Keutamaan Puasa Hari ke-17 Ramadan, Jadi Momen Bersejarah bagi Umat Islam

3 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah bagi umat Islam, di mana setiap ibadah yang dilakukan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Salah satu malam yang memiliki keutamaan besar adalah malam ke-17 Ramadan, yang sering dikaitkan dengan peristiwa Nuzulul Quran, yaitu turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Momen ini menjadi tonggak sejarah dalam Islam, karena menandai awal dari penyampaian risalah yang menjadi pedoman hidup bagi umat Muslim.

Tidak hanya menjadi peringatan turunnya Al-Qur'an, malam ke-17 Ramadan juga memiliki berbagai keutamaan bagi mereka yang berpuasa dan menjalankan ibadah lainnya. Salah satu keutamaannya adalah pahala besar bagi yang melaksanakan salat tarawih pada malam tersebut, sebagaimana yang disampaikan oleh beberapa ulama. Selain itu, banyak anjuran dari Rasulullah SAW untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an di malam tersebut sebagai bentuk penghormatan atas peristiwa besar ini.

Namun, masih banyak yang mempertanyakan mengapa Nuzulul Quran diperingati pada malam ke-17, sementara Lailatul Qadar yang juga dikaitkan dengan turunnya Al-Qur'an terjadi pada sepertiga malam terakhir bulan Ramadan. Artikel ini akan mengupas tuntas keutamaan puasa di hari ke-17 Ramadan serta mengungkap makna besar dari peristiwa Nuzulul Quran dalam sejarah Islam.

Promosi 1

Sejarah Nuzulul Quran dan Malam ke-17 Ramadan

Peristiwa Nuzulul Quran menandai turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi awal dari penyampaian risalah Islam kepada umat manusia. Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa wahyu pertama yang diterima Nabi adalah Surat Al-'Alaq ayat 1-5 saat beliau berkontemplasi di Gua Hira, Jabal Nur. Hal ini terjadi ketika Rasulullah SAW berusia 41 tahun.

Para ulama berbeda pendapat mengenai bagaimana Al-Qur'an diturunkan. Sebagian berpendapat bahwa seluruh isi Al-Qur'an diturunkan sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia pada malam Lailatul Qadar, kemudian diturunkan secara berangsur kepada Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun. Pendapat ini didasarkan pada riwayat Ibnu Abbas RA yang menyatakan, "Al-Qur'an yang diturunkan pada Lailatul Qadar keseluruhannya, baru kemudian secara berangsur diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW" (HR. Ath-Thabrani).

Sementara itu, Nuzulul Quran sering diperingati pada malam ke-17 Ramadan karena diyakini sebagai malam di mana wahyu pertama turun kepada Rasulullah SAW. Oleh karena itu, banyak umat Islam yang mengadakan pengajian atau tabligh akbar sebagai bentuk penghormatan terhadap peristiwa ini.

Keutamaan Puasa dan Ibadah di Hari ke-17 Ramadan

Hari ke-17 Ramadan tidak hanya istimewa karena peristiwa Nuzulul Quran, tetapi juga memiliki keutamaan bagi mereka yang menjalankan puasa dan ibadah lainnya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa mereka yang melaksanakan salat tarawih pada malam ke-17 Ramadan akan mendapatkan pahala setara dengan pahala para Nabi.

Selain itu, banyak ulama menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an pada malam ini. Dalam Surat Al-Qadr ayat 1, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan." Ayat ini menjadi pengingat bahwa malam-malam di bulan Ramadan, termasuk malam ke-17, memiliki keutamaan yang besar bagi umat Muslim yang bersungguh-sungguh dalam ibadah.

Keutamaan lainnya adalah doa yang dipanjatkan di malam ini lebih mudah dikabulkan. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Allah SWT membuka pintu langit bagi doa-doa orang yang berpuasa di bulan Ramadan, termasuk pada malam-malam istimewa seperti malam ke-17.

Perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar

Meskipun sama-sama dikaitkan dengan turunnya Al-Qur'an, Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar memiliki perbedaan dalam maknanya. Nuzulul Quran merujuk pada peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, sementara Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan yang terjadi pada sepertiga malam terakhir bulan Ramadan.

Dalam Surat Al-Qadr ayat 3 disebutkan, "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." Artinya, ibadah yang dilakukan pada malam Lailatul Qadar memiliki pahala yang jauh lebih besar dibandingkan ibadah yang dilakukan selama seribu bulan.

Namun, mengingat bahwa wahyu pertama turun pada malam ke-17 Ramadan, banyak ulama yang menganjurkan untuk menghidupkan malam ini dengan ibadah, zikir, dan membaca Al-Qur'an sebagai bentuk penghormatan terhadap peristiwa Nuzulul Quran.

Doa dan Amalan yang Dianjurkan

Di malam ke-17 Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa dan amalan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu doa yang dapat dipanjatkan adalah:

"Ya Allah anugerahilah aku di bulan ini untuk bisa berperilaku yang baik dan kabulkanlah semua hajat dan keinginanku. Wahai yang tidak memerlukan penjelasan dan pertanyaan, wahai yang maha mengetahui apa yang ada di alam ini, anugrahilah sholawat dan salam bagi Muhammad dan keluarganya yang suci."

Selain itu, dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an, melaksanakan salat malam, dan bersedekah sebagai bentuk syukur atas nikmat Ramadan.

Pertanyaan Seputar Keutamaan Puasa Hari ke-17 Ramadan

1. Mengapa malam ke-17 Ramadan istimewa?

Malam ke-17 Ramadan istimewa karena diyakini sebagai malam turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi awal dari penyebaran Islam.

2. Apakah ada keutamaan khusus bagi yang beribadah pada malam ini?

Ya, mereka yang melaksanakan ibadah seperti salat tarawih, membaca Al-Qur'an, dan berdoa akan mendapatkan pahala yang besar, bahkan disebutkan mendapat pahala setara dengan para Nabi.

3. Bagaimana cara menghidupkan malam ke-17 Ramadan?

Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an, melaksanakan salat malam, berzikir, dan bersedekah sebagai bentuk penghormatan terhadap malam ini.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|