Menyelami 5 Manfaat Batubara dan Tantangannya bagi Masa Depan Energi Dunia

Liputan6.com, Jakarta Batubara merupakan salah satu sumber energi paling tua yang masih memainkan peran vital dalam kehidupan modern. Dari pembangkit listrik hingga industri berat seperti baja dan semen, keberadaan batubara telah menjadi fondasi pembangunan ekonomi di berbagai negara. Dalam konteks global, batubara masih menyumbang lebih dari sepertiga kebutuhan listrik dunia. Menurut Society for Mining, Metallurgy & Exploration (SME), sekitar 36% listrik dunia masih dihasilkan dari pembangkit berbahan bakar batubara.

Meski banyak negara mulai beralih ke energi terbarukan, kenyataannya, di negara berkembang batubara masih menjadi solusi utama untuk mengatasi kemiskinan energi. Lebih dari 860 juta orang di dunia belum memiliki akses terhadap listrik yang layak, dan batubara dianggap sebagai jalan cepat untuk menyediakan energi yang terjangkau. Namun di sisi lain, penggunaan batubara sering kali dikaitkan dengan dampak lingkungan yang cukup serius, terutama terhadap emisi karbon dan perubahan iklim.

Menurut SME (Coal’s Importance to the World), batubara adalah bahan bakar fosil yang terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengalami tekanan dan panas selama jutaan tahun. Kandungan utamanya adalah karbon, hidrogen, dan oksigen, yang menjadikannya sumber energi padat dengan efisiensi tinggi. Liputan6.com akan mengulas secara mendalam manfaat batubara, sekaligus membahas pro dan kontra penggunaannya, serta bagaimana manusia dapat memanfaatkannya secara bijak di tengah tantangan perubahan iklim global.

Salah satu manfaat batubara yang paling utama adalah sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Sekitar 36% listrik global berasal dari batubara, menjadikannya sumber energi paling banyak digunakan di dunia. Di Amerika Serikat sendiri, hampir seperempat listrik nasional dihasilkan dari pembangkit batubara domestik. Biaya energi yang dihasilkan dari batubara relatif lebih rendah dibandingkan sumber energi lain, sehingga banyak negara dengan ekonomi menengah dan berkembang masih mengandalkan batubara untuk menjaga stabilitas harga energi.

2. Penopang Industri Baja dan Semen

Dalam industri, batubara berperan penting sebagai bahan bakar sekaligus bahan reduktor dalam pembuatan baja. Jenis yang digunakan disebut coking coal atau metallurgical coal, yang berfungsi untuk mengubah bijih besi menjadi baja. Selain itu, sekitar 90% energi yang digunakan di industri semen dunia juga berasal dari batubara. Setiap satu ton semen membutuhkan sekitar 200–450 kg batubara. Tanpa batubara, industri konstruksi global akan mengalami kesulitan besar.

3. Bahan Baku Produk Modern

Selain untuk energi dan industri berat, batubara juga memiliki manfaat dalam pembuatan berbagai produk turunan. Menurut World Coal Association (WCA), batubara digunakan untuk menghasilkan karbon aktif (untuk filter air dan udara), serat karbon (untuk pesawat dan mobil), serta silikon metal (untuk pelumas, kosmetik, dan peralatan listrik). Bahkan, bahan kimia seperti amonia, fenol, dan benzena yang dihasilkan dari batubara digunakan dalam pembuatan pupuk, sabun, obat, dan plastik.

Menurut data SME, antara tahun 1990 hingga 2010 sekitar 1,7 miliar orang memperoleh akses listrik berkat pemanfaatan batubara. Di negara-negara berkembang seperti India dan Indonesia, batubara berperan besar dalam memperluas jaringan listrik ke daerah terpencil, meningkatkan taraf hidup, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.

5. Kontribusi Ekonomi dan Lapangan Kerja

Industri batubara memberikan kontribusi ekonomi yang besar, terutama di wilayah pedesaan dan tambang. Di Amerika Serikat, industri ini mempekerjakan sekitar 150.000 pekerja langsung dan menghasilkan lebih dari 500.000 pekerjaan tambahan secara tidak langsung. Nilai ekonominya mencapai 26 miliar dolar AS per tahun, menurut National Mining Association.

Pro dan Kontra Penggunaan Batubara

Seiring meningkatnya kesadaran lingkungan, penggunaan batubara menghadapi perdebatan yang tajam.

Kelebihan Batubara:

• Ketersediaan melimpah dan stabilitas harga. Cadangan batubara dunia cukup untuk produksi hingga lebih dari 130 tahun mendatang.
• Sumber energi yang dapat diandalkan. Pembangkit listrik berbahan bakar batubara dapat beroperasi secara terus-menerus, memberikan pasokan listrik stabil tanpa tergantung cuaca.
• Pendorong pembangunan ekonomi. Batubara berperan besar dalam meningkatkan lapangan kerja dan infrastruktur di negara berkembang.

Kekurangan Batubara:

• Dampak lingkungan. Menurut Energy4me, pembakaran batubara merupakan sumber utama emisi karbon dioksida (CO₂) yang mempercepat pemanasan global. Selain itu, penambangan batubara dapat menyebabkan erosi tanah, polusi air (akibat acid mine drainage), dan hilangnya habitat hewan.
• Kesehatan manusia. Paparan debu batubara dapat menyebabkan penyakit paru-paru dan gangguan pernapasan pada pekerja tambang dan masyarakat sekitar.
• Ketergantungan energi fosil. Ketergantungan berlebihan pada batubara menghambat perkembangan energi bersih yang lebih berkelanjutan.

Namun, menurut jurnal Social and Economic Costs and Benefits of Coal oleh Galina Williams (2021), meskipun dampak negatifnya nyata, batubara masih menjadi pilihan ekonomis di banyak negara karena efisiensi biaya dan ketersediaannya. Tantangannya adalah mengurangi emisi dan dampak lingkungan melalui teknologi bersih.

Menghadapi tantangan perubahan iklim, solusi bukanlah meninggalkan batubara sepenuhnya, melainkan menggunakannya secara bijak dan efisien. Menurut World Coal Association, teknologi High Efficiency, Low Emissions (HELE) dan Carbon Capture and Storage (CCS) dapat mengurangi emisi CO₂ hingga 2 gigaton per tahun secara global. Teknologi ini memungkinkan pembangkit listrik berbahan bakar batubara menghasilkan energi dengan efisiensi tinggi sambil menekan gas buang.

Selain itu, peningkatan rehabilitasi lahan bekas tambang menjadi kawasan hijau, pembangunan fasilitas pengolahan air asam tambang, dan penerapan sistem daur ulang limbah tambang juga menjadi langkah penting dalam mengurangi dampak ekologis. Pemerintah dan industri perlu bekerja sama dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan serta melakukan transisi energi secara bertahap tanpa mengorbankan kebutuhan ekonomi masyarakat.

1. Apa saja jenis batubara yang digunakan di dunia?

Ada empat jenis utama: antrasit, bituminus, sub-bituminus, dan lignit. Masing-masing memiliki kadar karbon dan nilai energi berbeda.

2. Mengapa batubara masih digunakan meski mencemari lingkungan?

Karena batubara murah, mudah didapat, dan mampu menyediakan energi stabil dalam skala besar, terutama di negara berkembang.

3. Apa dampak terbesar batubara terhadap lingkungan?

Pembakaran batubara menghasilkan emisi CO₂ yang berkontribusi pada perubahan iklim, serta polusi air dan tanah akibat aktivitas penambangan.

4. Bagaimana cara mengurangi dampak negatif batubara?

Dengan penerapan teknologi clean coal, seperti carbon capture and storage (CCS), penggunaan batubara efisien (HELE), dan rehabilitasi area tambang.

5. Apakah batubara bisa digantikan sepenuhnya oleh energi terbarukan?

Secara bertahap mungkin bisa, namun saat ini energi terbarukan belum mampu menggantikan pasokan energi batubara secara penuh di negara-negara berkembang.