Liputan6.com, Jakarta - Di tengah ketidakpastian ekonomi global, gejolak pasar, dan laju inflasi yang terus meningkat, investasi pada aset yang stabil menjadi semakin krusial. Logam mulia, khususnya emas dan perak, telah lama diakui sebagai aset "safe haven" atau pelindung nilai yang mampu menjaga kekayaan dari erosi ekonomi. Kemampuan logam mulia untuk mempertahankan nilainya bahkan saat pasar lain ambruk menjadikannya pilihan utama bagi investor yang ingin melindungi daya beli mereka.
Namun, di hadapan dua pilihan investasi logam mulia yang populer ini, banyak investor, baik pemula maupun berpengalaman, seringkali dihadapkan pada kebingungan: mana yang lebih baik untuk diinvestasikan, emas atau perak?
Keduanya menawarkan karakteristik unik dan potensi keuntungan yang berbeda, sehingga keputusan investasi tidak bisa diambil secara sembarangan. Memahami perbedaan mendasar antara keduanya adalah kunci untuk menyesuaikan pilihan investasi dengan tujuan dan profil risiko individu.
Artikel ini hadir sebagai panduan komprehensif yang akan menganalisis secara objektif perbandingan antara investasi emas dan perak. Kami akan menguraikan kelebihan dan kekurangan masing-masing, faktor-faktor pendorong harga, hingga strategi investasi yang sesuai. Tujuannya adalah untuk membantu Anda membuat keputusan yang terinformasi dan memilih investasi logam mulia yang paling tepat untuk mencapai tujuan finansial Anda di tahun 2026 dan seterusnya.
Jadi simak pembahasan selengkapnya berikut ini, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (19/12/2025).
Memahami Karakteristik Investasi Logam Mulia Emas dan Perak
Emas dan perak, meskipun sama-sama dikategorikan sebagai logam mulia, memiliki fungsi ekonomi dan perilaku pasar yang berbeda secara signifikan. Memahami karakter dasar ini penting untuk menentukan instrumen mana yang paling sesuai dengan strategi investasi Anda.
Emas telah dikenal selama berabad-abad sebagai "store of value" atau penyimpan nilai dan aset pelindung kekayaan (safe haven). Reputasinya sebagai aset yang stabil dan tahan terhadap fluktuasi harga, terutama saat kondisi ekonomi global tidak menentu, menjadikannya pilihan utama bagi investor konservatif.
Harga emas cenderung naik saat inflasi tinggi, mata uang melemah, atau terjadi gejolak geopolitik, berfungsi sebagai "jangkar" dalam portofolio untuk menjaga kestabilan kekayaan. Bank sentral di seluruh dunia juga menggunakan emas sebagai cadangan devisa, yang turut memperkuat posisinya sebagai aset global yang diakui.
Berbeda dengan emas, perak memiliki fungsi ganda yang unik: selain sebagai instrumen investasi, perak juga merupakan komoditas industri yang sangat dibutuhkan. Perak banyak digunakan dalam sektor industri seperti elektronik, panel surya, kendaraan listrik, dan perangkat medis karena sifatnya yang memiliki konduktivitas termal dan listrik yang tinggi.
Oleh karena itu, harga perak lebih sensitif terhadap siklus ekonomi dan dinamika permintaan industri global. Ketika permintaan industri meningkat, harga perak dapat naik signifikan, namun dapat turun drastis saat permintaan melemah.
Perbedaan karakter fundamental ini menyebabkan emas lebih bersifat defensif, yang berarti cenderung stabil dan melindungi nilai saat pasar bergejolak. Sementara itu, perak lebih bersifat siklikal dan volatil, menawarkan potensi keuntungan yang lebih besar namun dengan risiko fluktuasi harga yang lebih tajam.
Analisis Mendalam Perbandingan Investasi Emas dan Perak
Memilih antara emas dan perak sebagai investasi logam mulia membutuhkan pemahaman mendalam tentang berbagai aspek perbandingan. Berikut adalah analisis komprehensif untuk membantu Anda membuat keputusan yang tepat:
1. Stabilitas & Risiko
Emas dikenal sebagai aset yang sangat stabil dan memiliki risiko rendah, menjadikannya pilihan ideal bagi investor konservatif yang mencari keamanan dan pertumbuhan nilai yang konsisten. Emas berfungsi sebagai aset defensif yang cenderung menguat saat pasar keuangan bergejolak.
Sebaliknya, perak memiliki volatilitas yang lebih tinggi, yang berarti pergerakan harganya bisa lebih tajam dalam waktu singkat. Ini menawarkan potensi keuntungan yang lebih besar, tetapi juga disertai dengan risiko kerugian yang lebih tinggi.
2. Likuiditas
Emas memiliki likuiditas yang sangat tinggi, artinya sangat mudah untuk dijual dan dibeli di berbagai platform global maupun lokal. Emas merupakan logam mulia yang paling umum digunakan sebagai instrumen investasi, sehingga proses pencairannya menjadi uang tunai lebih mudah dan cepat.
Sementara itu, likuiditas perak lebih terbatas, terutama di Indonesia. Pasar perak lebih sempit dan proses buyback (penjualan kembali) mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menemukan pembeli dengan harga yang ideal.
3. Harga & Aksesibilitas
Harga emas per gram jauh lebih tinggi dibandingkan perak. Sebagai contoh, pada 19 Desember 2025, harga emas Antam berada di Rp 2.483.000 per gram, sementara harga perak Antam pada tanggal yang sama merosot setelah sebelumnya mencapai Rp 40.820 per gram pada 18 Desember 2025. Harga perak yang lebih terjangkau ini menjadikannya pilihan yang lebih mudah diakses bagi investor dengan modal kecil atau pemula.
4. Potensi Keuntungan
Emas menawarkan kenaikan nilai yang relatif stabil dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 8-10 persen per tahun, menjadikannya ideal untuk investasi jangka panjang. Kenaikan harga emas cenderung lambat, membutuhkan waktu minimal 5 tahun untuk mendapatkan keuntungan yang signifikan.
Di sisi lain, perak memiliki potensi persentase kenaikan yang lebih tinggi dalam periode tertentu karena fluktuasi harganya yang lebih cepat. Misalnya, jika emas naik 2 kali lipat, perak bisa naik 3 kali lipat, menjadikannya lebih spekulatif namun dengan peluang keuntungan yang lebih besar bagi mereka yang berani mengambil risiko.
5. Faktor Permintaan
Permintaan emas sebagian besar didorong oleh investasi, perhiasan, dan cadangan bank sentral. Emas juga digunakan di bidang teknologi, tetapi kontribusinya lebih kecil dibanding perak. Perak memiliki keunggulan karena permintaan industri yang kuat. Banyak digunakan di industri elektronik, otomotif, panel surya, dan teknologi energi terbarukan, memberikan nilai tambah unik dan mendorong harganya.
6. Perawatan Penyimpanan
Emas relatif tahan lama dan tidak mudah rusak atau teroksidasi, sehingga perawatannya lebih mudah. Emas memiliki nilai tinggi dalam volume kecil, membuatnya praktis disimpan.
Sebaliknya, perak lebih rentan terhadap oksidasi (mudah kusam atau menimbulkan noda hitam) jika tidak dirawat dengan baik, yang dapat menurunkan nilainya. Perak membutuhkan perawatan khusus dan ruang penyimpanan yang lebih besar dibandingkan emas.
7. Pasar di Indonesia
Pasar emas di Indonesia sangat besar, terdokumentasi dengan baik, dan mudah diakses melalui berbagai saluran seperti Pegadaian, toko emas, dan platform digital. Informasi mengenai harga dan penjualan emas juga mudah didapatkan. Sementara itu, pasar perak di Indonesia masih tergolong lebih kecil, dengan informasi dan tempat jual-beli yang lebih terbatas dibandingkan emas.
Strategi Investasi Logam Mulia: Memilih Emas atau Perak?
Pilihan antara investasi emas atau perak sangat bergantung pada tujuan finansial, horizon waktu, dan toleransi risiko Anda. Tidak ada jawaban tunggal yang mutlak benar, melainkan pilihan yang paling sesuai dengan profil Anda.
PILIH EMAS JIKA:
- Tujuan: Anda mencari proteksi kekayaan, lindung nilai terhadap inflasi, dan investasi jangka panjang (5+ tahun). Emas adalah pilihan utama untuk menjaga nilai aset Anda dari badai ekonomi.
- Profil Risiko: Anda memiliki profil risiko konservatif dan cenderung menghindari gejolak pasar yang tajam. Stabilitas emas memberikan ketenangan pikiran.
- Kondisi: Anda mengutamakan likuiditas tinggi dan kemudahan pencairan aset. Anda juga memiliki modal yang cukup untuk berinvestasi pada harga emas yang relatif tinggi.
PILIH PERAK JIKA:
- Tujuan: Anda mencari potensi pertumbuhan aset yang lebih agresif, diversifikasi portofolio, dan investasi jangka menengah (2-5 tahun). Perak menawarkan peluang keuntungan yang lebih besar dalam periode yang lebih singkat.
- Profil Risiko: Anda memiliki profil risiko agresif dan siap menghadapi volatilitas harga yang lebih tinggi. Anda nyaman dengan fluktuasi pasar yang cepat.
- Kondisi: Anda memiliki modal terbatas dan ingin memulai investasi logam mulia dengan harga per gram yang lebih murah. Anda juga percaya pada tren permintaan industri (teknologi/energi hijau) yang akan mendorong harga perak.
Strategi Hybrid (Rekomendasi):
Daripada memilih salah satu, menggabungkan emas dan perak bisa menjadi strategi investasi logam mulia yang lebih bijak. Emas dapat berfungsi sebagai "penjaga stabilitas" dalam portofolio Anda, sementara perak berperan sebagai "penggerak pertumbuhan".
Dengan kombinasi ini, Anda bisa mendapatkan keseimbangan antara keamanan dan peluang keuntungan. Sebagai contoh, Anda bisa mengalokasikan mayoritas portofolio logam mulia Anda ke emas (misalnya 70-80%) untuk stabilitas, dan sebagian kecil ke perak (misalnya 20-30%) untuk menangkap potensi pertumbuhan yang lebih tinggi. Alokasi ini dapat disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi pribadi Anda.
Panduan Praktis Memulai Investasi Logam Mulia
Setelah memahami perbedaan antara emas dan perak, langkah selanjutnya adalah mengetahui cara memulai investasi logam mulia dengan aman dan efektif.
1. Bentuk Investasi
Anda dapat berinvestasi logam mulia dalam dua bentuk utama: fisik dan digital. Investasi fisik melibatkan pembelian batangan atau koin emas/perak secara langsung. Sementara itu, investasi digital memungkinkan Anda membeli kepemilikan emas atau perak melalui platform online atau tabungan emas, seringkali dengan modal yang lebih kecil.
2. Memilih Produk yang Aman
Sangat penting untuk memastikan keaslian dan kemurnian logam mulia yang Anda beli. Untuk emas, cari produk dengan kadar kemurnian 999.9 (24 karat). Untuk perak, kadar kemurnian yang baik untuk investasi adalah 99.95%. Selalu beli dari penjual atau situs resmi dan terpercaya, seperti PT ANTAM Tbk UBPP Logam Mulia (Logam Mulia Antam) atau Pegadaian. Waspadai penipuan dan pemalsuan, terutama untuk perak yang lebih mudah dipalsukan.
3. Menyimpan dengan Aman
Jika Anda memilih investasi fisik, pertimbangkan opsi penyimpanan yang aman. Untuk jumlah kecil, Anda mungkin bisa menyimpannya di rumah, namun untuk jumlah besar, lebih aman menggunakan safe deposit box di bank atau jasa penyimpanan terpercaya. Jika Anda berinvestasi secara digital, pastikan platform yang Anda gunakan terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk keamanan aset Anda.
4. Memahami Biaya
Setiap investasi memiliki biaya. Dalam investasi logam mulia, Anda perlu memperhatikan spread, yaitu selisih antara harga jual dan harga beli. Spread emas umumnya lebih kecil dibandingkan perak. Selain itu, mungkin ada biaya penyimpanan jika Anda menggunakan safe deposit box atau layanan penyimpanan digital.
Di Indonesia, pembelian emas batangan dikenakan PPh final, dan penjualannya juga bisa dikenakan pajak, serupa dengan aturan pajak untuk perak. Penting untuk memahami regulasi pajak ini sebelum berinvestasi.
Prospek Investasi Logam Mulia di Tahun 2025
Prospek investasi logam mulia di tahun 2025 dan tahun-tahun berikutnya menunjukkan dinamika yang menarik, dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global dan perkembangan industri.
Emas: Diproyeksikan tetap kuat sebagai aset safe haven. Ketegangan geopolitik yang berkelanjutan, kekhawatiran inflasi, dan ketidakpastian pasar keuangan global akan terus mendorong investor untuk mencari perlindungan nilai pada emas. Harga emas spot bahkan sempat mencapai rekor tertinggi USD4.309,82 per ounce pada 15 Desember 2025.
Beberapa analis memperkirakan harga emas bisa mencapai US$4.029 hingga US$4.642 di akhir tahun 2025, bahkan US$5.000 per ounce pada tahun 2026. Di pasar domestik, harga emas Antam pada 19 Desember 2025 berada di Rp 2.483.000 per gram, setelah sempat mencapai rekor Rp 2.487.000 per gram pada 18 Desember 2025.
Perak: Perak diperkirakan akan mengalami momen pertumbuhan signifikan, terutama didorong oleh revolusi industri hijau. Permintaan dari sektor teknologi, energi terbarukan seperti panel surya, dan kendaraan listrik (EV) akan terus meningkat, sementara pasokan relatif terbatas.
Tokoh finansial dunia seperti Robert Kiyosaki bahkan sangat optimis terhadap perak di tahun 2025, memprediksi harganya bisa melesat hingga dua kali lipat dalam jangka waktu dekat karena multifungsinya sebagai aset investasi dan bahan utama teknologi modern.
Harga perak spot sempat naik 2,6 persen ke USD63,61 per ounce pada 15 Desember 2025, setelah mencapai rekor tertinggi USD64,65. Beberapa analis memproyeksikan harga perak dapat mencapai US$47 hingga US$54.37 per troy ons pada akhir tahun 2025.
Baik emas maupun perak tetap relevan sebagai instrumen investasi logam mulia di masa depan, namun dengan narasi yang sedikit berbeda. Emas akan terus menjadi pilihan utama untuk stabilitas dan perlindungan nilai, sementara perak menawarkan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi didorong oleh permintaan industri yang masif.
FAQ
Q: Investasi logam mulia mana yang lebih aman untuk pemula?
A: Emas umumnya lebih direkomendasikan untuk pemula karena stabilitas dan likuiditasnya yang tinggi, memudahkan proses belajar dan mengurangi risiko fluktuasi harga yang tajam.
Q: Apakah perak bisa mengungguli emas dalam hal keuntungan?
A: Bisa, dalam periode tertentu. Perak memiliki volatilitas yang lebih tinggi, yang berarti potensi kenaikan persentase harganya bisa lebih cepat dan lebih besar dibandingkan emas. Namun, potensi kerugiannya juga lebih besar. Emas menang dalam konsistensi pertumbuhan nilai jangka panjang, sementara perak menang dalam potensi spike harga yang lebih agresif.
Q: Manakah yang lebih likuid sebagai instrumen investasi logam mulia di Indonesia?
A: Emas jauh lebih likuid di Indonesia. Pasar perak fisik di Indonesia masih terbatas, dan menjualnya bisa membutuhkan waktu lebih lama untuk menemukan pembeli dengan harga yang sesuai harapan.
Q: Selain emas dan perak, apakah ada logam mulia lain yang layak diinvestasikan?
A: Ada, seperti platinum dan paladium yang juga digunakan secara luas dalam industri otomotif dan teknologi. Namun, akses untuk investor ritel di Indonesia sangat terbatas, dan likuiditasnya cenderung lebih rendah dibandingkan emas dan perak. Emas dan perak adalah pintu masuk utama dunia investasi logam mulia yang paling mudah diakses.
Q: Investasi logam mulia fisik atau digital, mana yang lebih baik?
A: Keduanya memiliki kelebihan. Investasi fisik memberikan kepastian kepemilikan aset berwujud, namun ada risiko penyimpanan dan perawatan. Investasi digital lebih praktis, mudah dibagi, dan cocok untuk investasi rutin dengan modal kecil, serta mengurangi risiko kehilangan fisik. Pilihan terbaik tergantung pada gaya investasi, tujuan, dan preferensi Anda terhadap kepemilikan fisik atau kemudahan transaksi.

10 hours ago
2
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5450753/original/084086000_1766162419-202512119AA_Laga_Untuk_umatera-14.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450746/original/023400300_1766159119-national-773x380.png)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5450737/original/033432100_1766158004-IMG_3186.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5450611/original/042831500_1766150477-IMG_3098.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450351/original/000502800_1766138118-Gemini_Generated_Image_i5zos3i5zos3i5zo_2.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450560/original/071723800_1766147335-IMG-20251219-WA0008.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450458/original/073589600_1766141401-gelang_ibu-ibu_50_tahun.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434814/original/089489900_1764990126-Ular_Welang__Bungarus_fasciatus___Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450159/original/008886300_1766131216-Gemini_Generated_Image_xwsqtgxwsqtgxwsq.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5059398/original/070662400_1734708314-peralta.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450219/original/052032700_1766134317-instasave.website_589812662_18544287751050966_2599828547814656258_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3305410/original/014989400_1606204869-20201124-Penyaluran-KJP-Plus-Tahap-Dua-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450318/original/018612300_1766137076-unnamed__3_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5437448/original/096004900_1765253533-Ide_Jualan____Receh____tapi_Banyak_Dicari_dan_Cepat_Laris_di_Dalam_Gang_Produk_Masakan_Rumahan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5416875/original/004239400_1763473471-InShot_20251118_201720793.jpg)










:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5001271/original/045738300_1731378312-page.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5304794/original/092866600_1754286031-gaya_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347915/original/009314600_1757745786-ChatGPT_Image_Sep_13__2025__01_41_07_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338264/original/048399000_1756968798-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5333667/original/075224800_1756693376-WhatsApp_Image_2025-09-01_at_09.16.06_88b9618c.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339933/original/067743600_1757137253-unnamed_-_2025-09-06T122212.122.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363741/original/074425700_1758961497-Gemini_Generated_Image_5iwydt5iwydt5iwy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339299/original/025399500_1757052533-unnamed_-_2025-09-05T125024.466.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345226/original/041083400_1757522822-WhatsApp_Image_2025-09-10_at_21.04.13.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338093/original/002133400_1756964690-Gemini_Generated_Image_e2yjtbe2yjtbe2yj.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352448/original/090606500_1758098726-Gemini_Generated_Image_zhur86zhur86zhur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5346547/original/050266700_1757611715-1000212638.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339676/original/014879200_1757081736-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-07.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339336/original/027918600_1757053950-Gemini_Generated_Image_g2jz1pg2jz1pg2jz.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363626/original/003041100_1758954707-unnamed__32_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5362760/original/090638300_1758873977-Gemini_Generated_Image_cqeijycqeijycqei.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4958566/original/092051000_1727865780-Mees.jpg)