjadi momen berkumpul bagi masyarakat, mempererat hubungan sosial, dan merayakan datangnya hari kemenangan dengan penuh kebersamaan.
Mengutip situs resmi Kemenparekraf RI, pembakaran batok kelapa ini biasanya dilakukan setelah salat Isya pada 1 Syawal. Api yang berkobar dari tumpukan batok kelapa menciptakan pemandangan yang spektakuler dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat setempat maupun wisatawan yang berkunjung.
Sejarah dan Asal-usul Tradisi Ronjok Sayak
Tradisi Ronjok Sayak sudah ada sejak lama dan diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Suku Serawai. Asal-usul pasti dari tradisi ini belum dapat dipastikan, tetapi diyakini telah berlangsung selama ratusan tahun sebagai bagian dari ritual menyambut Lebaran.
Secara historis, batok kelapa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Bengkulu. Selain digunakan sebagai bahan bakar alami, batok kelapa juga melambangkan kekuatan dan keberlanjutan. Oleh karena itu, pembakarannya di malam Lebaran dianggap sebagai simbol membersihkan diri dari segala hal negatif sebelum memasuki hari yang suci.
Selain itu, tradisi ini juga merupakan bentuk syukur masyarakat atas berkah yang diterima sepanjang bulan Ramadan. Dengan menyalakan api dari batok kelapa, mereka berharap agar kehidupan di tahun mendatang dipenuhi dengan keberkahan dan kebaikan.
Proses Pelaksanaan Ronjok Sayak
Ronjok Sayak bukan sekadar membakar batok kelapa, tetapi melalui tahapan tertentu yang melibatkan partisipasi banyak orang. Berikut adalah tahapan pelaksanaannya:
1. Pengumpulan Batok Kelapa
Sejak beberapa hari sebelum Lebaran, masyarakat mulai mengumpulkan batok kelapa dari kebun atau hasil sisa produksi rumah tangga. Batok kelapa yang dikumpulkan harus dalam jumlah besar agar nyala api bisa bertahan lama.
2. Penyusunan Batok Kelapa
Batok kelapa yang telah terkumpul disusun hingga membentuk tumpukan besar menyerupai piramida. Penyusunan ini dilakukan secara gotong royong oleh warga sekitar.
3. Pembakaran
Setelah salat Isya, tumpukan batok kelapa mulai dibakar secara serentak. Api yang menyala menciptakan suasana hangat dan semarak perayaan Lebaran.
4. Momen Kebersamaan
Selama proses pembakaran berlangsung, masyarakat berkumpul, berbincang, dan menikmati suasana Lebaran bersama. Anak-anak hingga orang dewasa turut menyaksikan perayaan ini dengan penuh suka cita.
Makna dan Filosofi Ronjok Sayak
Setiap tradisi pasti memiliki makna tersendiri, begitu pula dengan Ronjok Sayak. Api dalam tradisi ini bukan hanya sekadar pembakaran fisik, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan sosial yang dalam.
Simbol Pembersihan Diri
Pembakaran batok kelapa melambangkan proses penyucian diri dari segala dosa dan keburukan di masa lalu. Dengan menyalakan api, masyarakat berharap dapat memulai lembaran baru yang lebih baik setelah bulan Ramadan.
Lambang Kebersamaan
Tradisi ini mempererat hubungan antarwarga karena dilakukan secara bersama-sama. Gotong royong dalam mengumpulkan batok kelapa hingga pembakaran menciptakan solidaritas dan rasa kebersamaan yang kuat.
Perwujudan Syukur
Masyarakat menganggap Ronjok Sayak sebagai bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang telah diterima selama bulan Ramadan. Dengan menyalakan api, mereka mengungkapkan harapan untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Pertanyaan Umum Seputar Ronjok Sayak
1. Apa yang membuat Ronjok Sayak unik dibanding tradisi Lebaran lainnya?
Ronjok Sayak unik karena melibatkan pembakaran batok kelapa sebagai simbol pembersihan diri dan kebersamaan masyarakat.
2. Kapan Ronjok Sayak dilakukan?
Tradisi ini biasanya dilakukan pada malam Lebaran setelah salat Isya, sebelum perayaan Idul Fitri dimulai.
3. Apakah Ronjok Sayak masih dilaksanakan hingga sekarang?
Ya, tradisi ini masih dilestarikan oleh masyarakat Suku Serawai di Bengkulu, meskipun beberapa daerah mulai berkurang intensitasnya.