Liputan6.com, Jakarta Memilih gaya desain interior yang tepat untuk hunian Anda bukan sekadar soal estetika, tetapi juga tentang menciptakan ruang yang nyaman dan merefleksikan kepribadian. Setiap sudut rumah dapat menjadi cerminan diri, dari pemilihan furnitur hingga palet warna yang mendominasi.
Dilansir Liputan6.com dari Architectural Digest, Rabu (13/8/2025), artikel ini akan membahas tentang gaya desain interior paling hits, yang membantu Anda menemukan seleramu dan mewujudkan hunian impian.
Dari kesederhanaan minimalis hingga kemewahan Hollywood Glam, setiap gaya menawarkan karakteristik unik yang dapat mengubah suasana rumah. Akan dibahas pula tentang ciri khas, material yang digunakan, serta nuansa yang ditawarkan oleh masing-masing gaya.
Dengan informasi ini, Anda akan memiliki panduan lengkap untuk memulai perjalanan desain interior dan menciptakan ruang yang benar-benar Anda cintai.
1. Skandinavia
Terinspirasi dari estetika negara-negara Nordik seperti Swedia, Denmark, dan Norwegia, gaya Skandinavia berfokus pada palet netral, garis bersih, serta penggunaan furnitur dan sentuhan kayu. Gaya ini dikenal dengan kesederhanaan, fungsionalitas, dan nuansa nyaman yang hangat.
Material alami seperti rotan, wol, dan bulu sering digunakan untuk menambah tekstur dan kehangatan. Cahaya alami juga menjadi elemen penting, dengan jendela besar dan tirai minimalis.
Furnitur dalam gaya Skandinavia cenderung ramping, fungsional, dan seringkali terbuat dari kayu berwarna terang. Gaya ini menciptakan suasana yang tenang, terang, dan mengundang, sangat cocok untuk mereka yang mencari ketenangan di tengah kesibukan.
2. Japandi
Japandi adalah gaya fusi yang menggabungkan prinsip desain Jepang dan Skandinavia, merayakan kesederhanaan, keahlian, dan kehidupan yang disengaja. Gaya ini menyeimbangkan minimalisme hangat interior Skandinavia dengan keanggunan dan fungsionalitas estetika Jepang.
Ciri khasnya adalah penggunaan material alami, palet warna netral, dan furnitur yang bersih dan fungsional. Fokusnya adalah pada keindahan yang tidak sempurna dan kerajinan tangan.
Gaya ini menciptakan suasana yang tenang, harmonis, dan teratur, sangat cocok bagi mereka yang mencari ketenangan dan keseimbangan dalam hunian mereka. Pencahayaan alami dan ruang terbuka juga menjadi elemen penting dalam desain Japandi.
3. Bohemian (Boho)
Gaya Bohemian, atau Boho, dikenal sebagai gaya yang bebas, santai, dan tidak terikat aturan desain yang ketat. Gaya ini memungkinkan ekspresi pribadi yang maksimal, seringkali memadukan berbagai tekstur, material, dan finishing.
Ciri khasnya adalah perpaduan furnitur vintage, bantal, lampu, dan karpet dengan barang-barang dekoratif berwarna-warni dari berbagai belahan dunia. Ini menciptakan efek yang unik dan personal.
Gaya Boho sangat cocok bagi mereka yang menyukai suasana eklektik dan ingin menampilkan koleksi pribadi mereka. Penggunaan tanaman hias juga sangat umum, menambah kesan alami dan hidup pada ruangan.
4. Gaya Mediterania
Rumah bergaya Mediterania terinspirasi dari arsitektur Italia, Spanyol, dan Yunani, dengan ciri dinding warna netral atau hangat, atap genteng merah bata, serta bentuk bangunan klasik namun santai.
Material alami seperti batu, kayu, dan besi tempa mendominasi, dilengkapi jendela besar, pintu lengkung, dan teras luas untuk cahaya serta udara alami.
Gaya ini identik dengan ruang terbuka seperti courtyard atau taman hijau berbunga, menciptakan suasana hangat layaknya liburan di rumah.
5. Farmhouse Modern (Modern Farmhouse)
Gaya Farmhouse Modern memadukan pesona pedesaan dengan garis-garis bersih kontemporer, menciptakan tampilan yang segar dan nyaman. Ini adalah perpaduan antara elemen farmhouse tradisional dengan sentuhan modern yang minimalis.
Palet warna umumnya netral, seringkali dengan aksen hitam untuk memberikan kontras yang tajam. Material alami seperti kayu dan batu banyak digunakan, memberikan kehangatan dan tekstur.
Elemen modern seperti baja tahan karat dan pencahayaan yang bersih seringkali dipadukan dengan furnitur bergaya pedesaan. Gaya ini menciptakan suasana yang santai, ramah, namun tetap terlihat modern dan stylish.
6. Gaya Mid-Century Modern
Gaya Mid-Century Modern ditentukan oleh daya tarik retro-nya, menampilkan desain furnitur ikonik dari tahun 1950-an dan 60-an. Gaya ini berfokus pada fungsionalitas dan kesederhanaan.
Ciri khasnya adalah penggunaan material seperti kayu jati, kulit, dan plastik, dengan bentuk-bentuk organik dan kaki furnitur yang ramping. Warna-warna cerah sering digunakan sebagai aksen.
Gaya ini sangat populer karena kemampuannya untuk memadukan estetika klasik dengan sentuhan modern yang tak lekang oleh waktu. Ini adalah pilihan yang elegan dan penuh karakter.
7. Industrial
Gaya industrial populer untuk loteng dan gudang yang diubah menjadi hunian, berkat estetikanya yang stylish namun belum sepenuhnya selesai. Ciri khas utamanya adalah penggunaan material mentah yang terekspos, seperti bata, beton, dan logam.
Pipa, saluran udara, dan struktur bangunan lainnya seringkali dibiarkan terlihat, menambah karakter pada ruangan. Furnitur dalam gaya ini cenderung memiliki siluet sederhana dan terbuat dari material yang kokoh.
Palet warna umumnya didominasi oleh abu-abu, hitam, dan putih, dengan aksen warna yang lebih hangat dari kayu atau kulit. Gaya ini menciptakan suasana yang maskulin, kuat, dan modern.
8. Gaya Bauhaus
Rumah bergaya Bauhaus berasal dari aliran desain Jerman awal abad ke-20 yang mengutamakan fungsi di atas dekorasi. Bentuknya sederhana dengan garis tegas, minim ornamen, dan memanfaatkan bentuk geometris seperti kotak atau balok.
Material modern seperti beton, baja, dan kaca menjadi ciri utama, sering dipadukan dengan jendela lebar untuk memaksimalkan pencahayaan alami. Warna yang digunakan umumnya netral, kadang diberi aksen warna primer seperti merah, biru, atau kuning.
Gaya Bauhaus menciptakan rumah yang efisien, rapi, dan terasa lapang. Fokusnya adalah desain praktis yang tetap estetis, memadukan seni dan arsitektur dalam keseharian.
9. Minimalis
Gaya minimalis menganut prinsip "less is more", yang menekankan kesederhanaan, fungsionalitas, dan ketiadaan detail yang tidak perlu. Setiap elemen dalam ruangan minimalis memiliki tujuan dan ditempatkan dengan sengaja, menghindari kekacauan visual.
Palet warna yang sering digunakan adalah monokromatik, seperti putih, abu-abu, dan hitam, yang menciptakan suasana tenang dan fokus. Ini adalah pilihan ideal bagi mereka yang menghargai ketenangan dan kejelasan dalam ruang hidup mereka.
Meskipun sederhana, desain minimalis tidak berarti membosankan. Penggunaan tekstur yang berbeda dan pencahayaan yang tepat dapat menambah kedalaman dan minat pada ruangan. Gaya ini mendorong pemilik rumah untuk hanya menyimpan barang-barang yang benar-benar penting dan bermakna.
10. Tradisional
Rumah bergaya tradisional menonjolkan desain yang hangat, simetris, dan penuh detail klasik. Bentuknya sering terinspirasi dari arsitektur Eropa atau kolonial, dengan fasad yang seimbang dan atap miring.
Material seperti kayu, batu, dan bata menjadi elemen utama, dilengkapi jendela berbingkai, pintu kokoh, serta ornamen dekoratif seperti lis dan ukiran. Warna yang digunakan biasanya netral atau hangat, menciptakan kesan ramah dan timeless.
Gaya ini menawarkan kenyamanan dan keanggunan yang bertahan lama, menjadikannya pilihan favorit bagi yang menyukai nuansa rumah yang familiar dan elegan.
11. Art Deco
Gaya Art Deco berasal dari Prancis pada tahun 1910-an, menampilkan kemewahan, pola geometris yang rumit, dan kesan kemegahan. Gaya ini mencapai puncaknya pada tahun 1920-an dan 1930-an, mencerminkan era kemakmuran dan optimisme.
Furnitur Art Deco sering menggunakan material buatan seperti kaca, plastik, dan baja, dikombinasikan dengan material alami seperti kayu eksotis dan kulit. Desainnya mengutamakan bentuk abstrak dan geometris yang berani.
Palet warna Art Deco seringkali kaya dan dramatis, dengan sentuhan emas, perak, dan hitam. Gaya ini cocok bagi mereka yang ingin menciptakan suasana glamor, mewah, dan artistik di rumah mereka.
12. Kontemporer
Gaya kontemporer adalah pendekatan desain yang terus berkembang, mencerminkan tren dan estetika terkini. Berbeda dengan gaya modern yang lebih kaku, kontemporer lebih cair dan fleksibel, memungkinkan adanya aksen garis lengkung yang tidak ditemukan pada desain modern.
Gaya ini sering menampilkan garis-garis bersih, ruang terbuka, serta perpaduan tekstur berlapis. Elemen alami dan industrial seringkali dipadukan, menciptakan keseimbangan yang menarik.
Palet warna kontemporer umumnya netral, namun seringkali disisipi dengan sentuhan warna cerah untuk memberikan dinamika. Fleksibilitas ini menjadikan gaya kontemporer pilihan populer bagi mereka yang ingin huniannya selalu relevan dengan perkembangan zaman.
13. Transisional
Gaya transisional adalah perpaduan harmonis antara gaya tradisional dan modern, menciptakan tampilan yang seimbang dan lembut. Gaya ini sangat cocok bagi mereka yang merasa desain tradisional terlalu kaku atau desain kontemporer terlalu futuristik.
Ciri-cirinya meliputi palet warna netral yang menenangkan, dengan aksen warna pada aksesori untuk menambah minat. Pencahayaan yang menonjol seringkali menjadi fokus, dengan lampu gantung atau lampu meja yang elegan.
Furnitur dalam gaya transisional memadukan garis melengkung dan lurus, menciptakan siluet yang menarik. Gaya ini menawarkan kenyamanan dan keanggunan tanpa kesan berlebihan, menjadikannya pilihan populer untuk berbagai jenis hunian.
14. Victoria
Rumah bergaya Victoria lahir pada era Ratu Victoria di Inggris abad ke-19, dikenal dengan desain megah, detail rumit, dan bentuk bangunan yang asimetris. Atapnya biasanya tinggi dan curam, dilengkapi menara atau turret yang ikonik.
Fasad rumah sering dihiasi ornamen dekoratif, jendela besar dengan bingkai detail, serta penggunaan warna-warna kaya seperti merah marun, hijau tua, atau emas. Material kayu dan bata banyak digunakan untuk menambah kesan mewah.
Gaya Victoria menciptakan suasana elegan dan dramatis, cocok bagi mereka yang menyukai rumah dengan karakter kuat, sejarah kaya, dan sentuhan romantis.
15. Coastal / Hamptons (Pesisir)
Gaya Coastal atau Hamptons terinspirasi dari suasana pantai dan laut, menciptakan lingkungan yang santai dan nyaman. Tujuan utama gaya desain ini adalah untuk menghadirkan nuansa liburan di rumah Anda.
Ciri khasnya adalah ruang yang terang dan lapang, penggunaan material alami seperti kayu driftwood dan linen, serta warna-warna lembut terutama biru dan putih. Elemen nautikal seperti kerang atau tali sering digunakan sebagai dekorasi.
Gaya ini cocok bagi mereka yang mencintai suasana laut dan ingin menciptakan hunian yang terasa seperti liburan abadi. Kesederhanaan dan kesegaran adalah kunci dalam desain Coastal.
Q&A Populer Seputar Gaya Desain Interior Paling Hits
Apa perbedaan utama antara gaya desain Modern dan Kontemporer?
Gaya Modern lebih kaku dengan fokus pada garis bersih, fungsionalitas, dan palet netral, sementara Kontemporer lebih fleksibel, mencerminkan tren terkini, dan bisa memiliki aksen garis melengkung serta perpaduan tekstur.
Bagaimana cara menentukan gaya desain interior yang paling cocok untuk saya?
Pertimbangkan kepribadian Anda, barang-barang yang sudah Anda miliki, suasana yang ingin Anda ciptakan, dan fungsionalitas ruangan. Jelajahi berbagai inspirasi dan lihat gaya mana yang paling menarik perhatian Anda secara konsisten.
Apakah mungkin memadukan beberapa gaya desain interior dalam satu rumah?
Ya, gaya eklektik dan transisional adalah contoh perpaduan gaya. Kuncinya adalah menemukan benang merah melalui palet warna, tekstur, atau tema untuk menciptakan tampilan yang kohesif dan harmonis, bukan kekacauan.
Material apa yang sering digunakan dalam gaya desain interior populer?
Material bervariasi tergantung gaya: logam, kaca, baja (Modern); kayu, rotan, wol (Skandinavia); bata, beton (Industrial); atau kain mewah seperti beludru (Hollywood Glam). Material alami seperti kayu dan batu sering muncul di banyak gaya.